Jelang Closing Ceremony Asian Games 2018, Jokowi Ingin Terbang Naik Motor Lagi

MOJOK.CO – Presiden Jokowi akui bangga dengan prestasi olahraga Indonesia dalam ajang Asian Games 2018. Selain itu, Jokowi juga akui ingin terbang naik motor lagi. 

Detik-detik Closing Ceremony Asian Games 2018 di Jakarta-Palembang akan diselenggarakan sebentar lagi. Pada kesempatan tersebut Presiden Jokowi menyampaikan kebahagiannya karena pelaksaan ajang olahraga terbesar se-Asia ini bisa berjalan sukses.

Apalagi pada event empat tahunan ini, Indonesia selaku tuan rumah berada di urutan ke-4 dengan perolehan 31 medali emas. Menjadi negara terbaik di regional Asia Tenggara mencatatkan prestasi terbaik yang pernah diraih segala cabang olahraga Indonesia sepanjang masa.

“Kita tahu semuanya, nanti sore Asian Games akan ditutup, tapi rasanya kita ingin melakukan upacara pembukaan Asian Games lagi. Saya ingin naik motor lagi dan terbang ke udara. Saya ingin ada tambahan 31 medali emas lagi. Saya juga ingin terus melihat Merah Putih dikibarkan dan lagu Indonesia Raya terus dikumandangkan,” kata Jokowi.

Kebahagiaan Jokowi ini cukup beralasan. Selain pembukaan spektakuler dan dirinya mendapat panggung yang begitu menarik perhatian dengan mengendarai sepeda motor untuk masuk ke Gelora Bung Karno, capaian kontingen Indonesia juga sangat membanggakan.

“Saya kira bukan rakya saja yang terkejut, tapi dunia juga terkejut dengan perolehan sejarah yang kalian ciptakan. Karena memang sebelumnya kita di Asian Games sebelumnya kita meraih 4 medali emas, kemudian melompat jadi 31 emas,” tambah Jokowi.

Kalimat ini disampaikan Jokowi kepada para atlet yang berhasil meraih medali. Pada acara di Istana Negara pada Minggu (2/9) beberapa atlet mendapat bonus dari Pemerintah yang diberikan langsung oleh Jokowi. Uniknya, penyerahan bonus itu diberikan melalui cara unik karena simbolisasi pemberian bonus berbentuk sebuah buku tabungan atas nama atlet.

Sayangnya, keinginan Presiden Jokowi sepertinya tidak akan bisa dilakukan lagi seperti pada Opening Ceremony Asian Games 2018. Sebab, Jokowi memilih untuk mendampingi para korban bencana di Lombok dan menonton Closing Ceremony Asian Games 2018 bersama masyarakat yang sedang didera musibah ketimbang datang langsung ke GBK.

Di sisi lain, Jokowi juga menyampaikan bahwa dirinya tidak rela jika ada bagian dari bangsa Indonesia mencibir atau mencemooh prestasi Indonesia hanya karena status tuan rumah.

“Saya tidak rela ada yang mencemooh prestasi saudara-saudara dikatakan sebagai tuan rumah diuntungkan. Semua yang jadi tuan rumah pasti diuntungkan. Semua, bukan hanya kita saja, tapi kalau nggak ada prestasi ya kalah,” tambah Jokowi.

Tanggapan ini bisa jadi merupakan buntut dari munculnya komentar beberapa orang yang menyindir prestasi olahraga Indonesia di ajang Asian Games 2018. Salah satu yang santer terdengar adalah tanggapan dari Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo, pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Melalui akun twitternya, Roy Suryo menyebut:

Agaknya Roy Suryo ingin rakyat Indonesia tidak lupa bahwa dirinya tidak kalah berprestasi ketimbang Imam Nahrowi yang sekarang menjabat sebagai Menpora. Sebelumnya Roy Suryo juga sempat menyebut melalui kicauannya bahwa 31 emas ini sebenarnya target realistis karena posisi Indonesia sebagai tuan rumah.

Sayangnya, kicauan ini malah jadi blunder yang cukup empuk karena tidak relevan membandingkan ajang sebesar Asian Games dengan SEA Games atau bahkan Islamic Solidarity Games. Bahkan anak di akademi sekolah sepak bola di Dusun Demak Ijo, Sleman, saja bakal bisa membedakan mana yang lebih bergengsi antara Asian Games dengan SEA Games.

Dari hal tersebut maka bisa dipahami jika Jokowi menegaskan tidak rela kepada siapapun yang telah mencemooh prestasi atlet. “Tuan rumah siapapun saya tidak rela kata-kata seperti itu. Karena saya tahu perjuangan saudara-saudara, saya tahu kerja keras lari sana lari sini, karena saya tahu prestasi saudara-saudara adalah buah dari kerja keras,” tambah Jokowi di hadapan para atlet penerima medali. (K/A)

Exit mobile version