5 Alasan Kaesang Pangarep Cocok Bekerja di Mojok

MOJOK.CO Kalau sudah lelah berbisnis, bolehlah Kaesang Pangarep bergabung dengan Mojok. Ada beberapa alasan kuat yang mendukung gagasan ini, kok!

Lupakan dulu politik. Lupakan dulu pekerjaan kita beberapa bulan belakangan yang gampang tersulut emosi dan decak keheranan mengamati dua pasang capres-cawapres di Pilpres 2019 lalu. Kalau ada hal terdekat dari calon presiden atau calon wakil presiden yang bisa kita telusuri tanpa harus repot-repot pusing dengan dunia politik, saya sarankan kamu-kamu sekalian memilih sebuah nama yang tidak asing: Kaesang Pangarep.

Putra bungsu Presiden Jokowi ini, selain dikenal sebagai pemilik lini bisnis produk makanan pisang nugget-nya, juga dikenal sebagai partner seimbang balas-balasan mention dengan Gibran, putra sulung Jokowi. Sementara itu, sekitar 261 intel dari Mojok Institute konon telah mamata-matai Kaesang dan merumuskan premis bahwa Kaesang Pangarep diramalkan cocok-cocok saja bekerja di Mojok (siapa tahu lagi bosan jadi Presiden Pisang dan mahasiswa), dengan 5 alasan berikut ini:

1. Lagi di Jogja

Dalam rangka Lebaran, Presiden Jokowi dijadwalkan mengunjungi area Solo dan Jogja hingga Sabtu (8/6) lalu. Ikut dalam kunjungan ini adalah Kaesang, meski dalam foto-foto yang beredar ia lebih mirip sebagai paspampres karena badannya yang berotot.

Tapi, yah, poinnya memang cuma satu: Kaesang (pernah) ada di Jogja, dan kantor Mojok ada di Jogja. Ini adalah hal dasar yang paling dasar yang bisa menjadi alasan kenapa Kaesang cocok kerja di Mojok!!!!1!!!1!111!!!!

2. Tahan Hujatan

Meninggalnya Ani Yudhoyono tempo hari lalu justru menjadi momen sorotan netizen pada Kaesang Pangarep. Ia kedapatan melayat dengan pakaian yang netizen sebut “kurang pantas” karena mengenakan celana “jin” ketat yang menampakkan lekukan bokong. Alhasil, kalau saat itu kamu nge-scroll akun profilnya Kaesang, kamu mungkin akan menemukan kira-kira 371918 hujatan yang ditujukan padanya.

Tapi tenang saja: ini justru menjadi alasan lain kecocokan Kaesang dan Mojok. Sebagai media, caci maki sudah jadi salah satu makanan bagi Mojok, mulai dari dikatain kafir, pro-LGBT, sampai pro PKI. Yaaah, pokoknya dalam hal ini, Kaesang dan Mojok bisa saling memahami dan men-support, laaah~

3. Berbaju Hitam

Dalam berbagai kesempatan, Kaesang tampak mengenakan pakaian berwarna gelap. Bahkan, foto profilnya sendiri pun menampakkan dirinya yang berkaus hitam dan ini sungguh sangat Mojok!!!11!!!

Loh, loh, loh, memangnya kenapa?

FYI, kalau kamu-kamu main ke kantor Mojok, saya yakin kamu akan menyepakati bahwa kebanyakan kru Mojok mengenakan pakaian berwarna hitama, baik berupa kaus, jaket, ataupun hoodie. Mau apa pun motif dan desainnya, pokoknya warna hitam. Lengan panjang atau pendek, pokoknya warna hitam. Nggak percaya? Nih, perhatiin sendiri di sini.

4. Aktif di Media Sosial

Seperti yang telah disebutkan, Kaesang Pangarep adalah partner yang cukup kuat dalam adegan balas-balasan mention di Twitter dengan kakaknya, Gibran. Ia juga kerap me-retweet cuitan orang yang mengunggah foto dengan produk Sang Pisang miliknya, atau bahkan menanggapi komentar netizen, mulai dari yang normal hingga yang absurd.

Poin inilah yang mendorong kecocokan berikutnya. Mojok, tentu saja sebagai media yang ingin berkembang, bermaksud untuk menguasai lini masa media sosial 200 juta penduduk Indonesia—alias ingin menjadi akun kesukaan masyarakat untuk mendapatkan konten-konten yang menarik. Dengan bantuan Kaesang Pangarep, sepertinya Mojok bakal mulus menjalani keinginan yang satu ini~

5. Selera Humor yang…

Kalau kamu adalah penikmat twit Kaesang, kamu tentu bakal familier dengan caranya menanggapi komentar netizen. Tak jarang, ia membalas dan membuat tweet yang “lucu”, meski harus kita akui bahwa selera humornya cukup—maaf, Kaesang Pangarep—receh.

Alih-alih menanggapi hanya dengan “wkwkwk” atau “hahaha”, Mojok bisa menjadi partner perkembangan jokes yang cukup baik untuk Kaesang, yaitu dengan tanggapan berupa nilai bagi setiap lelucon yang keluar dari Kaesang. Twit semacam “3/10” atau “-27133/10000” adalah contoh bentuk penilaian humor dari Mojok Institute yang telah teruji.

Yah, dalam hal ini, bisalah Kaesang dan Mojok saling melengkapi, nggak kayak kamu dan pacarmu. Eaaa~

Exit mobile version