Yang Boleh dan Tidak dalam Lamaran Kerja dan Interview, Menurut Orang yang Biasa Ngurus Rekrutmen

Jurusan IPS SMA.MOJOK.CO

Ilustrasi peluang studi dan kerja jurusan IPS (Mojok.co)

MOJOK.COSeberapa pun skillful-nya kamu, kalau kamu melakukan sejumlah kesalahan tertentu pas lamaran kerja dan interview, kamu bisa tersingkir dari bursa pelamar. Sebaliknya, sejumlah nilai tertentu bisa bikin kamu terpilih walau CV nggak mentereng-mentereng amat.

Ngelamar kerja itu seni tersendiri. Kamu nggak bisa berpatok pada list “daftar pertanyaan interview kerja” atau semata mengandalkan “cara bikin CV” yang kamu comot dari Google. Template yang beredar di internet gitu kadang bisa menghilangkan sentuhan pribadi yang mungkin aja justru jadi nilai plus kamu.

Seni melamar kerja ini agak relatif. Tapi masak sih nggak ada yang general? Buat memastikan itu, Mojok coba nanya-nanya tiga orang yang biasa terlibat proses rekrutmen di perusahaan masing-masing untuk tahu gaya dan pendapat mereka ketika menghadapi lamaran kerja.

Tiga orang yang kami tanyai adalah Managing Editor VICE Indonesia Ardyan M. Erlangga, Vice President of User Acquisition Pluang.com Putri Fitria, dan staf Human Resources Hipwee.com Armando Yuniar Radityawan. Ardyan dan Armando bekerja di industri media, sedangkan Putri di perusahaan platform teknologi finansial yang menyediakan berbagai produk investasi online.

Sebagai orang yang sehari-hari ngurusin tim redaksi, Ardyan mesti terlibat dalam rekrutmen… staf redaksi. (Halo, ya iya lah.) Kalau dalam bahasa Ardyan, “Kan aku calon user.” Wawancara sama Ardyan adalah salah satu tahapan tes rekrutmen staf redaksi di VICE Indonesia. Putri yang berpengalaman mewawancarai lebih dari 100 calon pekerja, sebelum bergabung dengan Pluang telah merintis dan mengelola redaksi situs web parenting Theasianparent Indonesia. Jadi sebagai peringatan, artikel ini lebih cocok dibaca buat calon pelamar di industri media. Oya, cerita mereka semua di bawah ini sudah diolah lagi biar enak dibaca. Yuks cussss.

Ardyan M. Erlangga, VICE Indonesia

Tentang email lamaran kerja yang baik dan isi CV yang ideal di mata perekrut

 Yang paling penting dari surat lamaran kerja adalah cover letter (surat yang jelasin kenapa kamu daftar kerjaan tersebut). Dua sampai empat paragraf pengantar kenapa kalian melamar. Jangan body text email kosong terus langsung attach CV, transkrip nilai, copy ijazah. Ngapain. Ibarat masuk rumah orang, ngasih barang yang nggak berguna, terus langsung pergi.

Sayangnya, email lamaran kerja hit and run gitu masih banyak banget, padahal materi menulis lamaran kan diajarkan di sekolah/kampus, seingatku. Proporsi yang kutemui email lamaran kerja nggak jelas gitu bisa 1:4.

Lalu, subject email yang sewajarnya saja. Ada beberapa berusaha standout tapi jadinya malesin, kayak, “Kalian pasti menyesal tidak mempekerjakan saya.” Nyatanya tidak tuh, Mas, hehehe.

Lalu, apa yang membuat lamaran kerja menarik buat calon user? Setidaknya dari pengalaman VICE, ini beberapa kriterianya:

  1. Lengkap sesuai permintaan kami. Ada cover letter, CV, nggak perlu ijazah, contoh tulisan dilampirkan, ide liputan juga.
  2. CV nggak perlu yang warna-warni banget. Kami nggak cari desainer grafis, itu ada lowongannya sendiri. Karena kami mencari jurnalis/penulis, maka karakter tulisan bisa terbaca dari CV, cover letter, dan contoh tulisan yang pernah dipublikasikan sebelumnya.
  3. Ijazah dan asal kampusmu tidak penting di industri media. Kami ingin tahu karaktermu dan sudut pandangmu dalam memandang dunia.
  4. Makin paham soal brand VICE, makin dipertimbangkan. Lagi-lagi itu terlihat dari cover letter dan contoh tulisan. Ini standar lah. Masak melamar ke satu posisi tapi tidak tahu sama sekali gambaran job description atau rekam jejak perusahaannya. Ada yang melamar untuk posisi staf penulis, tapi pengalaman kerjanya di bidang pemeliharaan mesin pabrik. Dan dia tidak menjelaskan kenapa dia merasa cocok kerja di VICE sama sekali.
  5. Pengalaman itu tidak harus kerja di satu lembaga selama kurun tertentu lho ya. Ini sering disalahpahami. Pengalaman freelance bisa dihitung (atau justru sangat kami perhitungkan). Itu, sekali lagi, bisa tampak dari contoh tulisan yang dikirimkan.

Melampirkan ijazah dan transkrip nilai itu nggak penting. Kenapa aku harus tahu nilaimu A,B atau malah D di mata kuliah umum Pengantar logika atau Makroekonomi? Transkrip nilai itu yang paling tidak kubaca. Kalau kamu aktif di kampus, sering jadi panitia/freelance apa gitu, justru itu nilai tambah yang lebih oke buat dijual ke perusahaan.

Oh, sama jangan pernah naruh semua attached file email lamaran kerja dalam format .zip atau .rar. Masak kami harus download CV dan tetek bengekmu dulu. Perilaku jelek kayak gitu makin ngetren tuh: ngasih cover letter seadanya, terus semua di-rar. Attach biasa aja kenapa sih?

Ada juga yang sok misterius, nggak ngasih semua persyaratan yang diminta sesuai iklan lowongan, tapi terus bilang, “Itu belum semua lho. Silakan kontak saya kalau mau tahu lebih lanjut.” Nga, Bang, makasih.

Soal interview kerja

Jangan menghubungi pihak yang dilamar secara langsung lewat japri hanya karena kalian kenal. Tolong professional. Lalu, jangan terlambat datang ke lokasi wawancara.

Aku selalu nanya ini ke pelamar saat interview, “Apa yang menurutmu masih kurang dan masih bisa dikembangkan lagi dari produk kami?” Jawaban anak yang niat dan cerdas karena riset serius soal calon perusahaan, terlihat dari situ.  Kami suka calon karyawan yang mengerjakan tugasnya dengan baik, bahkan sebelum dia diterima.

Nanya gaji pas interview bukan dosa. Justru, nanya gaji, tunjangan, dan fasilitas itu hak. Jadi sering-seringlah bertanya. Tapi ya nggak perlu kecewa kalau target gajimu ternyata nggak sama dengan yang ditawarkan perusahaan incaran. Pakai akal sehat aja. Level manajerial pasti gajinya lebih tinggi dari yang entry level untuk fresh graduate, atau untuk posisi yang cuma butuh pengalaman 2-3 tahun. VICE sih termasuk kompetitif dalam menggaji karyawan, mungkin di atas standar industri. Jadi wajar kalau kami pilih-pilih.

Kalau kamu pengin ngelamar VICE, gini: VICE ini perusahaan dengan citra hipster dan edgy. Tapi tidak perlu memaksakan diri. Jadi diri sendiri aja dan buktikan kualitasmu lewat karya yang pernah kamu hasilkan selama ini.

Putri Fitria, Pluang.com

Tentang email lamaran kerja yang baik dan isi CV yang ideal di mata perekrut

CV yang ideal menurutku isinya menjelaskan dua hal: kamu siapa dan sudah berbuat apa. Maka, email lamaran kerja yang bagus harus memuat data pengalaman kerja dan portofolio. Kamu udah bikin karya apa aja sih? Kalau yang dilamar adalah posisi manajerial, lampirin sekalian presentasi yang jelasin pertumbuhan yang udah kamu hasilkan di perusahaan sebelumnya.

Jadi, nanti pelamar kerja ngirim email yang isinya dua dokumen. Satu, tulisan yang jelasin dia siapa dan kenapa dia mau bekerja di perusahaan ini. Cukup satu halaman aja. Kedua, portofolio dan/atau presentasi yang jelasin pengalaman dan apa-apa yang udah dia lakuin di kerjaan atau tempat kerja sebelumnya. Kalau ini, 100 halaman juga bakal kulihatin semua.

Buatku, nilai dan asal kampus nggak penting. Tapi ini berlaku untuk industri atau kerjaan yang sifatnya kreatif sih. Di Pluang sekarang, misal aku butuh orang yang ngerti finance, latar belakang pendidikan jadi penting. Jadi soal kampus dan nilai ini, tergantung posisinya juga.

Yang jelas, dalam email lamaran kerja, subject dan body email harus terisi dan jelas. Misal ada salah tik, nggak apa-apa kalau kerjaannya bukan soal nulis. Tapi kalau yang aku rekrut editor, perkara ini masuk penilaian. Aku nggak terlalu cerewet kalau attached file lamarannya pake file .zip atau .rar. Tapi mendingan di-upload terpisah atau pakai folder di cloud sekalian sih.

Soal interview kerja

Pas interview, aku akan berusaha cari tahu orang ini pinter apa nggak, nalarnya jalan apa nggak. Dia nggak harus jadi yang paling ahli dalam bidangnya, yang penting dia mau bekerja keras dan fleksibel karena kami sering kerja di luar jam kerja. Banyak orang di timku yang mulai dari nol dan akhirnya “jadi”. Cara berpikir itu, sekali lagi, penting.

Selain itu kepribadian. Aku kalau ngerekrut orang, suka ngajak mereka ketemuan di luar. Kalau misal dia susah diajak ketemu, itu bisa jadi tanda kalau dia nggak mau kerja keras atau ribet. Kecuali dia nggak bisa ketemu dengan alasan yang masuk akal. Aku pernah kok wawancara orang, ngajak dia ketemu di-cancel sampai tiga kali, tapi akhirnya tetap aku rekrut.

Pas wawancara, aku juga akan uji dia orangnya baperan apa nggak kalau dapat feedback. Ini juga poin penting.

Bagus sekali kalau si pelamar udah riset dulu perusahaan yang dia hadapi ini gimana. Aku juga pasti nanya, apa yang dia udah tahu soal perusahaan ini. Dari pertanyaan ini, aku bisa nilai kepribadiannya juga. Kalau dia belum tahu, ya sebaiknya jujur aja.

Kalau ada hal yang menurutku terlarang dilakukan, itu adalah menjelek-jelekkan tempat kerja lama atau bos sebelumnya. Menurutku ini malah cermin kalau kepribadian si pelamar kurang baik. Soal gaji, aku nggak masalah kalau pelamar nanya, tapi aku belum pernah nemuin karena aku biasanya nanya dulu, gaji lama dia berapa dan aku sebutin range gaji di perusahaanku.

Aku suka banget kalau ada pelamar yang nanya soal budaya di calon tempat kerja barunya. Artinya dia peduli sama kultur kerja. Orang yang nanya gini biasanya bukan tipe orang yang suka baper dan ngegibahin kantor.

Kalau kalian mau ngelamar kerja ke Pluang, aku saranin untuk tetap pede meski nggak punya prestasi wah. Yang penting latar belakangnya nyambung dan kamu bisa jelasin dengan baik kamu akan berbuat apa di perusahaan ini. Sama satu lagi: plis jangan kirim email lamaran kerja yang annoying.

Armando Yuniar Radityawan, HR Hipwee.com 

Tentang email lamaran kerja yang baik dan isi CV yang ideal di mata perekrut

Hal paling menarik di CV yang menarik perhatianku adalah foto dan deskripsi singkat tentang diri. Jangan pasang pas foto plis, itu boring, kecuali kamu emang diminta. Dari data diri, itu pengantar pertama yang paling singkat buatku menilai, dia emang yang dibutuhin apa nggak. isi data diri itu ibarat kamu lagi jualan ke HR. Dan jangan lupa untuk mencantumkan tujuan hidup.

Beberapa kesalahan yang sering terjadi dalam surat lamaran kerja: nggak nyantumin nomor telepon, pasang foto agak vulgar atau menghadap belakang, dan nggak mengisi body email.

Soal interview kerja

Dalam wawancara kerja, aku cuma punya dua hal yang jadi pertimbangan. Pertama, kepribadian. Kedua, kecocokan dia dengan kantor ini. Tapi pertanyaan dari HR jelas bakal beda dengan pertanyaan dari user (orang yang nanti akan berinteraksi intens dengan pekerja).

Misal kamu wawancara dengan HR dan user sekaligus, nggak perlu menebak mana HR, mana user. Jawab jujur dan sesuai diri sendiri aja. HR yang bagus bisa menilai apakah kamu “memalsukan: jawaban.

Hal biasa kalau orang wawancara kerja terus grogi. Nggak apa-apa. Kamu cukup pegang dua hal, sikap dan kejujuran. Tujuan wawancara tuh sebetulnya untuk mencocokkan apakah CV-nya sesuai dengan skill orangnya asli. Dan itu diukur dari sejauh mana kamu bisa bercerita soal apa yang kamu cantumkan di CV.

Oh ya, aku sebel banget sama orang yang email lamaran kerjanya ngasih file di-zip 🙁

BACA JUGA Contoh Pertanyaan Interview Kerja yang Sering Muncul dan Tips Menjawabnya dan artikel lainnya di POJOKAN.

Exit mobile version