Urgensi Panggilan Sayang dan Kenapa Kita Dipanggil “Bebeb” atau “Sweety”

MOJOK.CO Kenapa panggilan sayang digunakan dalam hubungan romantis? Kenapa harus panggil-panggil ‘Ay’ atau ‘Beb’ hanya demi bilang ‘I love you’???

Sewaktu saya belum pernah pacaran dan masih cupu (sekarang juga masih cupu, sih, tapi kayaknya udah naik level setengah persen), saya suka heran sama teman yang hobi gonta-ganti pacar. Selain kemampuannya memikat lelaki dan move on dengan cepat, saya salut juga dengan keahliannya menciptakan panggilan sayang kepada partner asmaranya. Mula-mula ia memanggil dengan sapaan umum seperti Mas, lalu berkembang menjadi Beb, Ay, Yank (pakai ‘k’, ya!), Ndut, Pah, Ayah, hingga Abi.

Ya, ya, ya, silakan tertawa sekarang—paling-paling kamu sedang menertawakan masa lalumu juga, kan?

Fenomena penggunaan panggilan sayang ini tidak pernah tidak ditemui dalam kehidupan sehari-hari, khususnya pada hubungan romansa dua insan manusia yang dimabuk cinta, baik yang pacaran maupun yang sudah resmi menjadi suami dan istri. Yang jadi pertanyaan, sebenarnya apa, sih, urgensi pemakaian panggilan sayang ini??? Apakah karena seseorang mengaku mencintai orang lain ia jadi harus menciptakan panggilan sayang dan menggunakannya 24/7 di manapun mereka berada??? Apakah sebuah hubungan terlihat seperti ‘hubungan yang sebenarnya’ hanya jika ada panggilan sayang yang harus diucapkan keras-keras biar semua orang denger???

Ternyata o ternyata, kemesraan dan intimasi yang ditunjukkan oleh mereka—para pejuang panggilan sayang—bukan sekadar omong kosong tanpa manfaat. Harvard Law School pernah mengadakan studi untuk mencari tahu efek dalam perilaku dan keputusan seseorang terkait dengan pemberian panggilan sayang. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa:

1. Panggilan sayang memunculkan perasaan positif yang mampu menenangkan pikiran.

2. Meski kerap dianggap aneh dan lebay, panggilan sayang nyatanya berpengaruh baik pada hubungan.

3. Dari 100 ribu pasangan yang diteliti, terdapat 76 persen yang mengaku bahagia karena memiliki panggilan sayang. Hal ini menunjukkan bahwa panggilan khusus dapat menjadi simbol kedekatan dan pentingnya hubungan.

Melihat ketiga urgensi panggilan sayang di atas, rasanya wajar-wajar saja kalau banyak pasangan di dunia, termasuk kamu dan pacarmu (kalau punya), memutuskan untuk memanggil dengan nama tersendiri. Tapi ingat—pastikan kamu menggunakan nama spesial yang elegan dan tidak pasaran. Biar apa? Ya biar spesial, gimana sih?!

1. Ay, Beb, Say, Yank

Jenis-jenis orang yang menggunakan panggilan semacam ini adalah tipe orang yang NMR alias Nggak-Mau-Repot. Daripada mikirin nama-nama lain yang lebih spesifik (misalnya ‘Mickey Mouse’, karena pasangan selalu terlihat ceria seperti Mickey), mereka cenderung memilih nama panggilan paling mudah dan umum: Ay, Say, Yank dari kata Sayang, serta Beb, Bae dari kata Baby.

Apakah panggilan sayang ini terlalu sederhana dan menunjukkan bahwa penggunanya orang yang membosankan? O, belum tentu.

Tapi, bisa aja, sih. Hehe.

2. Calon Suamiku/Calon Istriku

Pada beberapa kasus, orang yang pacaran bisa saja memiliki kepercayaan diri yang tingginya melebihi Burj Khalifa. Pada hubungan yang tidak menentu dan tidak ada jaminan, mereka justru bermimpi tinggi akan menikah dan menjadi suami-istri selamanya, tanpa ada halangan dan mimpi buruk apa pun.

Tapi, sebodo amat dengan nasihat-nasihat itu. Bagi para bucin alias budak cinta, keyakinan diri ini sejalan dengan panggilan sayang yang telah mereka ciptakan sendiri: Calon Suamiku dan Calon Istriku, diikuti dengan emoticon penuh kasih sayang berbentuk hati. Padahal, panggilan ini sendiri sesungguhnya merupakan panggilan paling munafik awang-awang di dunia.

Hadeeeeeh, Dik, good luck, ya!

3. Bodohku, Gendutku, Pesekku, Jelekku

Ada tipe-tipe orang pacaran yang membuat saya bingung, termasuk orang-orang ini. Bukannya menghujani diri dengan pujian yang menyenangkan—apalagi setelah seharian berkutat dengan pekerjaan yang padat—mereka justru memanggil satu sama lain dengan ucapan yang maknanya cenderung negatif: Bodohku, Gendutku, Pesekku, Jelekku, Bau Badanku, Upilku, dan lain sebagainya.

Pertanyaannya, memang situ nggak emosi, ya, kalau lagi capek seharian, PMS, dan nggak enak badan, tapi tiba-tiba ditelepon dan disapa:

“Hai Gendut, lagi apa?”

[!!!!!!11!!!!1!!!]

Tapi, yaaah, mungkin mereka ini memang bukan penganut prinsip ‘ucapan adalah doa’, jadi hal ini cukup normal bagi mereka~

4. Sweety, Pumpkin, Dedek

Sebuah penelitian pernah menyebutkan bahwa penggunaan panggilan sayang erat kaitannya dengan masa kanak-kanak seseorang. Dalam suatu keadaan, seseorang bisa saja memberikan panggilan lucu dan imut pada pasangannya, termasuk sapaan Dedek, Pumpkin, atau Sweety, karena mereka…

…ingin kembali pada kenangan masa kecil yang membuat mereka merasa nyaman dan aman.

Uh, pengin bilang ‘Iya banget,’ tapi saya nggak tahu rasanya dipanggil Dedek sama pacar :(((

5. Horcrux-ku, Kantong Ajaibku, Waifuku

Jenis panggilan sayang kelima adalah panggilan yang telah tercampuri dengan kegemaran penggunanya. Saya, misalnya, pernah dengan PD-nya menyebut seseorang sebagai horcrux karena saya menggemari serial Harry Potter. Dalam kisah ini, horcrux adalah potongan jiwa yang diawetkan.

Niatnya, sih, saya pakai panggilan itu biar lebih romantis. Tapi, saya lupa sesuatu: setiap kali horcrux hancur atau dihancurkan, pemilik jiwanya pun ikut melemah sampai jatuh.

Jadi, yaaa, kalau si horcrux ini tiba-tiba pergi dan menghancurkan hubungan cinta, saya pun…

…ah, sudahlah. Males.

Exit mobile version