Sebut Soeharto Guru Korupsi? Halah, Beraninya Bilang Kok Waktu Zaman Jokowi

MOJOK.CO – Apa Basarah dan Pembenci Orba itu nggak sadar kalau Soeharto yang dituduh Guru Korupsi itu merupakan sosok yang telah memakmurkan Cendana, eh, Indonesia?

Rasanya geregetan gimana gitu deh mendengar Wasekjen PDIP, Ahmad Basarah yang menyebut junjungan terbesar rakyat Orde Baru Indonesia sebagai guru korupsi. Berani-beraninya dia nyebut junjungan kami, Yang Mulia Terhormat Soeharto sebagai koruptor. Gurunya koruptor lagi.

“Jadi guru dari korupsi Indonesia sesuai TAP MPR Nomor 11/1998 itu mantan Presiden Soeharto,” kata Basarah pada 5 Desember silam.

Maaf ya, bukan gimana-gimana, sebagai pengagum Soeharto yang selalu merakyat, tidak pernah otoriter memimpin pemerintahan, tidak pernah ngotot berkuasa selama 32 tahun, tidak pernah mewajibkan PNS maupun ABRI memilih Partai Golkar, sampai rela mundur dari kursi presiden karena demo rakyat, kami tidak rela junjungan kami disebut guru korupsi.

Untungnya Wakil Bendahara DPP Partai Berkarya, Purwanto Yudhonagoro, sudah mewakili suara kami. “Justru era saat ini itu marak KKN, maaf saja, Kanan Kiri Nyolong. Korupsinya sudah vertikal horizontal,” kata beliau.

Kita bicara fakta aja deh kalian para pembenci zaman Orba. Coba sekarang kami tanya, memangnya pernah Soeharto dipakaikan rompi oranye sebagai tersangka KPK? Nggak pernah kan?

Masih belum puas? Sekarang kami tanya, pernah nggak Mbak Tutut, Gus Tommy Soeharto, juga mengalami nasib kayak Setya Novanto atau Nazaruddin gitu? Nggak pernah kan?

Kalau pun pernah masuk bui, Gus Tommy juga dipenjara bukan karena kasus korupsi kok, tapi kasus pembunuhan. Itu kan beda, Bong. Nggak bisa jadi ukuran yang bisa disamakan dong mantan narapidana pembunuhan sama pelaku korupsi. Idih, dasar IQ 200 sebaskom.

Misalnya kalian mendebat tidak Xiomi to Xiomi karena di zaman Pak Soeharto belum ada pemberantasan korupsi, oleh karena itu wajar kalau perilaku korupsi tidak kelihatan pada zaman itu, ya mari kita cari dulu titik ketemunya. Semua urusan kan bisa dibicarakan baik-baik. Tinggal berani berapa. Eh.

Lagian, pada era itu, mark up dana sampai uang pelicin memang bukan korupsi kok. Itu legal. Banyak kok yang melakukannya karena memang secara aturan hal itu diabaikan diperbolehkan sama negara. Yang nggak boleh itu kalau rakyat kritis ke pemerintahan. Nah, yang begitu yang lebih bahaya ketimbang uang pelicin dan mark up. Bijimana sih?

Apalagi, sesuai arahan Caleg dari Partai Berkarya punya Gus Tommy, “Itu hanya oknum-oknum yang melakukan korupsi, bukan berarti Pak Harto yang menyuruh. Kalau individu-individu kan tanggung jawabnya masing-masing,” kata Purwanto dilansir dari detik.

Betul itu, itu semua cuma oknum, termasuk soal korupsi di semua lembaga pemerintahan. Itu semua oknum kalau ketangkep. Tapi kan nyatanya tidak pernah ada tuh koruptor di zaman Soeharto yang ditayangin live di televisi. Apalagi sampai Operasi Tangkap Tangan (OTT) ala KPK yang sok-sokan itu. Masuk ke Dunia Dalam Berita atau diumumin Pak Harmoko saja nggak pernah zaman segitu.

Tuduhan ini sebenarnya merupakan upaya-upaya menggagalkan keinginan kami agar negara ini bisa makmur kembali seperti zaman Orba. Hidup tenteram karena nggak berani protes apa-apa, barang-barang murah meski yang punya motor dalam satu kampung cuma satu atau dua keluarga, mau bikin surat-surat resmi tinggal bayar bisa cepet, PNS nyoblos ke TPS sudah pasti nyoblos apa. Wah, benar-benar hidup damai lah pokoknya.

Kalau ada yang merasa hidup pada zaman Orba itu nggak enak ya itu mereka yang punya niat memberontak aja sih sebenarnya, atau keturunan kuminis, atau mungkin orang yang terlalu kritis aja. Apa-apa kok harus transparan, harus diaudit, harus tertib, harus terbuka. Enak aja.

Idih, kalian ini emang sok jagoan aktivis Reformasi ’98 semua deh. Yang namanya keuangan negara pada zaman Orba itu aurat. Harus ditutup-tutupin. Nggak boleh dong dibuka sembarangan. Enak aja kalian cuma rakyat biasa kok sok-sokan mau mengontrol negara. Emang kalian siapa? Cuma pembayar pajak negara aja belagu.

Untungnya, Ahmad Basarah yang menyebut Soeharto sebagai guru korupsi itu sudah berhasil kami kriminalisasikan. Tinggal tunggu waktu aja itu si Basarah dipanggil sama kepolisian, lalu nama baik Soeharto akan bersih dengan sendirinya nanti. Amin.

Apa Basarah dan pembenci Orba itu nggak sadar kalau Soeharto merupakan guru bangsa yang telah melakukan banyak pembangunan yang bisa memakmurkan Cendana, eh, Indonesia?

Seperti jalan tol di area Jawa, lalu ada mobil nasional Timor, sampai dengan masuknya PT Freeport ke Papua. Kalau dibilang tol punyanya Mbak Tutut, mobil Timor yang nguasai sahamnya Gus Tommy, ya itu bukan KKN namanya, tapi merupakan bukti kecintaan bapak sama anak-anaknya aja. Sama seperti kecintaan Soeharto kepada para rakyatnya yang ikhlas dipaksa memilih beliau sepanjang 32 tahun jabatannya pada masa itu.

Sebagai penutup, buat kamu-kamu yang suka ngritik-ngritik Soeharto, apalagi sampai menyebut ideologi kami sebagai ideologi korupsi jangan main-main ya. Kami bisa kok polisikan kalian satu demi satu. Lha wong selama bertahun-tahun kami udah ahli waktu junjungan kami berkuasa, apalagi cuma melaporkan ke polisi. Ini mah sepele banget buat kami.

Lagian kalian berani bilang gitu waktu jamannya Jokowi. Coba kalau berani, bilang saat junjungan kami masih berkuasa waktu itu. Berani nggak? Nggak berani kan? Halah, dasar cupu.

Exit mobile version