Seandainya Kontingan Indonesia di Asian Games adalah Politisi

Keberhasilan Lalu Muhammad Zohri menjadi juara dunia setelah meraih emas di nomor sprint 100 meter Kejuaraan Dunia Atletik U-20 di Finlandia beberapa waktu yang lewat benar-benar membuka mata kita betapa olahraga dan politik adalah dua hal yang sangat susah untuk dipisahkan.

Keberhasilan Zohri mendadak banyak digunakan sebagai bahan gimmick-gimmick politik. Para politisi, pejabat pemerintahan, sampai pejabat-pejabat partai politik berlomba-lomba untuk memuat ucapan selamat lengkap dengan gambar mereka.

Para politisi memang kebanyakan tidak becus dalam olahraga, mungkin itulah kenapa, mereka banyak menggunakan keberhasilan atlet sebagai gimmick politiknya.

Nah, masih soal olahraga dan politik, mumpung masih dalam suasana Asian Games yang akan dihelat bulan mendatang di Jakarta dan Palembang, Mojok Institute berusaha untuk membuat pengandaian Asian Games versi politisi.

Mojok mencoba membayangkan seandainya ada kontingan olahraga yang khusus diikuti oleh para politisi, tentu bakal seru jadinya.

Bayangan kami ternyata terlalu jauh dan terlalu menggembirakan, sebab ternyata, kami menyadari, banyak politisi Indonesia yang sebenarnya berbakat dalam dunia olahraga.

Siapa sajakah mereka?

Dayung (Susi Pudjiastuti)

Urusan olahraga air, utamanya dayung, bisa kualat Mojok Institute jika tidak memasukkan nama yang satu ini: Susi Pudjiastuti.

Sama seperti berkuda bagi Prabowo, mendayung bagi Susi Pudjiastuti bukan sekadar olahraga, melainkan gaya dan jalan hidup. Dalam setiap kesempatan, kita bisa melihat berkali-kali aktivitas Susi saat mendayung.

Perahu dayung bagi Susi sudah seperti satu tarikan napas. Lha gimana, di saat orang lain ngopi di kedai kopi, Bu Susi bisa santai ngopi di atas perahu dayung.

Berkuda (Prabowo Subianto)

Rasanya, tak ada politisi lain yang lebih otoritatif dan lebih agresif dalam urusan berkuda selain Prabowo.

Bayangkan, politisi yang lain mungkin hanya menjadikan berkuda sebagai olahraga biasa, sedangkan Prabowo, ia menjadikannya sebuah gaya hidup, atau bahkan, jalan hidup.

Prabowo adalah tokoh yang total dalam menggeluti dunia berkuda. Ia tercatat memelihara lebih dari 80 ekor kuda, dan semuanya bukan kuda biasa, bahkan beberapa kuda miliknya berharga sampai Rp3 miliar per ekor.

Tak heran jika kemudian Prabowo begitu paham nglothok urusan berkuda, sampai-sampai, ia menjadikan berkuda sebagai bagian dari aktivitas politiknya. Saat kampanye, Prabowo berkuda. Saat pengumuman penting, Prabowo berkuda. Saat mengikuti Rakornas, Prabowo berkuda. Bahkan, saat menjamu Jokowi, ia juga berkuda.

Berkuda adalah Prabowo, Prabowo adalah berkuda.

Lompat Jauh (Ali Mochtar Ngabalin)

Berada di kubu yang sangat kontra Jokowi, dan kemudian berpindah menjadi orang yang dekat bahkan masuk dalam lembaga yang dekat dengan Jokowi. Tak ada yang meragukan kemampuan lompat jauh seorang Ali Mochtar Ngabalin.

Memanah (Jokowi)

Urusan memanah, jelas Jokowi jagonya. Ia adalah sosok yang sejak Kecil begitu terobsesi ingin punya keterampilan dan keahlian dalam bidang panahan.

Saat menjadi presiden, Jokowi semakin terhadap panahan. Ia rajin dan tekun berlatih memanah. Jokowi giat berlatih panahan di bawah bimbingan pelatihnya, Muhammad Rizal Barnadi.

Kiprahnya di dunia memanah tak diragukan lagi, ia bahkan sempat mengikuti Kejuaraan Panahan Bogor Open I pada tahun 2017 lalu.

Dalam dunia “panahan politik”, Jokowi malah lebih mentereng lagi, ia bukan lagi membidik sasaran melalui busur panahnya, namun sasarannya yang datang sendiri mendekati anak panahnya.

Lari (Setya Novanto)

Kami yakin, semua sudah pada mengerti.

Exit mobile version