Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Ribetnya Jadi Orang Islam yang Dinamai Pakai Nama Sanskerta Menyerupai Dewa-Dewi Hindu

Prima Sulistya oleh Prima Sulistya
7 Oktober 2019
A A
nama sanskerta ceramah ustaz syafiq riza basalamah nama anak nama hindu nama islam ganti nama masalah gara-gara nama

nama sanskerta ceramah ustaz syafiq riza basalamah nama anak nama hindu nama islam ganti nama masalah gara-gara nama

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Berlandaskan semangat Ketuhanan Yang Maha Esa, Ustaz Syafiq Riza Basalamah menyarankan orang Islam dengan nama Sanskerta berbau dewa-dewi Hindu ganti nama.

Demi Tuhan, kenapa setiap bulan selalu saja ada keributan soal nama di Internet Indonesia. Bulan lalu sudahlah artis Franda yang emosi berat nama Zylvechia yang disandang putrinya dijiplak oleh penggemar, kali ini potongan ceramah Ustaz Syafiq Riza Basalamah yang jadi perkara.

Ceramah Ustaz Basalamah ini menyerang banyak pemilik atau keluarganya orang yang punya nama Wisnu, Sri, dan Pertiwi. Berikut saya ketikkan ulang perkataan sang ustaz dalam potongan ceramah tersebut.

“Dan ingat! Ada satu bahasa yang sering diungkapkan oleh beberapa manusia, beberapa insan, yang sebenarnya tidak boleh, yaitu dewi pertiwi atau bumi pertiwi. Pertiwi itu dewi penguasa Bumi. Kalau kita ngomong bumi pertiwi, berarti kita meyakini ada Tuhan selain Allah Subhanahu wa ta’ala. Karena kita tahu, orang-orang selain Islam, mereka memiliki beberapa tuhan, bahkan mereka ada dewi… dewi padi, siapa namanya? Sri. Ibu-ibu ada yang namanya Sri? Diganti itu. Sri itu dewi padi. Ketika kita ngomong, Sri Rahayu, kita [perkataan Ustaz tidak jelas], maka tadi ada yang namanya Wisnu, mudah-mudahan cepat diganti nama.”

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Video Kajian Da’i Ahlussunnah (@instadakwahvideo) on Sep 28, 2019 at 9:46pm PDT

Bagaimana menanggapi seruan kepada orang Islam untuk mengganti nama Sanskerta yang terhubung dengan dewa-dewi Hindu semacam ini?

Sebagai orang dengan nama Sanskerta yang walau tidak otomatis kehindu-hinduan dan kedewa-dewaan, saya punya aspirasi tentang perkara ini.

Saya sendiri tak tahu apa arti nama saya yang lain. Yang saya tahu, nama depan saya, Prima, dimaksudkan untuk menandai bahwa saya ini anak pertama. Saya nggak tertarik cari tahu setelah orang tua saya suatu kali menceritakan sejarah nama saya. Lagian nama itu membuat saya bertahun-tahun jadi korban gojek kere guru-guru sekolah saya yang berhumor rendah

“Sekarang, Astrea Prima, silakan maju ke depan dan jawab soal nomor 2.”

Hati saya menangis mendengar becandaan garing seperti itu.

Orang tua saya menyambut kelahiran anak pertama mereka dengan bertengkar hebat sampai mengeluarkan kata “cerai” hanya karena tidak bisa bersepakat saya mau dinamai apa-apa. Masing-masing dari mereka punya pilihan nama sendiri.

Iklan

Untuk menyelamatkan rumah tangga seumur jagung mereka, saya yang bayi merah dibawa ke rumah paman dan bibi ayah saya. Kakek dan nenek saya itulah yang memberi saya nama.

Nafsu mencari arti nama Sanskerta saya juga hilang setelah saya tahu sejarah nama adik ketiga saya, Devi. Devi adalah ejaan asli untuk kata Dewi yang sudah dijawakan. Apakah ia dinamai begitu karena ayah saya punya aspirasi kehindu-hinduan yang menyelip di iman Islam-nya? Nggak juga. Makna nama Devi as simply as singkatan “Adek Afi”. Dia dinamai Devi karena kakaknya, adik saya nomor dua, bernama Afi.

Kreatif. Bangat.

Saya rasa, sangat mungkin orang tua menamai anaknya Pertiwi, Wisnu, Sri, Dewi, Devi, Laksmi, Ganesa, Saraswati, Rama, Krisna, Kresna, Agni, Surya, dan seterusnya, dan seterusnya hanya karena merasa nama-nama itu keren, enak disebut, dan terdengar seperti nama-nama bangsawan, tanpa mengerti sama sekali bahwa itu nama-nama dewa Hindu.

Ataupun kalau ngerti, mereka cuma merasa nama itu keren, tanpa bermaksud menduakan tuhan. Mau menduakan Tuhan macam apa, aktualnya orang tua teman-teman masa kecil saya yang bernama Wisnu, Dewi, dan Pertiwi toh tetap sama kerasnya dalam menyuruh kami berangkat ngaji di TPA.

Wisnu Prasetya Utomo, teman saya yang pengamat media itu, bahkan tahun ini diajak kakak dan orang tuanya berangkat umrah.

Jadi, terlepas dari semua kerepotan yang orang tua sudah limpahkan kepada kita akibat nama yang mereka berikan, biarkanlah apa yang sudah terjadi, tetap terjadi. Mari kita tinggalkan masa lalu untuk fokus menatap masa depan.

Sebab, kalau masalah ini kita besar-besarkan, saya takut perilaku semacam ini akan ditiru oleh kelompok lain yang tak kalah ekstremnya dalam hal anti-antian.

Mereka adalah kelompok Kiri ekstrem. Dan ini saya alami sendiri dengan pacar saya yang membanggakan diri sebagai seorang stalinis.

Dalam cakap-cakap halu ketika saya dan dia sedang sama-sama bosan, kami kadang membicarakan rencana nama anak(-anak) kami. Walau kami masih berdebat akan punya anak berapa, sementara adik saya pesimistis saya akan menikah dengannya mengingat kelakuan saya yang tiap tahun ganti pacar, obrolan itu lumayan menyenangkan.

Sampai kami masuk ke usulan-usulan nama.

Semua nama yang saya usulkan ditolak.

Alasannya? Berkisar dari “nama itu terlalu feodal”, “nama itu seperti nama tuan tanah”, “nama itu seperti nama borjuis”, dan seterusnya, dan seterusnya.

“Kalau semua-semua kamu tolak, lalu anaknya nanti kita namai apa, Yang?” tanya saya.

“Iosif.”

Demi Tuhan, dia mau namai anak saya pakai nama depan Stalin.

Sampai dia mencabut usulan itu, saya sudah sangat yakin, saya nggak akan nikah sama dia. Sekali tidak, tetap tidak.

BACA JUGA Nasib Punya Bapak Nggak Kreatif, Kasih Nama Anak Cuma Satu Kata dan Njawani atau artikel Prima Sulistya lainnya.

Terakhir diperbarui pada 8 Oktober 2019 oleh

Tags: nama anaknama hindunama islamvideo viral
Prima Sulistya

Prima Sulistya

Penulis dan penyunting, tinggal di Yogyakarta

Artikel Terkait

snaptik mojok.co
Kilas

Cara Gunakan Aplikasi Snaptik, Download Video Viral TikTok Tanpa Watermark

2 Januari 2023
Oknum Polisi Menyuruh Wartawan Bicara ke Pohon Mojok.co
Hukum

Menyuruh Wartawan Bicara ke Pohon, Anggota Polsek Kembangan akan Dihukum 

2 September 2022
Nama Saya Vagina, Nama Aneh dan Vulgar yang Bikin Luka Batin MOJOK.CO
Esai

Nama Saya Vagina, Nama Aneh dan Vulgar yang Bikin Luka Batin

30 Desember 2021
Pojokan

Saran untuk Atta Halilintar yang Bingung soal Nama Anak

23 Oktober 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Sayonara, JogjaROCKarta.MOJOK.CO

Sayonara, JogjaROCKarta

8 Desember 2025
UNY Bikin Liar, Ketulusan Dosen UAD Bikin Saya Jadi Tertib MOJOK.CO

Pengalaman Saya Kuliah di 2 Kampus Terbaik Jogja: Menjadi Liar di UNY, Menikmati Kasih Sayang Dosen dan Menjadi Mahasiswa Tertib di UAD

8 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Lagu Sendu yang Mengiringi Banjir Bandang Sumatera Barat MOJOK.CO

Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat

6 Desember 2025
Bahayanya Cadangan Pangan Beras Jika Tak Dikelola Saat Bencana Sumatra. MOJOK.CO

Pentingnya Cadangan Pangan Beras di Daerah agar Para Pimpinannya Nggak Cengeng Saat Darurat Bencana

8 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.