Path, Media Sosial yang Tutup Bersama Kenangan Mantan Kekasih

MOJOK.CO Meski terkesan menyedihkan, tutupnya Path juga sebenarnya menjadi kelegaan besar bagi sebagian orang.

Media sosial Path dikabarkan tutup. Berita ini telah menyebar melalui berbagai media massa dan mengundang keterkejutan netizen.

Pada unggahan tangkapan layar yang beredar, Path menuliskan “The Last Goodbye”, atau yang berarti “selamat tinggal yang terakhir”. Selain, ikon-ikon khasnya yang berjajar, media sosial yang identik dengan warna merah ini juga memberi keterangan soal penyesalan mereka karena harus berhenti beroperasi.

Lebih detail, pesan yang tertulis pada pesan yang beredar adalah: “Kami dengan sangat menyesal harus menginformasikan kepada Anda bahwa Path akan segera berhenti beroperasi. Silakan kunjungi situs ini untuk detail terkait proses restore/refund.”

Namun hingga saat ini, aplikasi Path masih bisa di-install dan diakses oleh penggunanya. Pesan terakhir tadi pun tidak dimunculkan dalam notifikasi pengguna (atau, belum?). Yang jelas, fitur-fitur yang ada masih bisa digunakan seluruhnya.

Meski masih memunculkan tanda tanya, kabar ditutupnya Path jelas menjadi tamparan keras bagi sesepuh media sosial, khususnya pada tahun 2012 hingga 2014. Tak sedikit orang bersedih karena harus kehilangan momen-momen panjat sosial pertama kali di medsos. Apalagi, Path tergolong media sosial paling perhatian: mulai dari aktivitas bangun tidur (I’m Awake), check in ke tempat nongkrong, mendengarkan lagu tertentu, menonton film tertentu, membaca buku tertentu, unggah foto maupun status, sampai tidur lagi (Go to Sleep) pun seluruhnya difasilitasi. Mantap, kan?

Tapi, meski terkesan menyedihkan, tutupnya Path juga sebenarnya menjadi kelegaan besar bagi sebagian orang…

…khususnya mereka-mereka yang punya mantan dengan masa-masa pacaran rutin di-update ke Path.

[!!!!!11!!!!11!!!!!]

Ya, ya, ya, I feel you, sobat-sobat yang pernah patah hati. Di zaman dulu sekali, Instagram Story belum ada—artinya, kita hanya bisa pamer pacaran lewat Path.

Sekali lagi, Path adalah media sosial dengan fitur yang lengkap. Tak heran, aktivitas pacaran bisa terlaksana dengan baik, misalnya:

1. jalan-jalan dikit sama pacar, langsung update di Path; check in di Kafe Anu atau Kafe Itu, sambil melengkapi opsi I’m with dan I’m at,

2. ada film baru, langsung nonton sama pacar, tapi tidak lupa update sampai muncul tulisan Watching Blablabla,

3. berantem sama pacar sampai galau, lalu berusaha memberi kode soal gejolak hati ini lewat fitur Listening Blablabla,

4. mengawasi tidur dan bangunnya pacar lewat update yang dia buat dengan fitur I’m Awake dan Go to Sleep,

5. jangan lupakan juga segudang foto yang setiap hari kita upload dengan caption-caption manis yang mengundang pengguna lain memberi emot-emot reaksi,

6. untuk semua update yang kita lakukan, kita bisa tahu apakah pacar sudah melihat update yang kita lakukan atau belum—lalu kita mewajibkannya untuk nge-love semua update, dan

7. setiap kali berpindah kota, Path memungkinkan pengguna menampilkan update bertuliskan Arrived in (nama daerah). Jika profil pacar memunculkan update ini, kita pun bisa langsung “mencecarnya” dengan memilih reaksi yang tersedia: “Take a photo!”, “Where are you?”, maupun “What are you up to?”. Pokoknya, kejar terus!

Dengan semua kenorakan-kenorakan kenangan alias moment yang terbilang cukup banyak jumlahnya itu, tentu menjadi PR besar bagi kita untuk menghapusnya satu per satu ketika hari menyedihkan itu datang: kita harus putus dengan si pacar—atau kini sebaiknya kita sebut sebagai mantan.

Bayangkan; dari tahun 2012, 75% update yang kita lakukan di media sosial ini adalah update pacaran!!! Scroll dikit, ada namanya!!! Scroll lagi, ada fotonya!!! Ah, alay menyebalkan sekali, bukan???

Untuk itulah, kabar tutupnya Path—meski mengejutkan dan mengharukan—membawa kelegaan luar biasa bagi kita. Setidaknya, dengan begini—mau tak mau—kita bakal merelakan mantan pergi dari kehidupan kita selamanya.

Udah ikhlas, kan, sekarang?

Exit mobile version