Panduan Praktis Menyerang Pemenang Pemilu 2019

pemilu 2019 curang MOJOK.CO

MOJOK.COSelepas pukul 15.00, pada tanggal 17 April 2019, KPU baru akan mengumumkan hasil hitung cepat pemilu 2019. Masih ada waktu untuk berburu diskonan, kan?

Akhirnya, hari yang dinantikan tiba juga. Coblosan pemilu 2019! 17 April 2019! Banyak rakyat Indonesia yang sudah tidak sabar menantikan pemilu 2019. Tidak sabar pamer bekas tinta di Instagram dan grup wasap keluarga biar dikira yang paling peduli dengan Indonesia, lalu bergegas berburu diskonan. Lumayan lho, bisa dapat diskon thai tea 20 persen atau cumi bakar beli satu dapat dua.

Setelah mencoblos dengan riang gembira, pakai “seragam” supaya terlihat ikut ramai-ramai meng-anu-kan TPS, kamu harus sabar untuk menunggu hasil penghitungan cepat. KPU sudah menegaskan kalau pengumuman hasil penghitungan cepat pemilu 2019 baru boleh diumumkan setelah pukul 15.00 sore. Jadi, kalau selesai nyoblos pukul 10.00 kamu masih punya cukup waktu untuk belanja berburu diskonan.

Nah, belanja dulu, senang-senang dulu. Nggak papa kok seperti itu. Nggak tahu soal film Sexy Killers itu nggak masalah. Itu kan masalah warga di pulau lain yang tanahnya diembat untuk PLTU dan masalah batu bara. Bukan masalah kalian. Masalah kalian itu pamer di medsos dan grup wasap keluarga sambil nge-share jokes bapak-bapak yang, alih-alih bikin keteawa, tapi malah bikin emosi jiwa itu.

Menjelang sore nanti, hati-hatilah dengan kesehatan mental. Was-was jagoannya kalah itu nggak papa, tapi jangan sampai jadi stres dan depresi. Nah, supaya tidak terjebak dalam situasi seperti itu, lebih baik kalian menyiapkan diri untuk melakukan serangan kepada pemenang pemilu 2019 yang bukan jago kalian.

Warga kan coraknya begitu untuk satu tahun terakhir. Waktu sehari-hari dihabiskan untuk kempanye, untuk saling menyerang. Nggak peduli dengan politikus yang tetap bisa ketawa-ketawa dengan mesra, rokokan bersama dengan gembira, dan bertukar canda dengan lepas di balik layar televisi. Rakyat bertengkar sih mereka bodo amat, yang penting dapat suara.

Demi keberlanjutan hobi rakyat Indonesia untuk tubir soal politik, kami menyusun tiga saran. Sederhana saja, karena sudah terjadi selama ini. Intinya adalah persiapan. Ingat dengan pepatah amat Victoria curam atau ‘victory loves preparation’ atau ‘kemenangan bergantung kepada persiapan’.

Persiapan untuk menyerang pemenang pemilu 2019 bisa dimulai dengan teknik klasik, yang disebut sebagai TSM atau Terstruktur, Sistematis, Masif. Kalian masih ingat, bukan, pada Pilpres 2014 yang lalu? Ketika Prabowo kalah dari Jokowi? Ingat, kan?

Ketika ramai-ramai sidang di MK, istilah itu muncul dan menjadi viral. Kubu yang kalah merasa sudah terjadi kecurangan yang TSM. Yang ketika mencoba dibuktikan dengan sidang MK, tuduhan itu lenyak di udara. Kecurangan tidak berhasil dibuktikan.

Namun bukan itu yang penting. Yang penting adalah teriak dulu kalau saat ini sudah terjadi situasi yang sama. Dan, ini asiknya, teknik ini bisa juga digunakan juga oleh cebong ketika Jokowi kalah dari Prabowo. Pakai juga data pendamping seperti terjadi kecurangan di beberapa TPS di Australia dan Eropa di mana orang sudah mengantre tapi tetap tidak bisa mencoblos.

Pakai saja dulu, urusan benar atau tidak ya masalah belakangan. Pokoknya terlihat kritis dan kaya data saja dulu. Kayak biasanya itu, lho. Kalian kan sudah ahli. Nggak usah sok terinspirasi begitu.

Cara kedua adalah mengombinasikan cara pertama dengan tambahan ayat-ayat suci di semua agama. Bukan terbatas di satu agama saja ya. Nanti dikira sedang nganu-isasi. Ayat-ayat “agamis” itu bakal menambah sensasi “paling benar”. Ini resep kuno sebenarnya, tapi masih ampuh. Coba tanya Ahok. Ehehehehe….

selama satu tahun terakhir ini, semua yang berbau “agamis” kan terlihat paling benar. Apalagi kalau bisa mendatangkan massa dalam jumlah besar. Pakai seragam satu warna dan pasang tampang garang. Kalau nggak berani turun di jalan, ya pakai ranah media sosial. Kan kalian juga sudah terbiasa galak di Twitter atau Instagram, tapi mewek ketika diajak tatap muka.

Cara ketiga agak ribet tapi efektif, terutama kamu semua yang punya followers Twitter dalam jumlah banyak. Jadi, bikin akun anonim, lalu beli follower robot. Kalau bisa yang agak banyak biar kelihatan meyakinkan. Nah, setelah sudah, bikin THREAD ndakik-ndakik yang sudah kamu jadwalkan tayang setelah hasil penghitungan cepat diumumkan KPU.

Setelah THREAD itu tayang, tunggu 30 menit sebelum kamu quote twit atau re-twit. Kalau bisa kamu sudah bikin THREAD untuk mendukung THREAD kamu sendiri yang pakai akun anonim. Tujuannya adalah supaya terlihat ada yang setuju dengan jalan pikiranmu yang insecure itu.

Siapa tahu, ada buzzer calon yang kalah di pemilu 2019 yang notice dan bikin THREAD itu viral. Lumayan, nambah followers, bisa buat nerima iklan pembesar penis dan payudara.

Oke ya, itu panduan menyerang pemenang pemilu 2019. Selamat berperang saudara-saudaraku. Mengutip kata Ki Amien Rais idola bapak-bapak kompleks, pemilu 2019 ini seperti perang badar. Ngeri ya…

Exit mobile version