MOJOK.CO – Nama Indonesia terseret sebagai negara terbesar ketiga yang data penggunanya di Facebook dicuri. Menanggapi isu ini, Kominfo menegaskan kemungkinan Facebook diblokir. Keputusan ini jelas mengancam beberapa hal untuk mati sebagai kenangan belaka…
Drama skandal Cambridge Analytica yang “mencuri” data pengguna Facebook dan disebut-sebut sebagai bagian dari proses pemenangan Donald Trump di pemilihan presiden Amerika Serikat beberapa hari lalu ternyata belum berakhir. Kabar terakhir, ada sejumlah negara yang data pengguna Facebook-nya turut dicuri. Yang lebih mengejutkan, Indonesia berada di posisi ke-3 dengan angka 1,09 juta pengguna, setelah Amerika Serikat (70,6 juta) dan Filipina (1,17 juta).
Bukan cuma gara-gara Cambridge Analytica, pencurian data ini kabarnya juga disebabkan oleh pihak ketiga lainnya. Yang terbaru, sebuah firma bernama CubeYou juga diperkirakan menjadi salah satu pihak yang diam-diam mengumpulkan data pengguna Facebook melalui modus berupa…
…kuis kepribadiaaaan~
Ya, pihak-pihak tidak bertanggung jawab ini “menyerang” lewat kuis-kuis menarik yang sebenarnya bisa menjadi kelemahan kita semua. Gimana nggak? Daripada scroll-scroll linimasa yang isinya berita hoaks, bukankah lebih menarik untuk ngeklik hasil share-share-an kuis kepribadian yang sudah dibagikan teman Facebook kita? Maksud saya, siapa sih yang nggak penasaran pengen tahu ramalan profesi kita di tahun 2030? Atau, wajah anak kita setelah kita berkeluarga nanti dan artis yang kira-kira cocok jadi pasangan kita?
Please, deh, kita kan lagi bersenang-senang, tapi kok malah dicuri datanya? :(((((
Menanggapi hal ini, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara, dikabarkan akan memanggil pihak Facebook. Bahkan, salah seorang stafnya menegaskan bahwa Facebook diblokir jika mengancam keberlangsungan pilkada atau pemilu di Indonesia. Padahaaaal, Facebook itu ibarat JKT48: tumbuh dan berkembang bersama fans. Kalau Facebook diblokir, kenangan-kenangan tumbuh bersama itulah yang akan runtuh tak berkesudahan.
Setidaknya, ada tiga hal penting yang akan mati bersama kenangan kalau Facebook benar-benar diblokir:
Nama-nama kreatif
Lain dulu, lain sekarang. Kalau dulu ada Friendster, kini ada Facebook yang meninggalkan jejak-jejak kenangan lewat nama-nama pengguna yang nyebahi ora patut. Namun, meski nyebahi, nama-nama yang sering dianggap sama dengan “alay” ini sebenarnya menjadi bukti bahwa kita-kita, pengguna Facebook ini, telah tumbuh bersama Facebook, mulai dari masa muda yang penuh lika-liku hingga berusia dewasa.
Maksud saya, di mana lagi kita bisa menemukan nama-nama semacam Kikiii Nakz Ucull, Faraa Ingin Dyaa yang Takdisinii, atau Tiara Julieta-Latjuba-Willona Part 15 selain di Facebook??? Meski alay, dahulu kala, nama-nama ini menggambarkan peran Facebook yang mendorong pengguna menjadi dirinya sendiri. Bahkan, saya aja dulu kepikiran menamakan Facebook saya sesuai dengan nama saya di Friendster, yaitu LetJendd Lii.Yya si dOdoLeepRet.
As*, malu saya nulisnya.
Relationship status
Di tahun 2009, bapak saya yang lagi kerja pernah nelepon saya ke rumah cuma untuk bertanya, “Kamu pacaran??? Bapak lihat status relationship kamu kok tulisannya berpacaran dengan… siapa ini???”
Ya, Saudara-Saudara, status hubungan percintaan pengguna Facebook bisa dilihat dengan mudah di halaman profilnya. Ada pilihan single, in a relationship, in an open relationship, engaged, married, bahkan it’s complicated. Biasanya, sih, pilihan terakhir dipasang kalau lagi berantem sama si yayang~
Bukan cuma status percintaan, status kekeluargaan juga disajikan oleh Facebook, termasuk father, mother, sister, brother, cousin, dan lain sebagainya. Tapi umumnya, pengguna-pengguna Facebook yang punya sahabat dekat akan mendeklarasikan sahabat-sahabatnya ini sebagai cousin. Terus, terus, kalau berantem, status cousin-nya diapus, deh. Hehe~
PT Mencari Cinta Sejati
Kantor ini tidak diketahui wujudnya, tapi sering kali muncul di profil pengguna Facebook, khususnya di kolom “pekerjaan”. Banyak remaja tanggung mendeklarasikan PT Mencari Cinta Sejati sebagai tempat bekerja mereka, bahkan dengan berkedudukan sebagai staf, manajer, hingga direktur. Bayangkan kalau Facebook diblokir: apakah mereka akan berubah menjadi pengangguran online?
Tapi, dari ketiga hal di atas, sesungguhnya lubuk hati kita yang terdalam pun menyadari suatu hal: kalau Facebook diblokir, kita pasti akan kesulitan menunggu momen comeback-nya Jonru Ginting di fanpage Facebook-nya…
BACA JUGA Jangan Mudah Percaya dengan Apa yang Diperlihatkan Seseorang di Facebook dan tulisan lainnya dari Aprilia Kumala.