Jualan Nasihat Soal Mantan ala Mas Zuber Malang

MOJOK.COBerbekal nasihat-nasihat dan kata-kata berbau mantan, Mas Zuber dari Malang yang viral ini sukses menarik pembeli. Menarik emosinya pembeli maksudnya. 

Beberapa hari lalu, video yang memperlihatkan mas-mas penjual makanan keliling di Malang, yang berjualan dengan cara unik mendadak ramai di media sosial.

Dalam video tersebut, mas-mas itu berjualan sambil menasihati calon pembelinya soal mantan. Dari gaya ngomongnya, mas-mas penjual ini udah kayak motivator, sok-sok menasihati.

Bagi yang kuliah di Malang, setidaknya di tiga kampus besarnya, UM, UB dan UMM, tentu tahu mas-mas ini. Pemuda yang bernama Moch. Zuber Syamsudin ini hampir tiap hari berjualan keliling di tiga kampus ini. Mas Zuber ini gampang ditemui. Kalau nggak di gazebo taman kampus, ya pasti di kantin. Temui saja, selain ada makanan, dia juga menawarkan nasihat tanpa diminta.

Nasihat-nasihat yang diberikan sebenarnya biasa saja, malah cenderung cringe kalau menurut saya. Ya berhubung kebanyakan nasihatnya soal mantan, ya jadi banyak yang suka, banyak yang relate, lah.

Dalam video yang viral tersebut, mas-mas ini memberikan nasihat seperti, “Sebaik-baiknya mantan adalah kenangan yang harus dilupakan. Sejahat-jahatnya virus, lebih jahat virus mantan. Lebih baik kamu move on dan makan bakso ini,” yang diakhiri dengan menawarkan dagangannya. “S3 Marketing Harvard,” kalau kata netizen. Luwes banget bibirnya.

Banyak pembeli yang suka dengan gaya berjualan mas-mas ini. Selain jualannya yang bermacam-macam, mulai dari gorengan, kue basah, hingga makanan berat, gaya jualannya juga unik.

Berbekal nasihat-nasihat dan kata-kata berbau mantan, mas-mas ini sukses menarik perhatian pembeli, yang berujung dengan dagangannya yang laris. Di mana pun mas-mas ini jualan, sekarang jadi ramai yang beli.

Meskipun banyak yang suka, ada juga yang risih dengan cara berjualan mas-mas ini. Saya salah satunya. Berhubung saya kuliah di salah satu dari tiga kampus besar di Malang, ya saya ikut terpapar keberadaan Mas Zuber ini. Ya gimana nggak risih, orang lagi enak-enak nongkrong, ngopi di kantin, eh tiba-tiba dikasih nasihat.

Pernah suatu hari, ketika saya lagi nongkrong di kantin, mas-mas ini datang. Teman saya sudah kasih kode, “Mas Jomblo datang, Mas Jomblo datang,” begitu julukan kami. Mas-mas ini datang ke meja saya, nggak salam nggak apa, langsung kasih nasihat.

“Saya tahu, semua ini jomblo. Udah, nggak usah mikirin mantan. Mantanmu juga nggak akan mikirin kamu makan apa hari ini. Mending makan tahu isi ini. Silakan, Mas.”

Saya memang jomblo, tapi ya nggak perlu dipertegas gitu deh. Nggak perlu juga dijadikan dalih marketing. Pakai bawa-bawa mantan lagi. Mas-mas ini akhirnya ya saya cuekin. Bukan apa-apa, saya memang lagi nggak lapar aja.

Eh, ketika saya bilang nggak mau beli mas penjual ini malah bilang, “Untuk apa kamu di sini, kalau bikin saya kecewa?” lalu ngacir pergi gitu aja. Ealah, Mario Teguh Golden Ways.

Teman-teman saya ketawa aja, ngakak nggak jelas. Saya geli kayak ada mangkel-mangkelnya gitu.

Setelah video Mas Zuber ini viral, saya jadi penasaran, siapa sih orang ini? Setelah saya telusuri, ternyata dia punya jalan hidup yang cukup berat. Selain berasal dari keluarga pas-pasan, dia juga sudah dididik hidup mandiri sejak kecil.

Sejak SD, Mas Zuber juga sudah berjualan keliling, untuk membantu membiayai pendidikannya. Mas Zuber berjualan makanan keliling demi mengumpulkan biaya untuk melanjutkan studi S2 nya. Wih, S2 ternyata.

Sebelum berjualan keliling, Mas Zuber ini awalnya jualan ala kantin kejujuran. Eh, ternyata rugi banyak. Ya iya lah, Mas, hari gini kok mengharapkan kejujuran di kantin kejujuran. Akhirnya Mas Zuber jualan keliling, biar nggak rugi lagi.

Hal yang paling mengejutkan bagi saya, Mas Zuber ini ternyata merupakan founder dan pembina sebuah yayasan bernama Yayasan Jantung Inspiratif. Mas Zubair juga mendonasikan sebagian uang hasil jualannya ke yayasan miliknya. Selain itu, Mas Zuber juga beberapa kali diundang untuk mengisi seminar motivasi.

Barangkali setelah tahu seluk-beluknya seperti ini, saya jadi kepingin beli jualannya kalau ketemu lagi. Saran aja sih, mbok ya tema nasihatnya jangan monoton. Jangan ngomongin mantan mulu. Ngomongin apa kek yang lain, agama gitu misalnya. Laku, laku, Mas.

Laku jadi konten maksudnya.

Exit mobile version