MOJOK.CO – Nurul Akmal, atlet angkat besi nasional, dapat body shaming saat kembali ke Indonesia. Yang ngatain perlu nonton drakor Weightlifting Fairy biar paham dikit.
Sering kali orang-orang menyalahkan kaum rebahan yang hobinya nonton drakor karena mereka dianggap “nggak ngapa-ngapain” selama ini. Setidaknya pencinta drakor paham betul bahwa melakukan body shaming ke atlet angkat besi adalah puncak komedi, sebab mereka setidaknya pernah menonton Weightlifting Fairy: Kim Bok-joo yang terinspirasi dari kehidupan atlet angkat besi Korea Selatan, Jang Mi-ran. Dari hipotesis inilah saya juga hampir yakin kalau yang teriak body shaming ke Nurul Akmal bukanlah fans K-drama.
Min ini aku salah denger atau gmn ya, ada yg nyeletuk ‘yang paling kurus’ pas kak nurul lewat. Menurutku gak lucu ada yg ngomong begitu lah pic.twitter.com/w96yPPErlh
— tin (@beommchris) August 4, 2021
Apa pun alasannya, apa yang telah dilakukan orang kurang ajar saat penyambutan Nurul Akmal di bandara kemarin, adalah perbuatan nggak sopan. Seseorang yang meneriaki Nurul Akmal sebagai “yang paling kurus” itu memang layak dihukum jump squat keliling Provinsi Aceh. Bukan hanya body shaming, doi juga gambaran akurat manusia julid dan kekuatan nyinyir ibu-ibu kompleks yang disatukan dan dimarinasi tanpa empati. Tapi, mau diakui atau tidak, hinaan seperti itulah yang sering banget diterima oleh orang-orang bertubuh gemuk, nggak hanya atlet angkat besi. Seringnya orang yang bertubuh gemuk, terutama perempuan, dipaksa menerima hinaan tentang tubuh sebagai bercandaan dan terpaksa mendengarkan semua bacot-bacot tanpa rem. Kalau sampai ngambek habis dikatain, bakal dituduh baperan dan nggak menerima kenyataan. Pait… pait.
Memahami topik seputar body image dan body shaming mungkin terlalu berat buat orang-orang macem yang meneriaki Nurul Akmal. Saya paham sih, nggak semua manusia punya nalar yang bagus, apalagi kalau hidup di Indonesia. Jika memahami topik beginian sulit, nggak tahu soal angkat besi tapi masih bacot, saya sarankan nonton drakor aja. Drakor Weightlifting Fairy: Kim Bok-joo memang bukan tontonan baru, ia telah tayang 2016 lalu. Tapi, menontonnya tak sesulit menghadapi comment war dan mengeluarkan pendapat maksa soal body shaming.
Weightlifting Fairy: Kim Bok-joo adalah drakor yang menceritakan seorang atlet angkat besi yang sering dapat ejekan dari orang-orang, termasuk dari atlet lain. Atlet senam indah dalam drakor itu kerap menghina atlet angkat besi karena tubuh mereka yang gemuk dan perawakan mereka yang juga bisa dianggap “seram”. Ironisnya, atlet senam indah yang tubuhnya dianggap memenuhi standar kecantikan itu juga berkali-kali mendapat tekanan agar bertubuh langsing dan tidak jarang mengalami eating disorder.
Dalam Weightlifting Fairy: Kim Bok-joo, atlet angkat besi, terutama mereka yang perempuan, harus menerima ejekan macam-macam yang mungkin datang. Perempuan, dalam realitasnya, memang sering dinilai melalui visualnya saja. Sedangkan atlet angkat besi harus menerima kenyataan bahwa wajah mereka bakal terlihat “buruk” saat berlaga, menahan berat dengan ekspresi yang tidak dapat dikontrol.
Tidak banyak yang tahu bahwa angkat besi memiliki kelas-kelas berat badan dalam pertandingan. Ada target berat badan tertentu yang harus dicapai seorang atlet angkat besi seperti Nurul Akmal agar bisa “masuk” di kelas pertandingannya. Kalian pikir mereka gemuk karena kebetulan? Ya nggak lah. Dalam drakor Weightlifting Fairy: Kim Bok-joo, sang tokoh utama bahkan perlu terus-terusan makan, menggemukkan badan agar bisa mengikuti pertandingan. Bahkan ada dialog yang mengatakan, “Menambah berat badan itu jauh lebih sulit dari menguranginya.” Nggak kebayang pas udah kenyang dipaksa makan lagi, makan lagi.
Walau banyak membahas soal angkat besi dan cabang olahraga lain, drakor ini tetap masuk jenis tontonan yang “nggak perlu mikir”. Cocoklah buat yang kalau teriak body shaming suka nggak mikir itu.
Meskipun dapat banyak kritik karena aktrisnya bukan orang yang benar-benar plus size, drakor ini sudah cukup ngasih tahu soal angkat besi dan body shaming. Yang penting bisa ngasih paham betapa taiknya orang-orang yang nggak tahu perjuangan seseorang tapi langsung ngata-ngatain, pas ditegur ngelesnya “bercanda”. Halah, klasik.
Makanya itu, saya sih saran aja. Jika Weightlifting Fairy: Kim Bok-joo di-remake, harus ada scene bandara yang terinspirasi dari kejadian body shaming Nurul Akmal dari orang-orang pekok. Nah, kalau di drama, dibikin gimana caranya si orang pekok dapat akibatnya, biar kapok. Mau formatnya kayak sinetron azab Indosiar sampai si orang pekok kejatuhan meteor pun nggak apa-apa, yang penting pesan pemahaman soal body shaming-nya meresap hingga sumsum tulang.
BACA JUGA Ternyata Body Shaming Terbesar Justru dari Diri Sendiri dan tulisan rubrik POJOKAN lainnya.