Istri Maju Pilkades Melawan Suami, Visinya: Menjadi Istri Sholehah - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
Logo Mojok
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
Home Pojokan

Istri Maju Pilkades Melawan Suami, Visinya: Menjadi Istri Sholehah

Audian Laili oleh Audian Laili
1 Agustus 2019
0
A A
pilkades pasutri MOJOK.CO
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Untuk menghindari calon tunggal, seorang istri rela maju melawan suaminya pada pemilihan kepala desa di Gresik. Isi “visi-misi”-nya jadi viral karena terlalu jujur.

Kayak gini bisa disebut bucin level politik nggak sih? Sang istri yang bernama Yati jadi calon nomor 1 sedangkan suaminya, Suja’i, mendapat nomor urut 2. Keduanya berkompetisi di pemilihan kepala desa Jebreng, Kecamatan Dukun, Gresik, Jawa Timur, periode 2019-2025. Poster surat suara kemudian dipasang di tempat umum dan kemudian malah jadi viral di Internet.

Pasalnya, dalam kolom visi-misi, Yati mencantumkan poin-poin yang tidak biasa.

Visi:

Menjadi istri sholehah.

Baca Juga:

H.O.S Tjokroaminoto Soroti Peran Kepala Desa 106 Tahun yang Lalu

Cara Menjadi Kepala Desa yang Baik dan Benar

Dinasti Politik di Kudus: 19 Pasutri Bersaing Jadi Kades dan Manfaat Melawan Suami Sendiri

Misi:

1. Mendampingi suami (SUJA’I) mencalonkan menjadi Kepala Desa Jrebeng agar memenuhi persyaratan proses PILKADES dapat dilaksanakan pada tanggal 31 Juli 2019.

2. Mendukung, Mendampingi dan mendo’akan suami (SUJA’I) ketika menjabat kepala desa dan seterusnya baik dalam susah maupun senang. 

Foto ini diambil dari timesindonesia.co.id.

Visi-misi seperti ini kalau dikoreksi sama konsultan politik profesional, ya jelas bakal langsung direvisi. Kalau saya yang disuruh ngedit, semua visi-misi itu akan langsung saya hapus dengan alasan: (1) Visi Yati akan langsung tidak terwujud jika ia menang, (2) poin misi nomor 1 sudah terlaksana bahkan sebelum dia jadi kepala desa, serta (3) misi poin ke-2 justru langsung membayangkan lawannya lah yang akan menang.

Saya pikir, kejadian yang misal dibikinin FTV bisa dijuduli ini Aku Mendukung Suamiku dengan Melawannya ini adalah bukti bahwa bikin visi-misi itu memang susah. Mungkin Yati membuatnya di malam terakhir sebelum pendaftaran pilkades ditutup setelah didesak suaminya agar pilkades bisa terus jalan. Di depan laptop, Yati bingung mampet, ini kolom visi-misi mau diisi apa, dan kemudian keluarlah pernyataan visi-misi yang sangat jujur itu.

Suja’i mengatakan, istrinya memang maju agar dirinya tak menjadi calon tunggal. “(Ia maju) Atas dasar menyelamatkan demokrasi, kalau tidak ada lawan, gagal Pilkades; untuk mendampingi suami. Dengan kata lain, (menjadi) istri salehah,” kata Suja’i kepada Suara. Jangan-jangan Pak Sudja’i sendiri yang membuatkan visi-misi istrinya???

Pada akhirnya, Suja’i keluar sebagai pemenang pilkades yang digelar Rabu kemarin (31/7). Ia mendapat 606 suara, sementara istrinya mendulang 88 suara.

Fenomena pasangan suami istri saling melawan di pemilu bukan terjadi sekali ini saja. Sepasang suami istri di Jepara pernah melakukannya karena nggak ada calon lain yang berani/mau maju di pilkades melawan petahana. Praktik yang sama juga terjadi di Brebes oleh empat pasutri dan di Semarang oleh lima pasutri.

Memilih orang terdekat untuk menjadi lawan gadungan di pemilu memang solutif mengatasi ketiadaan calon. Tapi, cara ini berbahaya untuk masa depan demokrasi. Selain karena lawannya, umumnya para istri, tidak terlalu berniat memenangkan pemilu, cara ini juga bisa melanggengkan kultur dinasti politik.

Entah kenapa warga Indonesia seperti tidak kapok dengan dinasti politik meski sudah punya pengalaman dengan Keluarga Cendana. Bahkan keluarga yang aslinya nggak berminat bikin dinasti pun dipancing untuk bikin, kayak yang terjadi di hasil survei pilwakot Solo yang mendaulat putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, sebagai calon wali kota terfavorit.

BACA JUGA Dinasti Politik Mbulet ala Klaten

Tags: istri salehahkepala desapasutripilkadesvisi misi
Audian Laili

Audian Laili

Redaktur Terminal Mojok.

Artikel Terkait

H.O.S Tjokroaminoto 106 tahun yang lalu soroti peran kepala desa.

H.O.S Tjokroaminoto Soroti Peran Kepala Desa 106 Tahun yang Lalu

7 April 2022
Cara Menjadi Kepala Desa yang Baik dan Benar desa rahtawu kudus jawa tengah gis pengelolaan sampah mojok.co

Cara Menjadi Kepala Desa yang Baik dan Benar

13 Mei 2021
Untuk Kamu yang Berjuang Melawan Bullying dari Guru Sendiri

Dinasti Politik di Kudus: 19 Pasutri Bersaing Jadi Kades dan Manfaat Melawan Suami Sendiri

20 November 2019

Pengetahuan Soal Seks Itu Perlu, Berpengalaman dengan Seks? Ya, Belum Tentu

17 Desember 2018
Di Kasus seperti Penyerangan Gereja St. Lidwina, Toleransi Saja Tidak Cukup

Pernikahan Kedua Rambat dengan Anak Kepala Desa

18 Februari 2018
Pos Selanjutnya
Dirimu Berharga, Mereka Hanya Tak Mau Bilang Saja

Penunggu Kosan Baru yang Ikut Salat Berjamaah

Komentar post

Terpopuler Sepekan

Kereta Cepat Jakarta Bandung Sumber Petaka Masa Depan: Indonesia Dicaplok, Cina Menang Banyak MOJOK.CO

Kereta Cepat Jakarta Bandung Sumber Petaka Masa Depan: Indonesia Dicaplok, Cina Menang Banyak

8 Agustus 2022
pilkades pasutri MOJOK.CO

Istri Maju Pilkades Melawan Suami, Visinya: Menjadi Istri Sholehah

1 Agustus 2019
Derita Gagal SBMPTN dan (Ditolak) Perguruan Tinggi Favorit MOJOK.CO

Derita Gagal SBMPTN dan (Ditolak) Masuk Perguruan Tinggi Favorit

5 Agustus 2022
pola pengasuhan anak mojok.co

Psikolog UGM Jelaskan Tipe Pola Asuh yang Bisa Berdampak pada Hasil Akademik Anak

5 Agustus 2022

Cara Hadapi Henry Subiakto Menurut Mahasiswanya, Itu Lho Staf Kominfo yang Unggah Liputan Narasi TV Tanpa Watermark

3 November 2020
Musimin, petani di lereng Gunung Merapi yang menolak ekspor kopi ke Jepang.

Mengenal Musimin, Petani Lereng Merapi yang Menolak Pesanan Kopi dari Jepang 

5 Agustus 2022
Lampu merah terlama di Jogja. (Ilustrasi Ega Fansuri/Mojok.co)

Menghitung Lampu Merah Terlama di Jogja, Apakah Simpang Empat Pingit Tetap Juara?

9 Agustus 2022

Terbaru

ibu menyusui mojok.co

Butuh Dukungan, Mayoritas Ibu Menyusui Kurang Bahagia Selama Pandemi

11 Agustus 2022
gondomanan mojok.co

Penataan, Simpang Empat Gondomanan akan Bebas Kabel

10 Agustus 2022
Mu Kalah Hingga Jkt48 Rayakan 10 Tahun Dengan Hadirkan 122 Member!

MU Kalah hingga Jkt48 Rayakan 10 Tahun dengan Hadirkan 122 Member!

10 Agustus 2022
SMAN 1 Banguntapan, Bantul Yogyakarta

Sanksi Disiplin Tetap Berjalan, SMAN 1 Banguntapan Berdamai dengan Orang Tua

10 Agustus 2022
motif penembakan brigadir j mojok.co

Sensitif, Motif Penembakan Brigadir J Belum Diungkap

10 Agustus 2022

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
DMCA.com Protection Status

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
  • Mau Kirim Artikel?
  • Kunjungi Terminal

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In