Daya Dukung Sosial dari Kawan dan Follower Media Sosial Membantu Saya Sekeluarga Pulih dari Covid-19

covid-19

ilustrasi Apa yang Tidak Boleh dan Boleh Dilakukan Saat Penerapan PPKM Darurat 3-20 Juli 2021 mojok.co

MOJOK.COTerpapar Covid-19 benar-benar menjadi tantangan tersendiri bagi saya dan keluarga. Kami bisa melewatinya dengan bantuan daya dukung sosial dari kawan dan follower media sosial.

Dengan kondisi penanganan pandemi yang buruknya ngaudubillah setan ini, saya memang sudah membayangkan bahwa kelak saya akan terpapar juga oleh Covid-19. Namun ketika hal tersebut benar-benar terjadi, saya ternyata tak bisa bersikap setegar, sekuat, dan sesiap yang saya pikir sebelumnya.

Awalnya adalah bapak mertua saya. Setelah sempat dirawat beberapa hari di ruang perawatan rumah sakit karena stroke, ayah mertua saya itu akhirnya mendapatkan jatah tindakan DSA sebagai bagian dari perawatan strokenya. Namun, apa mau dikata, tepat dua jam sebelum tindakan DSA itu dilakukan, bapak saya ternyata diketahui terpapar Covid-19.

Tindakan DSA urung dilakukan. Sebagai gantinya, ia harus menjalani isolasi di ruang isolasi rumah sakit dengan ditemani oleh istri saya.

Kelak, hal tersebut menjadi awal cobaan bagi keluarga kami. Yang awalnya hanya bapak mertua, kemudian merembet kepada ibu mertua, kakak ipar, dan juga saya sendiri. Kami semua melakukan tes dan ternyata dinyatakan positif.

Saya sempat membayangkan apa saja yang akan saya lakukan seandainya saya positif, dan hal pertama saya terpikir untuk melakukannya adalah mengatakan joke lawas itu: “Minimal ada yang positif dalam hidup saya.” Namun setelah saya benar-benar punya hak untuk mengatakan joke itu, ternyata saya tak sanggup untuk mengguyonkan cobaan ini. Sial.

Pada akhirnya, dimulailah masa isolasi satu keluarga itu. Terpapar Covid-19 benar-benar hal yang amat menyebalkan. Bukan melulu karena kami menjadi tampak lemah (dan memang benar-benar lemah), namun juga kebosanan yang sungguh tak pernah saya bayangkan sebelumnya. Hanya berdiam diri di dalam rumah berhari-hari dengan aktivitas yang itu-itu saja.

Kelak, saya menyadari bahwa, dari sekian banyak orang yang ketiban “apes” karena terpapar Covid-19, saya dan keluarga saya termasuk yang cukup beruntung.

Kami punya daya dukung sosial yang amat baik dari kawan-kawan dan juga para follower saya dan istri di baik di dunia nyata maupun media sosial. Hal yang tak bisa saya mungkiri turut membuat saya dan keluarga cepat sembuh dari Covid-19.

Ketika saya dan keluarga kena Covid-19, saya sempat menganggap betapa berat cobaan ini. Wong ya bapak mertua sedang dirawat, kok sekarang malah giliran anggota keluarga yang lain. Sudah itu, barengan pula. Klop. Benar-benar kekompakkan yang tidak pada tempatnya.

Namun, dukungan yang hadir melalui pesan singkat maupun media sosial benar-benar menguatkan dan menenangkan saya dan keluarga.

Ketika saya mengabarkan bahwa saya dan keluarga terpapar Covid-19 dan harus menjalani isolasi mandiri, tak terhitung doa dan dukungan yang mampir untuk kami. Doa yang ribuan jumlahnya itu sungguh membuat saya merasa tak sendiri. Saya merasa ditemani. Kami merasa sedang berbagi derita.

Kawan-kawan dekat saya yang tinggal tak jauh dari rumah langsung membuat grup konsolidasi untuk membantu kebutuhan logistik keluarga kami. Mereka menyuplai kebutuhan buah-buahan, sayur, air minum, obat-obatan, dan aneka kebutuhan-kebutuhan lainnya.

Banyak kawan online, yang kami bahkan belum pernah berjumpa langsung dengannya, mengirimkan aneka suplemen untuk kami.

Saking seringnya kiriman itu datang, kami sampai berada di fase “surplus” suplemen. Kami mendapatkan banyak kiriman madu, kapsul suplemen berbagai jenis, vitamin berbagai merek, serta herbal-herbal lainnya. Hal yang membuat saya merasa amat sangat dicintai oleh kawan-kawan kami.

Kawan-kawan saya yang lain berlomba-lomba mengirimkan saya banyak sekali meme-meme serta video-video lucu. Saya dan keluarga saya benar-benar amat dimanjakan oleh kawan-kawan media sosial kami.

Ketika bapak mertua saya terancam kehabisan oksigen karena pasokan oksigen di Jogja habis akibat meledaknya Covid-19, tak terhitung berapa banyak kawan yang langsung menghubungkan kami dengan penyedia oksigen terdekat.

Sungguh, banyak sekali dukungan yang saya dapatkan

Itu pula yang, saya yakini, turut membuat imun saya naik sehingga pemulihan saya berlangsung dengan cukup cepat.

Saya merasakan betul betapa daya dukung sosial dari lingkungan amat sangat membantu saya dan keluarga untuk pulih.

Saya hampir tak pernah amat mensyukuri keberadaan kawan atau follower yang banyak, namun di masa pandemi ini, barulah saya sadari, betapa mereka, amat sangat berharga.

Kini, masa isolasi kami sudah selesai. Kami sekeluarga sudah dinyatakan negatif. Dan saya serta istri masih terus mensyukuri nikmat kawan-kawan yang baik dan follower yang penuh kepedulian di akun media sosial kami.


BACA JUGA Anak yang Dipaksa Durhaka oleh Orang Tuanya dan artikel AGUS MULYADI lainnya. 

Exit mobile version