Cermin Lelaki dan Kegalauan Mereka Soal Perempuan yang Bikin Gagal Paham

MOJOK.CO Akun Cermin Lelaki hadir untuk mewadahi para lelaki mengeluarkan uneg-unegnya. Saat lelaki diberi wadah tersebut, ternyata yang keluar dari pikirannya sungguh bikin misuh.

Ada sebuah akun di Instagram yang lumayan ramai diperbincangkan yakni @CerminLelaki. Pasalnya, akun ini menerima, memposting screenshoot-an, dan menjawab curhatan banyak lelaki. Hampir semua curhatan yang akhirnya berhasil di-posting, diceritakan dengan terlalu jujur dan blak-blakan. Tidak mengherankan jika kemudian memberikan dampak orang yang membacanya terkaget-kaget karena gagal paham dengan pikiran para lelaki.

Si akun Cermin Lelaki ini lebih sering memaparkan soal lika-liku pernikahan—meski juga tidak menutup topik lainnya. Dalam banyak cerita yang di­­-share, intinya pernikahan itu nggak mudah dan nggak selalu menyenangkan. Seolah, mereka sedang menyindir tipis-tipis akun @IndonesiaTanpaPacaran yang terus menerus menggerakkan orang untuk segera menikah.

Cermin Lelaki menjadi alternatif baru bagi lelaki yang pengin curhat, tapi gengsi. Lantaran nggak tahu bisa curhat di mana, dia hadir untuk menjadi tempat meluapkan sampah-sampah yang selama ini mengendap di pikiran. Selain si Cermin Lelaki, hadir pula akun-akun lain yang kadang-kadang juga menerima curhatan para follower-nya. Misalnya, @IndonesiaFeminis dan @JennyJusuf. Namun, kedua akun tersebut memang lebih menerima keluh-kesah dari perempuan.

Kita mengenal lelaki sebagai makhluk yang jarang curhat—berbeda dengan perempuan yang lebih mudah mengungkapkan kegelisahannya. Nah, karena nggak tahu caranya mengekspresikan perasaannya tersebut dan jarang melakukannya, mereka seperti terlihat baik-baik saja di depan. Tetapi, ketika kemudian ada Cermin Lelaki, sebuah tempat untuk mengeluarkan pergolakan pikiran dan perasaan mereka dengan jujur, kita yang dibikin kaget. Kok bisa-bisanya mereka punya pikiran kayak gitu??!!?! Maksudnya apaaaaa, Malihhhhh??!11!

Sebel baca curhatan-curhatan mereka? Oh, jelas. Nggak cuma sebel, tapi juga kesel, gregetan, dan misuh-misuh. Perempuan mana yang nggak emosi ketika selama ini para lelaki ngakunya penampilan perempuan bukan yang utama. Tapi yang terpenting adalah akhlak—ya soal nurut sama suamilah, nggak neko-nekolah. Eh, lha kok, di dalam banyak curhatan mereka, masalah rumah tangga justru dimulai saat si istri nggak bisa jaga penampilannya. Lantas gagal bikin mereka tergoda.

Mohon maaf nih, ya. Padahal kan, cantik menurut versi situ tetep butuh modal. Semua bisa cantik kalau punya banyak duit, Mz. Lha, situ nggak ngemodalin, eh, nuntut aneh-aneh. Bahkan dengan teganya sampai bilang kalau tampilan istrinya bikin nggak nafsu. Hadeeeh~

Belum lagi, nggak sedikit yang bikin gagal paham pas cerita kalau nggak suka sama gaya tidur si istri—misalnya karena mangap dan nggak ada seksi-seksinya. Atau ada juga yang nggak suka kalau istrinya terlalu banyak makan, soalnya hobi makannya itu semakin bikin tampilannya nggak karu-karuan.

Membaca curhatan-curhatan di Cermin Lelaki, saya jadi mikir-mikir lagi kalau nanti menikah. Saya nggak menyangka, belajar jadi istri yang baik dan bisa menyenangkan suami itu akan sejauh dan seribet itu. Ya gimana ya, saya sadar kalau tidur saya brutal dan nggak ada kalem-kalemnya dan saya juga hobi cemal-cemil jajanan yang lewat depan kosan.

Apakah nanti suami saya, juga seperti lelaki-lelaki itu? Tampak nggak ada masalah di depan, tapi sebetulnya nggak suka—yang betul-betul nggak suka? Tapi nggak berani bilang karena sungkan dan akhirnya memilih cerita ke akun yang seolah menerima curhatan secara gratis. Padahal mah, curhatan orang juga dimanfaatin buat konten dan akhirnya nerima iklan juga.

Masalahnya, kita juga nggak tahu siapa orang-orang yang ada di balik akun tersebut. Lha, kalau ternyata orang-orang di baliknya adalah teman, saudara, atau tetangga kita sendiri, gimana? Bayangkan gimana rasanya, sesuatu yang awalnya bukan kita anggap aib, tapi dianggap aib sama pasangan, lalu diam-diam diceritakan ke orang yang (((ternyata kita kenal)))?

Tapi, kalau dipikir-pikir lagi, pikiran dan kegelisahan lelaki-lelaki yang curhat di Cermin Lelaki itu, juga nggak salah, sih. Itu manusiawi. Masalahnya, kita aja yang nggak terbiasa mendengar semua kisah itu. Nggak terbiasa ngelihat lelaki yang ujug-ujug menjadi sosok cablak dan julid. Melihat mereka bercerita tentang perasaannya dengan terlalu jujur, dan nggak peduli soal benar atau salah secara moral. Yang penting, rasa ngganjel bisa terlampiaskan.

Memang menyakitkan, namun akhirnya kita jadi paham dan belajar. Bahwa kita memang harus berhati-hati, tapi bukan antipati. Lagi-lagi nggak ada garansi kalau kita ngomongin soal hubungan dengan seseorang. Semuanya, nggak selalu seenak iming-iming yang dipromosikan sama Indonesia Tanpa Pacaran.

Jika banyak yang meminta supaya akun Cermin Lelaki ini dimusnahkan saja—untuk kedamaian hati. Saya rasa jangan. Hidup harus berimbang, supaya kita nggak jadi manusia-manusia yang kagetan. Yang terpenting sih, semoga pasangan saya kelak, bukanlah termasuk golongan lelaki yang follow apalagi curhat di Cermin Lelaki. Aminnn.

Exit mobile version