MOJOK.CO – Channel YouTube Calon Sarjana dituding bikin malu satu negara gara-gara mencuri mentah-mentah video milik akun YouTube dari Inggris bernama JT. Emang memalukan sih, sudahlah kontennya berisi kliping, sekarang ditambah ngejiplak pula.
Channel YouTube Calon Sarjana merupakan gerakan perlawanan terhadap industri televisi yang kapitalistik. Sasarannya adalah program TV seperti On the Spot yang kontennya kebanyakan ngambil dari YouTube. Gaya kliping macam itu terbilang nggak modal. Main comot aja bisa cuan. Pemilik konten aslinya cuma dapat kredit dengan embel-embel “courtesy of YouTube“.
Masalah “courtesy of YouTube” ini juga mencoreng nama stasiun televisi itu sendiri. Apa tidak bisa bikin konten sendiri? YouTube jadi semacam ladang milik semua orang yang bisa dipanen kapan saja.
Channel Calon Sarjana jadi semacam On the Spot-nya YouTube. Dari YouTube untuk YouTube. Gaya bicara orang yang membawakan konten-konten YouTube itu sangat unik. Biasanya ia mengakhiri pemaparan informasi yang dibagikannya dengan sapaan “gaes”.
“Jadi begitu, gaes.”
Informasi yang ia bagikan bisa digunakan oleh kandidat sarjana asli yang menontonnya. Yang sudah sarjana dan tidak kuliah pun jadi banyak pengetahuan dengan menyaksikan konten Calon Sarjana secara santai lewat gawai dari rumah. Lumayan bisa jadi bahan obrolan ketika nongkrong dengan teman.
Namun, ternyata metode kliping ini masih terbilang sulit juga. Buktinya Calon Sarjana sampai jiplak konten channel YouTube luar negeri dengan nama akun JTonYouTube. Konten curian itu lantas disadur dan disulih suara ke bahasa Indonesia dengan gaya bicara khas Calon Sarjana.
Gara-gara kasus plagiat YouTuber Indonesia ini, Ernest Prakasa yang kemarin kesal dengan perseteruan Awkarin VS Nadiyah, kini kembali tersulut emosinya. Ernest sampai mengatakan bahwa Calon Sarjana sudah bikin malu satu negara. Sebagai sesama kreator, tentulah Ernest merasa berempati dengan korban plagiarisme. Sekaligus mengalihkan isu Ernest yang kemarin sempat hapus twit nyerang Anies Baswedan (yang ternyata berbalik ke junjungannya, Ahok).
Bagaimana proses mencari ide, berkarya, dan mengumpulkan penikmatnya itu tidaklah mudah. Perlu waktu yang tak instan dan ketekunan ekstra. Hasilnya pun kadang tak sebanding dengan modalnya.
Sementara perusahaan yang menggawangi channel Calon Sarjana bisa mendapatkan banyak keuntungan dari konten-konten jiplakan. Sebelumnya, perusahaan yang sama juga sempat tersandung kasus serupa melalui akun Instagram Dagelan. Dulu Dagelan sering comot konten orang tanpa izin.
Biasanya pelaku plagiarisme mendapatkan atensi yang lebih besar dari sang pemilik asli karya yang dijiplak. Ini jelas menyakitkan. Kalau tidak kuat mental, bikin orang kapok berkarya karena takut dijiplak. Yang capek kita, yang menikmati hasilnya mereka.
Padahal, apa sih susahnya berbagi exposure dengan memberikan kredit kepada pemilik aslinya? Apresiasi kecil seperti itu saja bisa membangkitkan semangat berkarya seseorang.
Sebagai tambahan, perilaku Calon Sarjana ini tidak hanya bikin malu satu negara, seperti kata Ernest Prakasa. Namun, akun ini juga bikin malu nama calon sarjana beneran yang dipakai. Nanti akan timbul kredo di masyarakat bahwa mahasiswa tingkat akhir di kehidupan nyata itu imejnya lekat dengan tindakan plagiat. Padahal kan nggak semua mahasiswa jiplak skripsi senior untuk bisa diwisuda.
BACA JUGA Awkarin VS Nadiyah: Apa Betul Bangsa Ini Dibiasakan Memaklumi Plagiarisme? atau komentar lainnya di rubrik POJOKAN.