Belajar dari Ardhito Pramono: Orang Bisa Berubah, Jejak Digitalnya Tetap

ardhito pramono lagu siapa ardhito pramono agama usia james gunn kevin hart jejak digital masa lalu twitter twit masa lalu citizen four edward snowden twit lama mojok.co

ardhito pramono lagu siapa ardhito pramono agama usia james gunn kevin hart jejak digital masa lalu twitter twit masa lalu citizen four edward snowden twit lama mojok.co

MOJOK.CO  Nama penyanyi solo Ardhito Pramono trending sebab beberapa cuitannya di masa lalu tengah ramai. Jejak digital masa lalu ngaruh banget ya?

Ardhito Pramono tiba-tiba mengunggah sebuah video di akun Twitternya. Isinya, dia bercerita tentang masa awal remajanya saat bersekolah di Australia lalu pernah dilecehkan seorang pria berkebangsaan China. Dia bahkan bercerita soal bagaimana dia mencuitkan kata-kata 18+.

Lho tunggu-tunggu, ini ada apa sih Mas Dhito?

Saya sebenarnya tidak tahu-menahu soal cuitan yang dia ceritakan dalam video tersebut. Setelah saya baca balasan-balasan di unggahan videonya saya baru dong.

Jadi begini ceritanya….

Secara tiba-tiba cuitan Ardhito Pramono pada 2011 diretwit seorang fans yang level keponya terlalu jempolan. Beberapa di antaranya adalah cuitan mengata-ngatai orang China dengan diksi s*nge dan g*y.

Awalnya Ardhito merasa akun Twitternya tengah di-hack sehingga dia ngetwit marah-marah kalau seseorang sedang mencurangi akunnya. Tapi apa mau dikata, netizen lebih pintar dan mereka pun memberi tahu kalau cuitan yang diretweet tersebut memang cuitan Ardhito sekitar 9 tahun yang lalu. Ternyata Ardhito murni lupa.

Sambil merokok (Ardhito kelihatan nggak merokok cuma di film NKCTHI btw), Ardhito menceritakan duduk perkara dan latar belakang cuitan tersebut.

Setelah mendengar klarifikasi Ardhito, semua cuitan di masa lalunya terdengar makin manusiawi. Apalagi Ardhito Pramono hanya penyanyi, bukan ulama, bukan politisi. Dia mungkin nggak masalah kalau dengan citra dirinya yang tidak sempurna. Toh, semua orang sedang berusaha menjadi versi dirinya yang terbaik.

Tapi yang bikin saya heran, jejak digital yang padahal masa lalu itu bisa ngaruh banget ya?

James Gunn, sutradara Guardians of the Galaxy pernah dipecat dari Disney karena twit ofensifnya pada 2009 dan 2010. Padahal James Gunn selama ini dibanggakan karena bikin produksi film Marvel lebih berwarna. Di masa lalu, Gunn pernah ngetwit bercandaan tentang pedofilia dan kekerasan seksual.

Kevin Hart, aktor dan komedian Amerika batal jadi host di perhelatan Oscar 2020 karena beberapa twit masa lalunya yang kontroversial. Pada 2009-2011 Hart rajin ngetwit yang isinya sentimen homofobia. Padahal di tahun tersebut pernikahan LGBTQ bahkan belum dilegalkan di Amerika.

Bukan cuma Ardhito Pramono, James Gunn, dan Kevin Hart. Tidak terhitung jumlah kasus-kasus tersandung jejak digital. Bahkan selevel selebgram dan selebtwit saja sering banget masa lalunya dibongkar. Hadeeeh. Saya sendiri nih, jujur saja, punya masa lalu yang agak berantakan sebagai orang yang temperamen minta ampun. Saya bahkan nggak ingat lagi pisuhan apa yang pernah saya tuliskan di zaman Friendster dan Facebook awal-awal.

Begini, saya setuju kalau kita musti hati-hati dengan apa yang kita unggah di medsos. Apalagi setelah menonton film Citizenfour, udahlah rasanya pengen menghilang dari internet. Tapi kesadaran berhati-hati ini hanyalah sebuah tindakan preventif dan nggak akan ngefek apa-apa ke jejak digital masa lalu.

Yang menyebalkan, kenapa jejak digital harus dijadikan senjata buat merusak citra orang di masa sekarang? Apa kita pernah tahu seseorang itu sudah tobat apa belum, sudah menyesal atau belum? Manusia adalah entitas yang terus berkembang, mereka berubah seiring berubahnya zaman. Tapi jejak digitalnya tetap.

Bahwa Ardhito Pramono pernah jadi brengsek ya nggak apa-apa. Cukup tahu kalau dia sekarang sudah dewasa dan kalau mencuitkan hal bodoh lagi baru bisa disleding. Selebihnya jejak digital can be fun. Contohnya seperti Raisa dan Pevita yang pernah ngetwit lucu bin manusiawi begini. Padahal kita kenalnya mereka bidadari.

Setelah dipecat, James Gunn akhirnya didapuk lagi ke Disney dan akan tetap menyutradarai Guardians of the Galaxy vol. 3. Semata-mata karena prestasinya sekarang lebih nyaring dan cuitannya di masa lalu.

Kalau boleh menilai, tindakan Ardhito Pramono sudah pada jalur yang benar. Dia pernah ngetwit rasis dan seksis, lalu menceritakan apa yang melatarbelakanginya, minta maaf sembari berusaha jadi versi terbaik dari dirinya. Ardhito di masa lalu mungkin nggak menyangka kalau di masa depan wajahnya bakal dijadikan wallpaper sama cewek-cewek.

Media sosial yang kerap jadi bahan pelampiasan ujaran yang nggak bisa kita teriakkan di dunia nyata adalah sebuah stress release. Lalu, ngapain kita merasa terbeban dengan batasan-batasan akan hal ini? Kecuali kalau kalian artis atau orang terkenal dengan jumlah follower banyak banget, ya mawas diri aja. Apalagi kalau ingin pencitraan sebagai orang bersih, tahu diri aja.

N.B.: Kalau kamu merasa punya masa lalu yang nggak dewasa banget tapi sekarang kamu udah lebih bijak, sebaiknya tetap bijak untuk nggak bikin quote generalisir yang sok nasihatin orang. cc Awkarin.

BACA JUGA Gagal Masuk BUMN karena Jejak Digital: Kita Masih Sering Lupa Jejak Digital Bisa Jadi Bumerang atau artikel AJENG RIZKA lainnya.

Exit mobile version