Analisis Teori MV Blackpink – Ddu Du Ddu Du ala Mojok Institute

MOJOK.CO Berbagai teori penggemar muncul soal MV Blackpink – Ddu Du Ddu Du sejak pertama kali ia dirilis. Mojok tentu tak mau ketinggalan. Inilah kompilasi analisis kami.

Setelah penggemar menanti comeback mereka dalam waktu yang cukup lama, Blackpink—girlband Korea Selatan yang digawangi oleh Jisoo, Lisa, Jennie, dan Rose—resmi merilis empat lagu baru dalam mini album berjudul Square Up. Salah satu lagu andalan dalam album ini berjudul Ddu Du Ddu Du yang telah diproduksi pula dalam bentuk music video (MV).

Masih menjadi video trending di YouTube, MV Ddu Du Ddu Du kini tengah disanjung-sanjung karena menjadi MV girlband tercepat yang mencapai angka view hingga 70 juta. Angka ini dicapai hanya dalam waktu 5 hari setelah resmi dirilis, yaitu pada tanggal 15 Juni yang lalu.

Di balik prestasi jumlah view dan lagu yang catchy, Mojok Institute menggarisbawahi hal yang tak kalah menarik: MV ini menyimpan banyak makna, pesan, rahasia, dan teori kehidupan yang bisa kita pelajari. Bahkan, beberapa teori pun bisa kita analisis. Sembari membaca daftar berikut, pastikan kamu telah menonton video resminya di sini.

Daripada dipakai untuk aksi klitih, katana lebih cocok jadi properti syuting.

Menit adegan: 0:40.

Dalam MV, Lisa tampil berpose menggunakan katana—pedang dari Jepang yang sering salah kaprah dianggap bernama samurai. Beberapa pengamat mengatakan bahwa adegan ini membuat Lisa tampil sebagai wanita yang kuat, sebagaimana disimbolkan oleh katana.

Naaaaaah, fakta ini jelas ditujukan kepada—tidak lain dan tidak bukan—oknum-oknum tak bertanggung jawab yang serupa dengan aksi klitih di Yogyakarta. Seperti yang kita ketahui, aksi kejam oknum-oknum ini sering kali menggunakan senjata tajam, seperti katana dan celurit.

Tampilnya Lisa dengan katana sedikit banyak menampilkan satu pesan penting: daripada dipakai untuk mengancam orang lain dan membuatmu masuk penjara, mending bikin boyband sendiri dan syuting MV tandingan.

Untuk belanja barang-barang mewah, kamu tidak perlu seorang Sugar Daddy.

Menit adegan: 1:38.

Belakangan, di Twitter ramai bermunculan bahasan soal Sugar Daddy yang disebut-sebut sebagai sumber “surga dunia” beberapa wanita. Peran seorang Sugar Daddy pun mencakup pemenuhan kebutuhan belanja bagi wanita-wanita yang dimilikinya.

Blackpink jelas tidak menyetujui keadaan ini. Sebagai wanita yang kuat dan mandiri, Blackpink—melalui Jennie—menampilkan adegan menenteng kantong belanjaan berjumlah banyak. Dan, coba tebak? Jennie berdiri sendirian, tuh, tanpa ada Sugar Daddy. Mantap~

Netizen itu ngeselin. Super ngeselin.

Menit adegan: 2:00.

Sebuah adegan lain dalam MV Ddu Du Ddu Du menampilkan Jisoo berjalan di kerumunan orang yang mengarahkan kamera ponsel pada mural besar dirinya. Detik berikutnya, Jisoo digambarkan jatuh mendadak karena sepatu hak tingginya tergelincir. Sontak, orang-orang yang berkerumun tadi mengitari dirinya dengan ponsel yang diarahkan pada Jisoo seolah-olah mereka tengah memegang senapan.

Konon, kerumunan orang ini menggambarkan peran netizen yang mengagumi seorang artis atau tokoh kenamaan. Meski sebelumnya selalu memuja si artis, netizen pun bisa langsung berbalik mencaci maki jika ada satu saja kesalahan yang dilakukan si artis.

Mungkin, Jisoo mau bilang bahwa selain lidah, jempol netizen pun kini tak bertulang.

Kalau bisa dua, kenapa harus pilih satu?

Menit adegan: 2:10.

Di tahun 2018, semua hal bisa terjadi. Setidaknya, itulah yang ingin ditekankan oleh Blackpink dalam MV ini. Untuk itu, salah satu adegan dalam MV pun menampilkan momen yang mungkin kurang masuk akal bagi sebagian orang: Rose main ayunan di lampu gantung!!!

Meski absurd dan aneh, adegan ini menyampaikan sebuah makna penting untuk kita: dalam membangun rumah dan menghias dekorasinya, kita harus bisa berpikir minimalis, tapi tetap elegan. Apa pasal?

Jika dalam sebuah rumah terdapat banyak furnitur, rumah tentu akan terasa sesak, bukan? Bisa saja, Rose ingin memiliki sebuah rumah yang berisikan lampu gantung dan ayunan. Namun, demi menghemat ruang, alih-alih memasang salah satu dari kedua benda tadi, ia lebih memilih menciptakan temuan baru: lampu gantung yang bisa jadi ayunan. Brilian! Jenius! Dan yang terpenting: irit ruangan!

Dengan kata lain, Rose mungkin ingin mengajarkan satu hal: kalau bisa dua-duanya, kenapa harus pilih salah satu? Kalau bisa gebet dua sekaligus, kenapa harus satu-satu? Hehe.

Exit mobile version