Analisis Kesalahan Desainer Grafis UI sekaligus Mengapresiasinya sebagai Taktik Viral

ilustrasi Analisis Kesalahan Desainer Grafis UI di sekaligus Mengapresiasinya sebagai Taktik Viral mojok.co

ilustrasi Analisis Kesalahan Desainer Grafis UI di sekaligus Mengapresiasinya sebagai Taktik Viral mojok.co

MOJOK.CO – Poster ucapan selamat datang kepada mahasiswa baru UI jadi bahan ejekan. Mungkin desainer grafis UI sedang berniat satire aja.

Sebenarnya wajar jika kita bingung saat melihat poster sambutan selamat datang kepada mahasiswa baru UI yang dibagikan melalui akun Twitter mereka. Sesaat saya sendiri juga nggak yakin kalau itu akun resmi kampus UI, so called Universitas Indonesia itulah jelas, yang mana lagi. Tapi, menilik followernya yang sudah berjumlah 1,2 juta itu, saya kok jadi yakin ini ada apa-apanya sih sama desainer grafis UI. Sebab, itu bukanlah akun parodi.

Mau bikin poster model apa pun, sebenarnya bebas aja sih. Sayangnya, poster tersebut terlalu familier dengan meme dan poster sinetron RCTI. Banyak netizen yang akhirnya jadi kreatif, bikin versi yang nggak kalah kocak. 

Baiklah, daripada tulisan ini jadi ajang mengejek desainer grafis UI, saya pengin menjabarkan kesalahan-kesalahan desain pada poster yang bikin sakit mata. Siapa tahu ini juga bisa buat belajar anak-anak SD dan boomer yang belum akrab dengan aplikasi Adobe Photoshop, Adobe Illustrator, Corel Draw, dan sejenisnya. 

#1 Ada lima jenis font pada poster

Sejauh ini yang berhasil saya hitung, ada lima jenis font yang kelihatan di poster tersebut. Font-font ini juga dibikin dengan ukuran yang beda-beda, yang bikin mata kita makin bingung. Padahal, semakin sedikit font, semakin baik. Setidaknya, kalau memang terpaksa memunculkan banyak font karena tampilan logonya banyak, mbok ya pakai font yang nggak terlalu nyeleneh gitu lho.

Desainer grafis UI mungkin saat itu sedang eksplorasi font-font gratis dan banyak yang bagus kali ya. Jadinya, blio pun memilih yang agak nyentrik untuk dijadikan poster. Iya Sih, jadinya menarik, menarik minat untuk redesign.

#2 Pencahayaan objek yang nggak rata

Kita jadi tahu kalau objek di poster, yaitu beberapa mahasiswa UI, nggak difoto di tempat dan waktu yang sama. Kelihatan dari penampakan cahaya yang beda-beda. Ada yang brightness-nya kepolen, ada juga yang kurang. Saturasinya ada yang perlu dikurangi juga karena kelihatan “merah”.

Meski begitu, cropping yang dilakukan desainer grafis UI ini udah rapi kok. Kayaknya memang blio sengaja bikin objeknya agak berantakan dan mencolok agar di-notice netizen. Saya yakin akan hal ini.

#3 Background posternya kayak pernah liat, di mana yaaaa~

Background poster awan-awan begitu mengingatkan saya pada gambar yang beredar di internet tentang para legenda yang telah tiada. Sebab orientasinya para legenda kini berada di surga, background langit pun dipakai. Awalnya gambar ini dipakai untuk menghormati Harambe, seekor gorila yang tewas di Cincinnati Zoo usai ditembak setelah insiden yang melibatkannya dengan seorang anak kecil. Lalu muncul legenda lain yang terpampang, kayak Michael Jackson, Elvis, Muhammad Ali, dll.. Masalahnya, sekarang gambar ini jadi meme. Bahkan patung macan Cisewu yang akhirnya dibongkar pun sekarang bisa masuk ke jajaran legenda yang telah tiada itu.

Apa nggak lucu banget? Eh, lucu aja?

Desainer grafis UI seolah-olah pengin menggambarkan kalau masuk UI sama dengan masuk surga. Wah, malah jadi positif ya. Tapi, surganya kan nggak sekarang juga, Om. Nanti lah ke surganya, sekarang mau kuliah dulu.

#4 Kok jadi kayak sinetron RCTI?

Bisa jadi sebelum bikin poster ini, desainer grafis UI nonton sinetron dulu, minimal Ikatan Cinta yang lagi heboh itu. Nah, oleh karena masih terbayang-bayang dengan Mas Al dan Mbak Andin, desainer grafis UI jadi menjiwai banget poster sinetron dalam garapan terbarunya. Meski sorot mataharinya kurang ke tengah dikit, yang penting kelihatan sinematik khas RCTI gitulah.

***

Entah mengapa, semakin mencari kesalahan yang diperbuat desainer grafis UI di poster terbarunya ini, semakin saya justru salut. Lihatlah, Kawanku. Ini adalah grand design. Mungkin blio adalah seniman yang sedang mengimplementasikan lagu “Negeri di Awan” milik Katon Bagaskara.

Ini semua ada unsur kesengajaannya. Sengaja banget mancing biar netizen heboh mengejek dan komen. Desain yang kelihatannya dibuat asal-asalan, justru direncanakan matang agar semua mahasiswa baru UI merasa benar-benar disambut oleh viralistas netizen. Nggak nyangka. Satire lewat media grafis itu levelnya lebih keren daripada Agus Mulyadi lagi nyindir-nyindir orang di rubrik Sotar-satir.

BACA JUGA Canva: Dibenci Desainer, Dipuja Masyarakat yang Nggak Ngerti Desain dan artikel lainnya di POJOKAN.

Exit mobile version