Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Podium

Mengkritisi Bias Pandangan tentang Perempuan dan Dinasti Politik

Media terkesan berat sebelah ketika yang terpilih itu dinasti perempuan, disorotnya bisa habis-habisan.

Kenia Intan oleh Kenia Intan
23 Juni 2023
A A
dinasti politik perempuan mojok.co

Ilustrasi perempuan (Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Pemimpin perempuan yang memiliki latar belakang dinasti politik kerap jadi sorotan. Kinerjanya sering kali tidak dilihat sebagai hasil dari kemampuannya, melainkan dari kekerabatannya. Bias semacam ini perlu terus dikritisi.

Dinasti politik sudah tidak asing lagi di dunia politik Indonesia. Praktik ini sebetulnya juga terjadi di banyak negara. Salah satu poin negatif dari adanya dinasti politik, praktik ini dapat mengikis demokrasi karena check and balance di pemerintahan tidak berjalan sebagaimana mestinya. Bagaimana mungkin terjadi check and balance kalau yang mengisi posisi strategis merupakan kerabat sendiri yang secara turun menurun memonopoli politik.

Peneliti Cakra Wikara Indonesia (CWI) Mia Novitasari mengamini bahwa dinasti politik merupakan praktik buruk dan tidak sehat bagi demokrasi Tanah Air. Karena politik semacam ini memperkecil peluang orang-orang potensial non-dinasti duduk di kursi pemerintah. Sementara, politisi dinasti yang terpilih cenderung mengutamakan kepentingan kelompoknya.

Perempuan dan dinasti politik

Akan tetapi, Mia juga mengkritisi bagaimana praktik dinasti politik lebih sering dikaitkan dengan kader perempuan. Padahal praktik ini juga dilakukan oleh kader laki-laki. Seolah-olah dinasti politik menjadi masalah khas perempuan saja.

“Media terkesan berat sebelah ketika yang terpilih itu dinasti perempuan, disorotnya bisa habis-habisan,” jelas Mia kepada Mojok belum lama ini.

Padahal berdasar riset yang pernah dilakukannya, ada juga perempuan berlatar belakang kekerabatan politik yang memang memiliki rekam jejak cemerlang. Laporan riset CWI berjudul “Kepemimpinan Politik Delapan Kepala Daerah Perempuan: Tarik Ulur Relasi dan Identitas” yang diterbitkan pada 2021 mencatat, ada beberapa pemimpin daerah perempuan yang memiliki rekam jejak politik lebih panjang dibanding suami maupun keluarga lain yang terjun di dunia politik. Hasil kerja pemimpin perempuan ini juga lebih nyata dibanding kerabat lain yang pernah menjabat sebelumnya.

Adapun beberapa pemimpin perempuan yang menjadi narasumber riset itu adalah Khofifah Indar Parawansa (Gubernur Jawa Timur), Faida (Bupati Jember, Jawa Timur), Sri Sumarni (Bupati Grobogan, Jawa Tengah), Mirna Annisa (Bupati Kendal, Jawa Tengah), Anne Ratna Mustika (Bupati Purwakarta, Jawa Barat), Cellica Nurrachadiana (Bupati Karawang, Jawa Barat), Tri Rismaharini (Walikota Surabaya, Jawa Timur), dan Dewanti Rumpoko (Walikota Batu, Jawa Timur)

Sepanjang pengamatan Mia, di ranah legislatif pun juga ada perempuan-perempuan berlatar belakang kekerabatan politik, tapi tetap lantang mendorong isu-isu perempuan dan kesetaraan di komisi.

Memang, tidak semua politisi dinasti punya rekam jejak baik dan kinerjanya nyata saat menjabat. Tidak sedikit yang kurang kompeten dan memanfaatkan posisinya demi kepentingan kelompoknya. Namun, kondisi tersebut tidak serta merta bisa menstigma pemimpin perempuan. Apalagi keterlibatan perempuan dalam dunia politik memiliki banyak aspek yang perlu dilihat kembali.

Perempuan punya tantangan lebih besar

Dinasti politik terlihat seperti karpet merah bagi perempuan. Punya latar belakang kekerabatan sama halnya mengeliminasi hambatan-hambatan yang biasa dihadapi perempuan-perempuan non-dinasti. Misalnya, perempuan yang berangkat dari dinasti politik relatif lebih mudah mendapat restu untuk berkarir sebagai politisi dibandingkan mereka yang non-dinasti.

Selain itu, politisi dinasti cenderung lebih siap secara modal material untuk bertarung dalam pemilu. Sudah jadi rahasia umum, bertarung dalam pemilihan kepala daerah maupun legislatif memang memerlukan dana yang besar.

Di atas baru sedikit gambaran privilese perempuan-perempuan dalam dinasti. Bisa dibayangkan betapa besar upaya yang diperlukan perempuan non-dinasti untuk bisa melenggang ke pemilu. Hambatan sosio-kultural terkadang terlebih dahulu menggugurkan perempuan-perempuan potensial sebelum politik dinasti menghambat.

Hambatan sosio-kultural sifatnya sistemik mengingat patriarki masih langgeng di masyarakat. Ini bisa berbentuk beban ganda sehingga kesempatan perempuan untuk berkarir di dunia politik kian sempit. Belum lagi suburnya anggapan bahwa perempuan tidak layak turun ke ranah publik, terlebih menjadi pemimpin.

Rendahnya komitmen parpol

Perjalanan perempuan terjun ke dunia politik juga diperberat oleh parpol yang belum memiliki komitmen serius untuk mengkader perempuan. Padahal parpol merupakan kendaraan utama seseorang terjun ke politik.

Iklan

“Ini bisa dilihat dari berapa banyak parpol yang punya aturan kuota internal bagi perempuan yang duduk di posisi strategis, di DPP saja misalnya. Bisa dilihat juga berapa besar sih persentase pendanaan partai yang digunakan untuk pemberdayaan perempuan atau pelatihan kader perempuan?” terang Mia.

Parpol cenderung merekrut kader perempuan hanya demi memenuhi kuota afirmasi 30 persen supaya bisa bertanding di pemilu. Rendahnya komitmen itu membuat parpol melakukan pengkaderan secara instan. Perempuan yang tidak mendapat pelatihan memadai selayaknya kader laki-laki berujung pada ketimpangan kemampuan antara kader laki-laki dan kader perempuan. Ketimpangan kemampuan itu membuat kader perempuan kalah bersaing di pertarungan politik.

Akhirnya, mereka yang bertarung memperebutkan posisi strategis berasal dari dinasti lagi. Akan sangat baik apabila politisi dinasti ini mau berlajar dan berkembang untuk memperjuangkan isu-isu perempuan dan kesetaraan. Namun, menjadi masalah kalau politisi dinasti yang menjabat sakadar memupuk keuntungan bagi kelompoknya.

Melihat kondisi itu, Mia menekankan, pentingnya peran pemilih perempuan dan masyarakat sipil. Masyarakat perlu memilih secara kritis dengan menilik rekam jejak politisi. Di samping itu, masyarakat juga bisa terus mengawal isu perempuan dan kesetaraan, mengawasi mereka yang sudah terpilih, serta melakukan advokasi. Parpol juga memainkan peran penting untuk menghadirkan kader-kader perempuan yang berkualitas. Tidak hanya memenuhi dari sisi kuantitas, parpol perlu merekrut kader-kader yang berpihak pada isu perempuan dan kesetaraan warga.

Penulis: Kenia Intan
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Erick dan Sandi Berebut Simpati Publik lewat Coldplay dan Timnas Argentina

Cek berita dan artikel lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 27 Juni 2023 oleh

Tags: dinasti politikkepala daerah perempuanPemilu 2024politisi perempuan
Kenia Intan

Kenia Intan

Content Writer Mojok.co

Artikel Terkait

Warga Sleman Tolak Dinasti Politik Kustini MOJOK.CO
Aktual

Warga Sleman Tolak Dipimpin Dinasti Bupati, Terlalu Bahaya jika Kekuasaan Dipegang 1 Keluarga

7 November 2024
Demo di Jogja Momen Adili Dinasti Politik Jokowi dan Prabowo MOJOK.CO
Aktual

Mengadili Jokowi dan Prabowo di Jogja, “Kepala Mulyono” Terpenggal hingga Jatuh di Kaki Barisan Polisi

27 Agustus 2024
Demo di Jogja kawal putusan MK sekaligus lawan dinasti politik Jokowi bikin mahasiswa UNAIR Surabaya kagum MOJOK.CO
Ragam

5 Kultur Demo di Jogja yang Bikin Kaget Mahasiswa Surabaya, Jadi Pelajaran Penting dan Berharga

24 Agustus 2024
Prof. Masduki: Aksi Jogja Memanggil dan Alasan Jokowi Disebut Bapak Politik Dinasti Indonesia
Video

Prof. Masduki: Aksi Jogja Memanggil dan Alasan Jokowi Disebut Bapak Politik Dinasti Indonesia

24 Agustus 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Terpaksa jadi maling, buronan polisi, hingga masuk penjara karena lelah punya orang tua miskin MOJOK.CO

Terpaksa Jadi Maling-Mendekam di Penjara karena Lelah Punya Orang Tua Miskin, Sejak Kecil Hanya Bisa Ngiler ke Hidup Enak Teman Sebaya

22 Desember 2025
Olahraga panahan di MLARC Kudus. MOJOK.CO

Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan

23 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik

27 Desember 2025
Pasar Kolaboraya tak sekadar kenduri sehari-dua hari. Tapi pandora, lentera, dan pesan krusial tanpa ndakik-ndakik MOJOK.CO

Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik

23 Desember 2025
Anugerah Wanita Puspakarya 2025, penghargaan untuk perempuan hebat dan inspiratif Kota Semarang MOJOK.CO

10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua

23 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

22 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.