MOJOK.CO – Sandiaga Uno mengaku tak menghadiri deklarasi kemenangan yang pertama Prabowo Subianto karena cegukan. Alasan yang malah diketawain. Hadeh.
Publik terheran-heran ketika mengetahui alasan Cawapres 02, Sandiaga Uno, tidak tampak ketika Prabowo Subianto mengumumkan kemenangannya pertama kali. Apalagi kalau alasan itu hanya karena cegukan yang tak berhenti-berhenti.
Beberapa orang (yang terindikasi bukan pendukung Prabowo-Sando—tentu saja) langsung ngetawain alasan ini. Dibilang alasan yang mengada-ada lah, alasan yang nggak mutu lah, atau alasan yang dikomentari, “ealah, cuma cegukan aja sampai butuh istirahat.”
Padahal cegukan itu bukan reaksi tubuh yang bisa diremehkan begitu saja lho. Apalagi kalau cegukan yang terjadi terjadi lebih dari 2 hari berturut-turut tanpa henti.
Kalau cegukan yang cuma berlangsung beberapa menit atau jam sih biasanya dipicu karena berbagai kondisi yang enteng-enteng saja. Kayak habis minum barkarbonasi, makan terlalu cepat, atau perubahan suhu tubuh yang tiba-tiba.
Kalau cegukan yang model begini sih nggak perlu dikhawatirkan. Karena bisa sembuh dengan memperbanyak minum air putih atau dikagetin (ini serius). Namun kalau cegukan sudah berlangsung lama tak sembuh-sembuh, bisa diduga penyebabnya lebih serius dari yang dikira.
Pada dasarnya cegukan seperti yang pernah dialami Sandiaga Uno kayak gini terjadi saat otot diafragma turun dan naik saat tubuh mengembuskan napas.
Ketika cegukan terjadi, otot ini berkontraksi mendadak sehingga menyebabkan udara jadi kecepatan masuk ke paru-paru. Yang terjadi kemudian saluran pernapasan tertutup pada momentum yang tak pas sehingga bikin suara “hik” setiap beberapa detik sekali.
Nggak main-main, cegukan yang berkepanjangan tanpa jeda berhenti bisa merupakan tanda bahwa tubuh sedang mengalami berbagai penyakit. Paling tidak ada beberapa jenis penyakit berat yang ditandai dengan munculnya cegukan selama lebih dari dua hari.
Gangguan system perncernaan yang terkait dengan tukak lambung, radang usus, bahkan bisa juga kanker lambung atau radang hati. Gangguan syaraf juga bisa, seperti timbulnya benjolan di leher.
Gangguan otak seperti stroke ringan. Gangguan di rongga dada seperti tuberculosis, sama, atau bronchitis. Gangguan jantung kayak peradangan selaput jantung. Bahkan yang terakhir, cegukan yang berlangsung lama juga bisa jadi gejala gangguan mental, seperti skizofrenia atau anoreksia.
Meski kelihatan seram begitu, namun kalau gejala-gejala ringan seperti cegukan ini segera ditangani dengan cepat, kemungkinan penyakit ini bisa disembuhkan lebih besar kemungkinannya.
Satu hal yang pasti, pemeriksaan secara menyeluruh harus dilakukan kalau cegukan yang dialami terjadi lebih dari dua hari. Beberapa pemeriksaan sih bisa dilakukan. Kayak tes darah, CT Scan, MRI, melihat kondisi kerongkongan dan tenggoran, sampai pemeriksaan jantung.
Secara umum, cara menghilangkan cegukan ada banyak caranya. Seperti meminum air hangat dengan madu atau jahe segar, menahan napas untuk sementara waktu, mengambil napas dalam-dalam lalu diembuskan secara cepat, atau bisa juga dengan potongan lemon.
Melihat kemungkinan-kemungkinan itu, maka publik sebaiknya tidak meremehkan cegukan yang dialami Sandiaga Uno, apalagi sampai menertawakan bahwa itu penyakit yang remeh-temeh. Karena ketika cegukan nggak bisa berhenti-berhenti ada hal-hal yang kemudian bikin tubuh tidak nyaman.
Hal ini disebabkan karena cegukan akan membuat penderitanya jadi kesulitan beristirahat, kesulitan untuk makan dan minum, yang nanti akan berakibat pada asam lambung.
Jika cegukan ini sudah sampai tahap berat. Biasanya dokter akan menyarankan obat-obat medis kelas berat semacam metoclopramide, gabapentin, atau chlorpromazine yang berfungsi untuk bikin rileks diafragma pasien. Atau bahkan kalau diperlukan upaya penyuntikan obat bius langsung ke saraf juga bisa dilakukan.
Yang jelas, segala risiko cegukan ini semoga tidak dialami oleh Sandiaga Uno. Sebab, terakhir ketika muncul ke publik saat Prabowo mengumumkan kemenangannya yang ke sekian kalinya, Sandiaga Uno terlihat berwajah pucat dan lemas. Mungkin kondisinya memang sudah membaik dan bisa segera beraktivitas kembali.
Hal yang pasti untuk netizen dan publik, ada baiknya jangan meremehkan kondisi kesehatan seseorang. Sekalipun itu kondisi kesehatan sosok yang berbeda secara pilihan politik.
Sebab, penyakit itu tidak sama kayak hukum. Tidak tumpul ke atas, tajam ke bawah. Semua disasak tanpa peduli. Tidak memandang inangnya pilih capres A atau capres B, semua setara di mata penyakit.
Hambok yakin.