6 Penyebab Diet Gagal yang Sama Jahatnya Seperti Orang Ketiga

MOJOK.CO Udah susah-susah niat, eh ujung-ujungnya diet gagal gara-gara hal remeh yang ternyata berbahaya ini. Gimana bisa nggak kesal, coba?!

Setiap tahun baru, bulan baru, atau bahkan status baru dimulai, diet umumnya menjadi rencana yang paling sering dilontarkan oleh banyak orang. Tujuannya beragam: agar badan lebih langsing, lebih sehat, atau sekadar ingin membuat beberapa orang tertentu menyesal telah mengoyak-oyak hati ini alias biar bisa bilang, “Sekarang lo nyesel, kan?” ala Young Lex.

Ada banyak macam diet di dunia ini, baik yang recehan maupun kertas. Eh, tunggu, tunggu, itu sih duit, ya, bukan diet? Hehe. Maaf, maaf, saya sengaja ngasih jokes garing dulu supaya hari-harimu yang basah oleh air mata agak mengering~

Jadi begini, meski diet ada banyak rupanya, meski niat sudah setinggi Tugu Monas, dan meski semua menu sudah kamu siapkan hingga 3 bulan ke depan, nyatanya ada saja hal-hal yang bikin diet gagal. Ibarat orang ketiga dalam sebuah hubunganyang memang sialan banget—hal-hal ini berpotensi besar merusak semua rencana dan tujuan dietmu yang mulia. Apa sajakah mereka? Mari kita check them out~

Pertama, makan lotek, pecel, atau gado-gado setiap saat dengan anggapan bahwa makanan ini adalah makanan sehat yang tak mungkin membuat diet gagal.

Kenapa hal ini bisa menggagalkan diet? Sayur memang bagus untuk dikonsumsi, tapi please pahami juga bahwa bumbu kacang yang digoreng juga bisa berbahaya jika dikonsumsi terlalu banyak. Jangankan saat sudah menjadi bumbu, lah wong saat masih berbentuk kacang saja ia mestinya tidak dikonsumsi terlalu banyak.

Perlu diingat, kacang mengandung kalori dan penuh dengan lemak jenuh. Rata-rata, ada 150 kalori yang terkandung hanya dalam segenggam kacang tanah!

Kedua, hanya makan buah terus-menerus.

Sama seperti sayur, buah juga menjadi “primadona” bagi pelaku diet karena dianggap menjadi makanan yang tepat dikonsumsi demi perut yang rata dan pinggang kecil kayak boneka Barbie. Namun ternyata, penelitian-penelitian yang telah diselenggarakan sebelumnya menunjukkan hasil berbeda.

Disebutkan, fruktosan yang terkandung dalam buah tidak dapat memberikan respons kenyang pada tubuh. Dengan kata lain, ia tidak cukup untuk memberi perasaan puas pada kita dan ujung-ujungnya kita akan terus merasa lapar. Akan jauh lebih baik jika konsumsi buah ini diiringi dengan sedikit tambahan protein untuk memberikan rasa kenyang.

Ketiga, hanya memilih makanan dan minuman berlabel “diet”.

Di banyak tempat, makanan rendah lemak dan rendah gula mulai populer, seiring dengan munculnya minuman diet. Tapi, siapa sangka, makanan rendah lemak justru penuh dengan gula, sedangkan makanan rendah gula menjadi tinggi akan konsentrat buah. Di samping itu, minuman diet justru umumnya melibatkan pemanis buatan yang akan memberi rasa lapar lebih lama.

Yaaah, ujung-ujungnya pengin makan lebih banyak lagi, deh~

Keempat, nimbang terus setiap saat melihat timbangan.

Setiap kali ada timbangan nganggur, kamu nggak tahan untuk naik ke atasnya dan menebak-nebak pada angka berapa jarum timbangan akan berhenti. Setelah kamu berolahraga, kamu juga nggak bisa menolak hasrat menimbang untuk melihat apa yang sudah olahraga berikan pada tubuhmu. Pokoknya, sedikit-sedikit, kamu harus tahu perkembangan penurunan berat badan, lantas pusing setengah mati kalau jarum timbangan nggak berubah, bahkan bergeser ke kanan!

Padahal, perubahan berat badan yang tak menentu ini bisa disebabkan oleh kadar air dalam tubuh yang bukan merupakan indikator bagus untuk penurunan berat badan. Justru, akan jadi jauh lebih baik kalau penimbangan ini dilakukan satu kali dalam seminggu, pada waktu dan hari yang sama, selepas kamu menuntaskan hajat di toilet dan tanpa menggunakan pakaian yang berlapis-lapis.

Kelima, makan kulit ayam—bahkan berharap makan kulit ayam jatah pacarmu.

Kata orang, pacar yang romantis adalah mereka yang bersedia memberikan kulit ayam di piringnya untuk sang kekasih. Godaan kulit ayam ini konon tidak kalah menariknya dengan orang ketiga—yang, sekali lagi, memang sialan banget—dan menjadi dambaan banyak orang.

Padahal nih, ya, meski daging unggas—termasuk ayam—adalah pilihan yang tepat untuk dikonsumsi selama diet—alih-alih daging merah—karena kandungan kalorinya yang lebih rendah, bagian kulitnya tidak perlu juga kamu telan bulat-bulat setiap kali kamu makan ayam, Armando. Atau, kamu memang mau bikin diet gagal, ya? Hmm?

Ingat, ia adalah bagian yang paling banyak mengandung lemak dan mengancam keberlangsungan dietmu! Meski begitu, ingat pula satu hal berikut, yaitu…

keenam, jangan sok-sokan menjauhi lemak saat diet.

Tubuh tetap memerlukan lemak, bahkan saat diet berlangsung. Malah, keberadaan lemak di makanan berkalori rendah konon dapat membantu penurunan berat badan dibandingkan prinsip anti-lemak sama sekali.

Kuncinya apa? Kuncinya hanya satu: kendalikanlah asupan yang masuk ke tubuhmu dengan baik dan tidak berlebihan. Ingat, jangan sampai hal-hal remeh di atas benar-benar menjelma bagai orang ketiga di hubungan asmaramu, yang, mari kita sepakati, memang sialan banget. (A/K)

Exit mobile version