Warna Baru Honda Supra X 125 yang Tidak Mencerminkan Dinamisnya Dunia

Penjualan Honda Supra X 125 masih cukup tinggi. Pada 2017 saja, penjualan family Honda Supra sudah mencapai 14,6 juta unit.

Warna Baru Honda Supra X 125 MOJOK.CO

Ilustrasi warna baru Honda Supra X 125. (Mojok.co/Ega Fansuri)

MOJOK.COKalau Honda Supra X 125 ingin bersaing dengan kelas matik, sebaiknya upgrade yang dilakukan jangan nanggung.

Seperti biasanya, setiap tahun, dunia otomotif melewati dua peristiwa pasti. Pertama, peluncuran motor jenis baru dari setiap pabrikan. Kedua, pergantian warna bagi kendaraan yang sudah rilis sebelumnya.

Untuk peristiwa kedua, dunia MotoGP punya istilah khusus yang disebut livery. Istilah ini merujuk ke desain baru untuk seragam pembalap. Bisa terlihat di wearpack atau seragam pembalap sampai kru. Meminjam istilah livery, setiap pabrikan biasanya melakukan desain ulang ke corak dan warna dari produk mereka yang sudah mendunia.

Tujuannya, selain menyegarkan tampilan dari sebuah produk, peningkatan dari sisi penjualan menjadi sasarannya. Untuk 2022, salah satu pabrikan yang baru saja melakukannya adalah Honda dengan Honda Supra X 125. Sebuah produk legendaris yang konon mendapat julukan Raja Motor Bebek.

Dulu, sampai sekarang, penjualan Honda Supra X 125 masih cukup tinggi. Pada 2017 saja, penjualan family Honda Supra sudah mencapai 14,6 juta unit. Selama 20 tahun meramaikan aspal Indonesia, family Honda Supra memang merajai dari kelas motor bebek.

Nah, atas nama peremajaan (dan mungkin sebagai usaha bertahan dari gempuran kelas matik), Honda Supra X 125 bersolek. Honda menyematkan dua warna baru, yaitu Golden Matte Black yang hitam peket dan Energetic Red yang merah terang. Konon, unit ini jadi terlihat lebih sporty.

Sayangnya, untuk Honda Supra X 125, cuma ada dua warna baru. berbeda dengan rival mereka yang sudah mengeluarkan sampai empat warna baru.

Yah, namanya bersolek, terkadang cuma “menipu mata” saja. Warna boleh beda, orang bilang lebih sporty, tapi sebetulnya, buat saya, tidak ada kebaruan dari Honda Supra X 125.

Honda menanamkan beberapa fitur yang diklaim mereka sebagai hal baru. Misalnya, kunci kontak bermagnet yang akan menutup secara otomatis. Di fitur ini, pengguna juga bisa membuka jok. Istilahnya auto secure key shutter with seat opener. Lalu ada gantungan barang fungsional dengan pengaman. Terakhir, soket pengisian baterai hape. Istilahnya innovative power charger.

Duh, ayolah, fitur-fitur di atas tidak bisa disebut baru. Honda Supra X 125 saja yang ketinggalan. Padahal, harga yang disematkan cukup tinggi, yaitu mulai Rp18 sampai Rp19 juta. Satu-satunya aspek menarik hanya soal klaim satu liter bensin bisa untuk menempuh 57,2 kilometer. Di tengah kenaikan harga bensin, klaim ini terlihat menarik.

Namun, fitur-fitur yang disematkan, tidak bisa dibilang advance. Masih bakal kesulitan untuk setidaknya mengejar kelas matik, apalagi untuk membendungnya. Buat saya, perubahan warga (dan fitur “yang kayak gitu”), tidak mencerminkan dinamisnya dunia otomotif, khususnya kelas motor bebek.

Warna baru tanpa perubahan minor lainnya, tidak bisa dibilang sebagai usaha untuk lebih fashionable. Namanya saja cuma ganti kulit tanpa perubahan signifikan. Gimana ya… peminat Honda Supra X 125 mungkin tetap ada, tapi apa bisa bersaing dengan motor bebek produk rival atau gilanya penjualan motor matik? Berat, Pak.

Jadi, rasanya nggak heran apabila antusias untuk membeli Honda Supra X 125 warna baru ini akan menurun. Sekali lagi, cuma ganti warna, tambahan fitur yang minimal, dan harganya yang tembus Rp19 juta, nggak cukup untuk membantu family Supra ini untuk mendobrak pasar.

Saya malah curiga, kalau kelak penjualannya terbilang oke atau standar lumayan, kemungkinan perusahaan atau instansi pemerintah lagi jor-joran untuk ngasih hibah kendaraan kepada pegawainya. Atau mungkin ada perusahaan pengantaran yang butuh unit baru yang awet dan irit bensin.

Kalau ngomong soal awet dan irit bensin, hanya nama Honda yang muncul ke permukaan. Dua aspek yang bikin produk Honda jadi legenda.

Lantas, Honda Supra X 125 kudu gimana biar jadi lebih menarik? Yah, kalau mau agak dipaksakan, sih, ada. Buat saya, Honda perlu mempertimbangkan mengganti speedometer, dari analog jadi digital.

Sebentar. Iya, memang, buat sebagian orang, apalagi fans fanatik family Supra, speedometer analog itu wujud romantis dari unit ini. Namun, seiring perkembangan zaman, pengendara lebih mudah membaca (melirik) informasi di speedometer jika pakai sistem digital.

Speedometer digital ini sudah lama dipakai oleh kelas matik. Bisa dianggap sebagai sebuah fitur yang memudahkan pengendara ketika berkendara. Tidak ada salahnya, kan, kalau Honda Supra X 125 warna baru menyematkan speedometer digital.

Selain itu, speedometer digital menawarkan sisi praktis. Sebuah aspek yang lekat sekali dengan kehidupan anak muda zaman sekarang. Masyarakat yang mulai akrab dengan budaya cashless atau mereka yang sejak lahir sudah dianggap sebagai digital nomad.

Yah, sekali lagi, ini kalau menurut saya, ya. Satu hal yang sering luput dari produksi motor adalah sentuhan upgrade speedometer digital untuk motor bebek.

Sampai sekarang, untuk motor bebek murni, bukan yang kopling kayak Supra GTR atau Jupiter MX-King, tidak ada yang menggunakan speedometer yang sepenuhnya digital. Beberapa malahan masih menggunakan speedometer analog yang kini terkesan jadul.

Padahal kalau dipasang speedometer digita, sumpah, motor bebek akan jauh lebih menarik. Setidaknya nggak ketinggalan zaman dan mampu bersaing secara ketat dengan kelas matik yang makin mendominasi.

Buktinya, saat ini kamu bisa menemukan banyak video YouTube yang memperlihatkan motor bebek macam Supra 2010 menggunakan speedometer digital ala Satria FU 150. Penempatannya juga cocok dengan luas dashboard Supra beserta pemasangan kabelnya. Honda Supra lawas jadi makin ganteng.

Selain pakai punya Satria FU, kamu juga bisa pakai speedometer dari Honda CBR 150 terbaru. Jangan salah, bisa muat, lho. Meski bentuk speedometer CBR lebih memanjang dari punyanya Satria, jika diatur sedemikian rupa, ternyata cocok juga. Honda Supra X 125 jadi makin elegan dan canggih.

Selain speedometer, aspek lain yang bisa dikembangkan dari Honda Supra X 125 adalah kapasitas bagasi. Untuk unit terbaru, bodinya memang lebih lebar, tapi kapasitasnya terasa kurang. Rasanya malah nanggung kalau untuk memuas jas hujan dan barang-barang penting lainnya.

Bagasi yang dimiliki oleh Honda Supra X 125 saat ini terkesan nanggung meski ada power charger untuk sekadar ngecas hape di jok. Nanggungnya itu malah terasa mengganggu bagi pengendara untuk menaruh lebih banyak barang dan luasnya pun juga kecil karena berdempetan dengan tangki bensin.

Makanya, mempertimbangkan luas bagasi yang nanggung, banyak orang menambahkan tas touring sampai box beserta bracket di jok belakang. Niatnya biar bisa bawa banyak barang, tapi dari sisi pengeluaran pasti nambah.

Itulah dua aspek yang saya tawarkan kepada Honda untuk dipertimbangkan. Ganti warna memang menarik untuk sebagian orang. Namun, kalau Honda Supra X 125 ingin bersaing, sebaiknya upgrade yang dilakukan jangan nanggung.

Jangan sampai perubahan warna dan fitur minimal tapi harga maksimal ini sebatas jadi klangenan, motor hobi saja. Sungguh sayang karena untuk penggunaan sehari-hari, unit Honda itu punya banyak keunggulan. Soal irit cuma satu keunggulan saja.

Jangan sampai, takhta Raja Motor Bebek itu hilang. Dominasi yang sudah dimulai sejak 1997 ambruk begitu saja.

BACA JUGA Sori Suzuki Smash, yang Gesit Irit Itu Supra X 125, Bukan Kamu dan ulasan menarik lainnya di rubrik OTOMOJOK.

Penulis: Dhien Favian Aryanda

Editor: Yamadipati Seno

Exit mobile version