Kepala suku bersama dengan Wahyudi Anggoro dan Wasingatu Zakiah. Mereka membicarakan banyak hal tentang desa dan problematika. Ke depan, peradaban ditentukan oleh desa. Kenapa? Karena lahan makanan makin menyempit. Tentu saja itu salah satunya.
Tapi desa selama ini dipandang dengan ‘ambigu’ oleh orang kota. Bagi mereka, desa itu indah, damai, nyaman, tidak ada konflik, ada suara jangkerik, tempat healing, dll. Padahal faktanya tdk seperti itu. Desa sebagaimana kota, juga punya persoalan dan tantangan besar.
Desa juga sering menjadi ‘korban komoditas politik’. Konflik urban/kota dibawa ke desa. Sebagai contoh, Pilgub Jakarta konfliknya sampai ke desa. Bahkan di beberapa daerah di Indonesia Timur, konflik elite partai bisa jadi sebuah pertikaian di kampung halaman mereka. Bagaimana warga desa menghadapi pragmatisme politik elektoral?
Dan yg paling utama: adakah telah dirumuskan semacam politik orang desa sebagai sebuah konsep untuk menjadi semacam ‘politik-budaya tanding’ terhadap konsep politikk yang selama ini senantiasa dirumuskan oleh para politikus kota?
PutCast live on stage diadakan sebab antusias banyak kalangan yang ingin mendengar dan bahkan merespons apa yang menjadi pembicaraan antara kepala suku dan narasumber-narasumbernya yang spesial. Ini seri pertama dari 4 sesi yang diadakan dalam PutCast live on stage 4 jam lebih. Tonton dan tunggu sesi-sesi selanjutnya yang tidak akan kalah seru!