Dari buku-buku sejarah yang pernah kita baca, Njoto merupakan salah satu tokoh penting dalam Partai Komunis Indonesia (PKI). Bersama anggota politbiro yang lain, seperti DN Aidit, Sakirman, MH Lukman, dan Sudisman, ia aktif memberi arahan dan kebijakan partai kepada departemen lain.
Njoto memainkan peran penting dalam PKI pada masa pemerintahan Presiden Soekarno. Ia menjadi salah satu orang yang dekat dengan Soekarno. PKI seringkali memberi kepercayaan kepada Njoto untuk menyampaikan pesan-pesannya kepada Sukarno.
Pada tahun 1962, Soekarno pernah mengangkat Njoto sebagai Menteri Negara di Kabinet Dwikora I, yang bertanggung jawab untuk pengawasan reformasi tanah. Di waktu yang sama, ia merangkap jabatan sebagai wakil ketua PKI, yang mana saat itu PKI memberi mandat kepada DN Aidit sebagai ketuanya.
Njoto adalah Harian Rakyat
Di luar sebagai seorang tokoh elit PKI, sosok yang lahir pada 17 Januari 1927 ini merupakan jurnalis kawakan, seorang budayawan, sekaligus penulis puisi. Njoto adalah seorang jurnalis dan penulis yang produktif. Ia menulis banyak artikel dan buku tentang Marxisme-Leninisme dan politik Indonesia.
Njoto merupakan anak bawang Siauw Giok Tjhan, pendiri dan pemilik Harian Rakyat, dalam bidang jurnalistik. Sampai di kemudian hari akhirnya Siauw melepas seluruh kepemilikannya atas Harian Rakyat kepada PKI. Di bawah tangan dingin pria asal Jember inilah Harian Rakjat menjadi media massa yang profesional.
Sembari menjadi organisatoris dan membangun basis massa, tampaknya PKI menugaskan dirinya untuk membesarkan Harian Rakyat sebagai basis propaganda. Sosoknya begitu identik dengan media massa ini. Njoto adalah Harian Rakyat, Harian Rakyat adalah Njoto. Ia dan seluruh awak media Harian Rakyat pernah berjuang mati-matian agar media massa tersebut tidak dibredel oleh pemerintah.
Saat peristiwa G30S meletus, Njoto menjadi salah satu orang yang tertuduh menjadi dalang peristiwa tragis tersebut. Menurut kabar yang beredar saat itu, Presiden Soekarno sempat bertanya kepada Njoto terkait peristiwa tersebut. Namun, Njoto dengan tegas membantah keterlibatannya.
Seperti apa sepak terjang Njoto dalam membesarkan media massa Harian Rakyat? Benarkah ia adalah sosok yang Anti Pancasila? Simak video di atas sampai habis.
—
Mau nonton video edisi #Jasmerah sebelumnya kunjungi playlist Youtube di sini. Atau jika mau lihat-lihat video Mojok yang lain dengan isu dan tema yang menarik, yuk ngintip video-video lainnya di sini.