Nadirsyah Hosen atau akrab dengan sapaan Gus Nadir merupakan seorang ulama, akademisi, sekaligus penulis buku. Ia banyak bicara soal hukum syariah dan fikih. Saat ini, ia telah menyandang dua doktor di bidang Ilmu Syariah dan Ilmu Hukum. Aktivitasnya sehari-hari adalah menjadi dosen Hukum Islam di Monash University, Australia.
Gus Nadir sejak kecil sudah belajar ilmu agama dengan mendalam karena ia merupakan putra bungsu dari seorang profesor dan ulama tersohor di zamannya, yaitu Prof. Dr. K.H. Ibrahim Hosen. Gus Nadir sudah menjadi santri NU dan hidup dalam lingkungan yang akrab dengan para kiai. Sampai kemudian ia diberi amanah menjadi Ra’is Syuriah, pengurus cabang istimewa NU di Australia dan Selandia baru.
Banyak yang mengenal Gus Nadir sebagai sosok yang aktif menyuarakan toleransi dan pluralisme beragama. Ia sering menjadi pembicara di berbagai seminar dan forum internasional untuk membahas isu-isu keagamaan. Ia juga aktif menulis di media massa dan media sosial untuk menyampaikan pesan-pesannya.
Episode PutCast kali ini menemui Gus Nadir untuk membincangkan banyak hal seputar keresahan-keresahan yang terjadi belakangan di tubuh PBNU kaitannya dengan masa-masa mendekati Pemilu 2024. Termasuk soal bagaimana menjaga marwah NU agar tidak terseret politik kekuasaan sesaat dan preferensi untuk lebih mementingkan politik kebangsaan ummat agar tetap kondusif.
Benarkah kesan NU netral masih bisa diterima dengan baik atau ada kecenderungan PBNU untuk mendukung paslon tertentu pada Pilpres 2024? Simak jawabannya dengan menonton episode terbaru PutCast di atas.
—
Mau nonton video edisi #PutCast sebelumnya kunjungi playlist Youtube di sini. Atau jika mau lihat-lihat video Mojok yang lain dengan isu dan tema yang menarik, yuk ngintip video-video lainnya di sini.