Haji Mohammad Misbach merupakan seorang tokoh pergerakan nasional Indonesia yang lekat dengan gagasan konvergensi Islam dan komunisme. Ia termasuk bagian dari Partai Komunis Indonesia (PKI) sekaligus tokoh penting dalam gerakan buruh dan tani di Indonesia pada masa pra kemerdekaan Indonesia.
Haji Misbach selain dikenal sebagai aktivis, juga seorang jurnalis. Ia mempunyai minat untuk bergabung dengan Inlandsche Journalisten Bond (IJB) pada 1914 bikinan Mas Marco Kartodikromo. IJB menerbitkan koran Medan Muslimin yang layoutnya mirip dengan koran Medan Prijaji. Esai-esai H. Misbach banyak terbit di koran tersebut.
Sosok yang punya nama kecil Ahmad ini memulai kariernya sebagai aktivis pergerakan nasional pada tahun 1920-an. Awalnya ia bergabung dengan Barisan Sarekat Islam Surakarta, kemudian berlanjut ke Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII).
Aktivis Buruh dan Tani
Misbach adalah salah satu tokoh yang paling vokal dalam membela kepentingan buruh. Misbach aktif dalam Perkumpulan Kaum Buruh dan Tani (PKBT) yang mewadahi suara-suara dari wilayah sekitar Kartasura, Ponggok, Tegalgondo, dan Banyudono. Pada tahun 1929, pemerintah kolonial Belanda menjebloskan Haji Misbach ke bui selama dua tahun.
Setelah keluar dari penjara, pemikiran Haji Misbach justru semakin terasah. Pasalnya selama dipenjara, ia banyak bersosialisasi dengan para aktivis selama Indische Social Democratische Vereeniging (ISDV), embrio Partai Komunis Indonesia (PKI).
Ada tiga jenis kelompok yang sangat dibenci oleh H. Misbach. Pertama adalah pemerintah kolonial termasuk sunan dan raja yang saling bersekutu. Kedua adalah orang-orang yang ada di balik kapitalisme yang jahat. Ketiga adalah para agamawan lamisan, yang sering ia sebut juga dengan munafiqun atau kumpulan agamis munafik.
Bagi Misbach, mengakui hak-hak manusia adalah bagian dari kewajiban seorang Muslim, sama halnya dengan program-program komunis. Misbach meyakini bahwa siapapun yang memilih jalan sebagai seorang komunis, masih bisa menjadi seorang muslim yang sejati.
Bagaimana awal mula pemikiran sosok yang unik dan nyeleneh ini bisa turut menginspirasi sejarah pergerakan Indonesia? Seperti apa kisah H. Misbach mendirikan koran Medan Moeslimin (1915) dan Islam Bergerak (1917)? Mengapa ia begitu menggebu-gebu untuk melakukan konvergensi Islam dan Komunisme? Simak penjelasan Muhidin M. Dahlan dalam episode Jasmerah kali ini sampai habis.
—
Mau nonton video edisi #Jasmerah sebelumnya kunjungi playlist Youtube di sini. Atau jika mau lihat-lihat video Mojok yang lain dengan isu dan tema yang menarik, yuk ngintip video-video lainnya di sini.