Abdurrahman Baswedan atau yang lebih populer dengan nama AR Baswedan adalah kakek dari Anies Baswedan dan Novel Baswedan. AR Baswedan merupakan tokoh pergerakan nasional Indonesia yang aktif dalam perjuangan kemerdekaan. Selain banyak yang mengenalnya sebagai seorang jurnalis dan politikus, sosok yang juga murid ideologis Agus Salim ini juga seorang pemikir Islam modern yang pemikirannya kritis sekaligus terbuka. AR Baswedan baru mendapat gelar Pahlawan Nasional pada tahun 2018 oleh Presiden Joko Widodo.
Salah satu bagian menarik dari perjalanan hidupnya adalah ketika ia lebih tertarik untuk mengasah intelektualitasnya dengan menjadi seorang jurnalis, ketimbang sebagai penjaga toko milik kakeknya. Ia kemudian masuk menjadi salah satu wartawan di koran-koran milik peranakan Tionghoa seperti Sin Po, Soeara Oemoem, dan Matahari. Singkat cerita, ia kemudian membuat majalah sendiri bernama Sadar. Majalah ini kemudian menjadi corong pemikiran peranakan Arab di zaman pergerakan nasional.
Pada masa revolusi kemerdekaan, tokoh yang merupakan keturunan peranakan Arab ini aktif dalam perjuangan melawan Belanda. Sebagaimana peranakan Tionghoa membentuk Partai Tionghoa Indonesia sebagai simpul juang untuk kemerdekaan Indonesia, AR Baswedan juga membangun ikatan lidi penyapu kolonialisme pada tahun 1934 dengan mendirikan Partai Arab Indonesia (PAI).
Dunia Politik AR Baswedan
Ada beberapa portofolio AR Baswedan dalam dunia politik. Pertama, ia adalah salah satu pendiri Partai Arab Indonesia (PAI). Kedua, ia pernah menjadi anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Ketiga, AR Baswedan adalah anggota BPUPKI yang saat itu getol merumuskan definisi siapa yang dimaksud warga negara Indonesia bersama Muhammad Yamin, mengingat saat itu Indonesia terdiri dari beberapa macam ras termasuk Arab, Tionghoa, dan lain sebagainya. Keempat, ia pernah menjadi diplomat sekaligus anggota delegasi Indonesia ke Mesir untuk mendapatkan pengakuan kemerdekaan dari Mesir.
Siapa mentor pemikiran AR Baswedan sehingga ia berani membuat Partai Arab Indonesia? Apa dasar ia begitu menginginkan agar ras Arab juga diakui sebagai bagian dari warga negara Indonesia? Mengapa ia cocok menyandang sebutan kurir kemerdekaan Republik Indonesia? Simak jawabannya pada video episode Jasmerah kali ini. Selamat menonton!
—
Mau nonton video edisi #Jasmerah sebelumnya kunjungi playlist Youtube di sini. Atau jika mau lihat-lihat video Mojok yang lain dengan isu dan tema yang menarik, yuk ngintip video-video lainnya di sini.