tokoh Jasmerah kita kali ini adalah ia yang sadar bahwa bangsanya yang ada di Hindia Belanda mesti mengambil posisi; tetap dalam “perlindungan” kolonial sebagai masyarakat kelas dua. Atau, memilih arus zaman bergerak yang menghendaki kolonialisme mesti digasak dan bangsanya berada dalam satu barisan penggebuk.
Ia menghendaki bangsanya di Hindia, “bangsa” Arab, peranakan Arab, memilih sebarisan dengan Sukarno. Sebagaimana Tionghoa membentuk Partai Tionghoa Indonesia sebagai simpul juang untuk kemerdekaan Indonesia, ia juga membangun ikatan lidi penyapu kolonialisme. Partai Arab Indonesia. Inilah A.R. Bawedan.