Teror Hantu Tok Tok di Madiun

Teror di Madiun, Kedatangan Hantu Tok Tok yang Tidak Bisa Dicegah MOJOK.CO

Ilustrasi Teror di Madiun, Kedatangan Hantu Tok Tok yang Tidak Bisa Dicegah. (Mojok.co/Ega Fansuri)

MOJOK.CODulu, sebagian daerah di Madiun gempar karena teror dari Hantu Tok Tok. Teror yang kebetulan mampir ke rumah saya.

Tidak semua orang memiliki keyakinan akan keberadaan makhluk halus. Ada yang percaya dan bahkan mengaku pernah bertemu secara langsung, namun tidak sedikit yang menganggap keberadaan makhluk halus hanyalah imajinasi dan isapan jempol belaka dari para penceritanya. 

Hingga akhirnya muncul kalimat “Hantu hanya muncul ke orang yang takut dan percaya aja. Itu sugestinya.” Namun, bagaimana jadinya saat seseorang yang dikenal tidak percaya dengan makhluk halus justru diteror paling parah? Ini terjadi di sekitaran rumah narasumber cerita ini, di sebuah desa di Madiun.

Mari berkenalan dengan Hantu Tok Tok

Maaf jika nama persis lokasi di Madiun saya pilih untuk privasikan. Namun, bagi sebagian warga Madiun, mungkin sudah cukup akrab dengan sosok yang akan saya ceritakan di sini. 

Dahulu, daerah kami mengenal sosok makhluk halus yang disebut Hantu Tok Tok. Ketika mendengar namanya, mungkin sebagian pembaca cerita ini akan tersenyum dan menyangkutkannya dengan salah satu nama media sosial. Namun jujur, bagi kami di sebagian daerah di Madiun, nama ini sama sekali tidak membuat kami tersenyum. Terornya begitu menakutkan di desa saya.

Daerah tempat saya tinggal masih berupa permukiman kampung khas Madiun, yang berdampingan dengan sawah. Selain lingkungan yang masih cukup asri, di sini kami juga terbiasa nongkrong di teras rumah. 

Karena itu juga, kebanyakan rumah memiliki bale-bale. Bale-bale ini berupa kursi panjang. Kalau yang ukuran besar berbentuk seperti pondok kecil yang terbuat dari bambu. 

Teror di bale-bale

Umumnya, bale-bale ini ditempatkan di teras atau halaman rumah bagi rumah dengan tanah yang cukup luas. Di sana, orang akan ngopi, bermain, ngobrol, atau bahkan tidur. Keberadaan bale-bale inilah yang melekat dengan teror Hantu Tok Tok di Madiun, yang meneror lingkungan rumah saya kemudian hari.

Desas-desus yang tersebar saat itu mengatakan warga desa sebelah mengalami teror hantu yang disebut Hantu Tok Tok. Obrolan yang awalnya berasal dari satu mulut ke mulut lain ini akhirnya tersebar di banyak daerah di Madiun dan membuat beberapa orang khawatir. 

Menurut kabar itu, Hantu Tok Tok memiliki wujud seorang pria tua dengan baju compang-camping, penutup kepala lusuh, dan wajah pucat. Dia dikatakan muncul setiap pukul satu dini hari ke rumah yang memiliki bale-bale. Hantu itu akan mengetuk bale-bale sehingga terdengar bunyi “Tok… tok… tok,” yang kemudian menjadi tanda kehadirannya ke suatu rumah. Cerita ini terdengar santer di sebagian wilayah di Madiun.

Semua yang punya bale-bale jadi korban

Yang membuat kami semakin khawatir, teror ini merata di tiap rumah yang memiliki bale-bale di beberapa daerah di Madiun. Satu per satu, secara bergiliran, semua rumah akan disambangi oleh sosok ini di jam yang sama dan hanya mengetuk ngetuk bale-balenya sepanjang malam. Dimulai dari ujung hingga sisi desa yang berbatasan dengan desa lainnya. 

Tidak hanya sekedar suara, saksi mata yang melihat sosoknya juga sudah banyak. Satu di antaranya adalah rekan ayah saya yang tinggal di desa sebelah. Desa yang masih masuk daerah Madiun. 

Ketika tahu sudah giliran rumahnya disambangi sosok itu, dia memilih terjaga sepanjang malam untuk menunggu kehadiran Hantu Tok Tok. Benar saja, tepat pada pukul 01.00 dini hari, dari balik gelap jalan, muncul sosok pria tua dengan baju compang-camping namun tidak berdarah duduk memunggungi rumah dan memukul mukul bale-bale itu selama 15 menit entah menggunakan apa namun suaranya jelas terdengar.

“Tok… tok… tok.” 

Sosoknya seperti tunawisma

Tidak ada yang bisa dilakukan saat sosok ini muncul. Umumnya, warga di Madiun akan tidur lebih cepat, mengunci pintu, atau sebisa mungkin tidak melihat keluar meskipun suara ketukannya sangat dekat. 

Namun, rekan ayah ini mencoba tetap mengintip dan ingin tahu apa yang akan dilakukan sosok ini setelah 15 menit mengetuk ngetuk bale-bale rumah. Dan, menurut kesaksiannya, Hantu Tok Tok tidak berjalan pergi atau melakukan hal lain. Sosoknya tiba-tiba saja menghilang dalam hitungan detik. Menghilang begitu saja bersamaan dengan suara ketukannya yang juga berhenti.

Sejauh ini, saya yakin pembaca akan mengira itu hanya tunawisma atau orang dalam gangguan jiwa jika melihat dari deskripsinya. Ya, saya juga mengira hal yang sama awalnya. Sampai akhirnya apa yang dikhawatirkan warga Madiun terjadi. Hantu Tok Tok sudah menyisir seluruh rumah dengan bale-bale di desa sebelah. Kemarin malam adalah rumah terakhir di desa sebelah, dan malam ini, Hantu Tok Tok seharusnya masuk ke area desa saya. 

Seperti yang sudah diduga, paginya, orang desa saya dihebohkan dengan pengakuan warga yang rumahnya berada di bagian depan desa. Hantu Tok Tok datang ke rumahnya tadi malam dan melakukan hal yang sama persis.

Nasihat dari desa sebelah

Mendengar hal itu, warga cemas dan khawatir hal buruk akan terjadi. Awalnya, beberapa orang berinisiatif memasukkan bale-bale ke dalam rumah. Kami sama-sama mengira kalau Hantu Tok Tok hanya akan datang ke rumah dengan bale-bale di teras atau pekarangan saja. Dia tidak datang ke rumah yang tidak memiliki bale-bale. 

Namun, rencana ini dicegah oleh warga desa sebelah. Mereka mewanti-wanti untuk jangan menyembunyikan bale-bale itu. Mereka memerintahkan kami untuk membiarkannya saja berada di posisinya karena akan “berbahaya”. Entah apa maksudnya. 

Sialnya, dari sekian banyak rumah dengan bale-bale di desa ini, rumah saya kebetulan ada di tengah. Masih ada beberapa rumah lagi sebelum rumah saya mendapat giliran disinggahi. Namun, kalau sudah begini, ya tinggal menunggu waktu saja.

Akhirnya, rumah saya disambangi Hantu Tok Tok

Benar saja, satu bulan sejak kasus Hantu Tok Tok masuk desa, tiba giliran rumah saya. Keluarga saya sudah tahu kalau malam itu adalah jadwal kami yang akan kehadiran sosok tersebut. Tapi, ibu memilih tidak terlalu mengkhawatirkannya. 

Terlebih, ibu yang saat itu berjualan kue dan camilan masih sibuk dengan packing jualannya hingga tengah malam. Sementara saya saat itu sudah tidur di kamar dan tidak merasakan ini secara langsung. 

Cerita ibu, saat itu jam sudah menunjukkan lewat tengah malam. Ibu masih membungkus satu demi satu kue ke dalam kotak ketika tiba tiba saja ibu disentakkan dengan suara “TOK!” yang cukup keras dari arah luar rumah.

Cerita ibu

Ibu tersentak dan refleks memberhentikan gerakannya. Suara itu berhenti saat itu juga dan ibu hendak melanjutkan kerjaannya. Namun, suara yang sama kembali muncul namun kali ini berkali kali.

“Tok… tok… tok!”

Ibu kembali diam. Kaku. Tidak bergerak maupun bersuara. Ibu tahu bale-bale yang kami taruh di teras kini sedang diduduki oleh sosok itu. Namun, ibu sama sekali tidak ada niatan untuk berlari masuk kamar atau bagaimana. 

Ibu memilih diam dan mendengarkan suara ketukan itu selama 10 menit sebelum akhirnya berhenti. Pagi harinya, ibu menceritakan hal ini ke saya dan bapak. Menurut saya ini sudah cukup ngeri, tapi ternyata teror paling parah terjadi pada tetangga kami.

Kesialan Mbak Tri

Namanya Mbak Tri, seorang istri yang sedang ditinggal kerja suaminya ke Jakarta. Mbak Tri belum punya anak. Di Madiun, dia tinggal bersama satu asisten rumah tangga yang umurnya masih muda. Dia memang berasal dari keluarga berkecukupan. Di desa kami, dia dikenal sebagai juragan besar dan pengepul hasil panen masyarakat.

Mbak Tri menempati rumah di ujung desa. Jika dilihat dari urutannya, rumah Mbak Tri yang akan menjadi rumah terakhir yang didatangi Hantu Tok Tok sebelum pindah ke desa sebelah. Selain itu, Mbak Tri juga memiliki bale-bale bambu yang cukup besar di depan. Bale-bale ini dia gunakan untuk menjemur padi sebelum digiling.

Saat kabar Hantu Tok Tok mulai masuk ke desa kami, Mbak Tri adalah orang yang paling menutup telinga dan selalu meragukan kebenaran cerita itu. Baginya, Hantu Tok Tok hanyalah imajinasi saja yang terlalu percaya takhayul. 

Dia juga menduga Hantu Tok Tok tak lebih dari seorang gelandangan iseng di Madiun yang berkeliaran di malam hari. Dia tetap dengan pendapatnya itu hingga akhirnya tiba giliran rumahnya yang akan didatangi.

Keras kepalanya Mbak Tri

Menurut pembantu Mbak Tri, malam itu Mba Tri masih dengan pendiriannya, bahwa tidak ada namanya Hantu Tok Tok. Dia tidak ada persiapan dan beraktivitas seperti biasanya di dalam rumah. 

Namun, pada tengah malam, dengan telinganya sendiri, Mbak Tri mendengarkan suara ketukan itu di depan rumahnya selama beberapa menit. Sisa malam itu Mbak Tri tidak bisa tidur dan benar benar shock mengetahui teror itu benar-benar terjadi padanya.

Keesokan harinya, karena begitu panik dan tidak ingin mengalami hal yang sama, Mbak Tri yang tadinya begitu cuek dengan kasus ini mendadak jadi begitu paranoid. Dia meminta bale-bale yang semalam diketuk oleh Hantu Tok Tok untuk dibakar hari itu juga. 

Tindakannya ini sempat coba dicegah warga dengan mengatakan bahwa Hantu Tok Tok tidak akan mendatangi rumah yang sama lebih dari satu kali. Jadi, Mbak Tri tidak perlu sampai membakar bale-bale miliknya karena nanti malam harusnya teror itu sudah sampai di desa sebelah. 

Celaka!

Namun, Mbak Tri tidak mau mendengarkan nasihat warga. Dia tetap bersikukuh membakar bale-bale demi menghilangkan rasa trauma. Sayangnya, keputusan Mba Tri ini ternyata begitu fatal.

Malam itu, untuk pertama kalinya, Hantu Tok Tok datang ke rumah yang sama untuk kedua kalinya. Namun, karena bale-bale Mbak Tri sudah dibakar, sosok ini tidak lagi duduk di bale-bale… tapi dia muncul di dalam kamar dan duduk di tepian ranjang Mbak Tri yang terbuat dari kayu. Hantu itu memunggungi Mbak Tri sambil mengetuk pinggiran ranjang. Deskripsinya memang sesuai pengakuan warga di Madiun. Hantu itu compang-camping dan kulit pucat.

Mbak Tri benar benar trauma dengan hal itu dan langsung pindah saat pagi harinya. Dia tidak mengemasi barang sama sekali. Mbak Tri pergi begitu saja bersama asisten rumah tangganya. Rumah itu dibiarkan kosong dengan perabotan yang masih lengkap.

Sepertinya pilihan Mbak Tri untuk langsung pindah adalah pilihan tepat. Karena sejak hari itu, dan beberapa waktu setelahnya, warga di kanan dan kiri rumah Mbak Tri masih mendengar suara ketukan dari dalam rumah kosong itu setiap dini hari.

“Tok…tok… tok!” 

Berdiam di rumah Mbak Tri

Teror Hantu Tok Tok tidak berlanjut ke desa sebelah dan berhenti di rumah Mbak Tri. Hal ini juga membuat warga desa saya takut jika melintas ke rumah kosong itu pada malam hari atau lewat tengah malam. Ingat, suara ketukan itu masih berlanjut.

Menurut warga, hantu yang meneror Madiun itu sudah menemukan rumah baginya dan itu adalah rumah Mbak Tri. Hal ini juga menjawab kenapa warga desa sebelah melarang warga desa saya memasukkan bale-bale ke rumah dan membiarkan saja di luar. 

Hantu Tok Tok memang tidak mengincar posisi rumahnya, tapi bale-bale di rumah tersebut. Jika bale-bale itu ada di dalam rumah, ya di sana dia akan muncul.

Kamu punya bale-bale di rumah? Hati-hati….

BACA JUGA Malam Jumat: Cerita Horor dari Alas Purwo dan Pulosari yang Dibongkar Simbah Putri dan kisah menyeramkan lainnya di rubrik MALAM JUMAT.

Penulis: Arbi Gustia Pratama

Editor: Yamadipati Seno

Exit mobile version