Orang Kesurupan Lalu Ngaku Sebagai Perempuan yang Dulu Tewas Dibunuh

Orang Kesurupan Lalu Ngaku Sebagai Perempuan yang Dulu Tewas Dibunuh

Orang Kesurupan Lalu Ngaku Sebagai Perempuan yang Dulu Tewas Dibunuh

MOJOK.COBambang ngurusin orang kesurupan lagi. Bukannya langsung diusir, makhluk yang mengganggu ini malah diajak ngobrol. Mau diajak MLM kali. Hora umum.

Sebagai dukun part-time, Bambang sering menangani berbagai macam kejadian-kejadian gaib. Salah satu yang paling umum adalah mengobati orang kesurupan. Seperti ketika Bambang lagi membantu temannya yang kesurupan saat mengikuti acara “jerit malam” anak-anak Mapala di sebuah gunung di Jawa Tengah.

Awalnya, beberapa teman-teman Bambang mengira orang yang kesurupan ini cuma lagi caper aja. Tiba-tiba ngesot-ngesot di tanah, random banget.

Setelah dibiarkan agak lama, ternyata ini orang kesurupan betulan. Soalnya, setelah belingsatan di tanah, tiba-tiba tingkahnya jadi kayak ibu-ibu yang menggendong anaknya. Padahal orang yang kesurupan ini cowok tulen.

Ealah, kesurupan kok malah jadi waria.

Berbekal kemampuan laduni dari eyangnya, Bambang malah terlihat tidak segera mengusir makhluk halus yang menganggu ini, tapi diajak dialog. Ebuset, semoga nggak lagi nawarin Binomo ya, Bambaaang. Orang kesurupan kok malah mau diajak ngobrol bisnis.

Beberapa teman Bambang pun heran melihat situasi ini.

“Kenapa nggak diusir aja sih? Langsung dikeluarin gitu?” kata Karjo, teman Bambang yang udah ketakutan mampus.

“Ngawur kamu. Kalau aku usir sekarang, ntar temannya ada yang ‘masuk’ lagi. Ini aja udah pada antre di belakang,” kata Bambang yang memang bisa melihat hal-hal gaib.

“Maksudnya ‘masuk’ lagi?” tanya Karjo.

“Ya kesurupan lagi nanti. Ini udah yang kedua nih. Tadi yang masuk kayak macan, yang sekarang perempuan nih,” kata Bambang mencoba tenang.

“Edyan, jadi ada banyak nih yang pada ‘di sini’?” tanya Karjo.

“Makanya itu, perlu hati-hati ini. Udah tua soalnya ini yang ‘masuk’, lumayan kuat juga,” kata Bambang.

Ebuset, udah kayak ambil kartu sembako murah aja nih.

Lalu dimulailah dialog antar dua dunia itu. Antara Bambang sama perempuan yang masuk ke tubuh teman Bambang.

“Kamu siapa? Ngapain gangguin teman saya?” tanya Bambang.

Awalnya orang yang kesurupan ini bergeming, tapi menyadari di hadapannya ada Bambang yang punya kemampuan supranatural, tiba-tiba ia menangis. Lalu bersuara—tak begitu jelas—dengan suara wanita. Padahal orang yang kesurupan itu laki-laki tulen.

“Aku dulu mati di situ. Diperkosa dan dibunuh. Aku mau ambil anak ini,” katanya. “Anak ini” tentunya adalah si teman Bambang yang lagi kesurupan.

Terang saja teman-teman Bambang yang lain—termasuk Karjo—makin ketakutan.

“Apa hubungannya antara teman saya sama kamu? Teman saya nggak punya salah apa-apa kok mau kamu ambil?” tanya Bambang.

“Soalnya aku suka… hihihi,” katanya sambil tertawa melengking sekarang.

Di saat teman-teman Bambang pada ketakutan, Bambang malah dengan tenang berdiri.

“Ya udah, ambil aja. Coba kamu mau ngapain?” tanya Bambang menantang.

Mendengar hal itu, orang yang kesurupan ini mengerang-erang lagi. Tidak jelas bicara apa.

“Kamu siapa sih sebenarnya?” tanya Bambang lagi.

“Aku mati di situ,” katanya lagi sambil menunjuk arah yang tak begitu jelas.

“Oh, masih nggak mau ngaku juga ternyata,” kata Bambang.

Di saat Bambang sedang berdialog, teman-teman di belakang berbisik, “Arwah penasaran kali itu yang ‘masuk’.”

“Bukan arwah itu,” kata Bambang ke temannya yang berbisik.

“Bodoh banget kalau percaya sama omongannya jin beginian mah. Arwah mah nggak bisa ke mana-mana. Orang kalau udah mati ya mati. Yang berseliweran dan suka bikin orang kesurupan itu cuma jin yang ngaku-ngaku aja jadi manusia yang mati,” kata Bambang percaya diri.

Bambang lalu mencoba memencet jempol kaki orang yang kesurupan itu. Sebenarnya pencetan ini kelihatan nggak ada tenaganya sekali, tapi entah kenapa orang yang kesurupan itu belingsatan kayak tersiksa banget.

“Ampuuuun… ampuuuun,” kata orang itu.

“Kamu siapa? Ngaku?” tanya Bambang.

“Aku perempuan yang mati di situ,” katanya lagi.

“Jangan bohong kamu,” kata Bambang lagi.

“Amppuuuun, panaaaas…” katanya, “Iyaaaa aku yang suka nongkrong di pohon ini.” Sambil menunjuk pohon di belakang mereka.

“Kamu ngapain ganggun kita?” tanya Bambang, kali ini pencetan kakinya dilepas.

“Aku benci kamu,” katanya sambil melotot melihat Bambang.

“Ya udah, kamu bisa apa? Mau nyerang aku?” kata Bambang. Sambil mencet jempol kaki yang kesurupan ini.

“Ampuuuun.. iya, iya… ampuuuun,” kata orang kesurupan ini belingsatan lagi.

“Kamu ngapain ngaku-ngaku jadi orang yang pernah hidup?” tanya Bambang.

“Biar diinget sama orang, hihihi,” kata suara perempuan ini.

“Jadi kamu itu jin perempuan yang tinggal di sini, di pohon ini, tapi selalu ngaku seolah manusia yang pernah jadi korban pemerkosaan? Dasar tukang bohong kamu,” kata Bambang sambil menoyor kepala orang yang kesurupan.

“Soalnya yang lewat pada nggak sopan, nggak kulo nuwun,” kata suara perempuan itu.

“Ya nggak ada hubungannya. Alam kita itu beda. Kamu itu nggak bisa terganggu sama kehadiran manusia, makhluk kayak kamu juga nggak ngangguin alam kita. Baru ada yang terasa mengganggu kalau kamu mau ikut-ikutan main ke alam kasar gini. Atau orang kayak saya ikut-ikutan main alam halus punyamu. Kamu itu memang kurang ajar, sambil soksokan ngaku-ngaku jadi hantu arwah penasaran lagi,” kata Bambang.

“Soalnya biar pada tersesat yang dengerin, hihi, terus percaya kalau orang mati bisa jadi hantu,” kata suara perempuan itu.

“Makanya itu kamu aku ajak bicara, biar temen-temenku ini tahu,” kata Bambang. “Udah, kamu balik ke pohon ya?” tanya Bambang.

“Nggak maauu.. aku mau di anak ini aja,” kata suara perempuan ini.

“Makhluk kayak kamu itu memang nggak bisa diajak bicara baik-baik. Mau balik sendiri atau aku buang jauh sekalian ke segara kidul?” tanya Bambang.

Mendengar Bambang bilang segara kidul wajah orang yang kesurupan itu jadi sangat takut.

“Iya, iya, keluar sendiri,” lalu tiba-tiba tubuh teman Bambang yang kesurupan itu jatuh begitu saja.

Teman-teman Bambang masih pada panik meski udah kelar. Lalu berbisik ke Bambang, “Jadi kamu buang ke segara kidul nggak tadi?”

“Nggak lah. Ngapain? Ini jin perempuannya masih di atas pohon sambil liatin kita. Cuma udah nggak berani deketin kita lagi. Tuh lagi say hello,” kata Bambang sambil lihat ke atas pada satu titik dahan.

“Ayo udah balik. Ntar ada makin banyak yang datang lagi,” kata Bambang santai.

“Maklum sih, di hutan begini.”

Acara pun kelar begitu mbak jin-nya mau keluar dan balik nangkring di atas dahan pohon. Hm, jomblo sih ya, kesepian gitu jadi gangguin orang sukanya. Hadeeh. Ngrepotin aja.

BACA JUGA 7 Macam Kesurupan yang Pasti Ingin Kamu Rasakan atau tulisan rubrik MALAM JUMAT lainnya.

Exit mobile version