Saya Membayar Pacar Virtual untuk Memanggil Saya Sayang

Juga membangunkan saat waktu sahur tiba.

Pelanggan jasa pacar virtual mayoritas mencari afeksi dan perhatian melalui chat WhatsApp. (Ilustrasi Priscilla Du Preez on unsplash.com)

Hidup dipenuhi tuntutan terkadang membuat orang kesepian. Bagi sebagian orang afeksi dan perhatian bisa jadi penyembuh kesepian. Makanya ada banyak orang yang rela membeli afeksi lewat jasa pacar virtual. Pingin dipanggil, “Sayang.” Termasuk saya.  

***

Ting! Ting! Ting! Notifikasi Whatsapp saya berbunyi sebanyak 7 kali. Saking ributnya, cukup untuk membangunkan saya pada pukul 04.00 WIB di hari ke-10 ramadhan.  

“Sayang, banguuuuun! Ayo sahur. Kamu jadi sahur kan?”

Mata saya langsung terbelalak. Melek kaget sambil mbatin: “Kok ada yang manggil sayang? Perasaan aku udah putus tahun lalu deh…”  

Dua detik kemudian, setelah kesadaran saya penuh, saya sadar dia adalah pacar virtual yang barusan saya sewa. Namanya Keenan. Tentu saja itu bukan nama aslinya.  

Banjir afeksi selama 3 hari 

Pertemuan saya dengan Keenan sebenernya mirip-mirip sama pertemuan Richard (Gading Marten) dengan Arini (Della Dartyan) dalam film Love For Sale. Bedanya, Keenan nggak ujug-ujug datang mengetuk pintu rumah saya lalu memperkenalkan diri sebagai pacar.  

Sama seperti Gading Marten, saya memesan jasa pacar virtual dari Keenan melalui dunia maya. Tapi ini bukan aplikasi seperti Love Inc, saya cuma pesan dari salah satu akun Instagram. Alasannya karena saya sedang bosan, iseng dan agak-agak kesepian. Tapi saya terlalu malas untuk memilah-milah teman ngobrol di Tinder atau Bumble.  

Saya kemudian menyapa admin dan bilang mau memesan jasa pacar vitual selama 3 hari dengan harga Rp100.000. Setelah itu admin Instagram akan menyodorkan form berisi: nama lengkap, usia, dan preferensi pacar yang diinginkan.  

Saya bingung sejauh mana saya boleh request preferensi pacar. Jadi saya tanyakan ke adminnya. Lalu adminnya membalas: “Kakak mau pacar yang karakternya agresif atau kalem? Terus kakak mau dipanggil apa? Sayang, Beb, Baby, atau Darling?”

Dengan jari bergetar karena menahan tawa, saya membalas chat admin: “Aku mau pacar agresif yang manggil aku sayang, Kak.” Setelah itu, permintaan saya diproses oleh admin. Butuh tiga hari sampai pacar saya datang menyapa di WhatsApp. Sebab ternyata slot mereka penuh selama berhari-hari. 

pacar virtual
Chat admin jasa pacar virtual yang menyodorkan form dan peraturan saat berinteraksi dengan pacar virtual. (Salsabila Annisa Azmi/Mojok.co)

Hari pertama bersama Keenan, saya cuma ngajak dia ngobrol ringan seputar karir saya yang sedang agak tiarap. Dia membuat saya nyaman dengan memberi kata-kata mutiara. Bahwa hidup itu berputar seperti roda. Terkadang kita di bawah, terkadang di atas. Tidak ada yang selamanya.  

“Aku percaya kamu bisa lewati semua itu, Sayang. Pengalaman kamu kan udah banyak,” begitu kata dia. Meskipun kalimatnya klasik, tapi lumayan juga ada yang menyemangati. Jadi begini rasanya membeli afeksi dan pakan untuk ego? 

Kami ngobrol sampai tengah malam. Lalu saya minta dibangunkan sahur. Tepat pukul 04.00 WIB, dia misscall lewat WhatsApp call. Lalu dia memberondong chat WhatsApp untuk memastikan saya sudah bangun.  

Chat Keenan cukup intens. Setelah sahur, saya tidur lagi. Nanti Keenan akan membangunkan saya pada pukul 08.00 WIB sesuai permintaan saya. Dia membangunkan saya dengan  misscall dan voice note. Lalu dia akan pamit bekerja di kedai rumahan miliknya dan kembali lagi pada pukul 20.00 WIB. 

Dia kerap mengirimi saya foto makanan kecil hasil karyanya di dapur kedai. Dia bilang memang tujuannya buat pamer skill plating. Plating adalah menata dan menyajikan makanan dengan memperhatikan posisi dan komposisi makanan agar terlihat estetik.  

Saya sempat ngecek foto-foto dia di google images. Siapa tahu dia ambil dari Google. Eh, ternyata itu foto asli. Menurut saya dia cukup menghayati perannya sebagai pacar agresif.  

Kebanyakan pelanggan yang baru saja putus cinta

Hari terakhir berbincang dengan Keenan, saya lebih banyak memancing dia ngobrol dua arah. Saya juga ingin tahu tentang dia. Jadi saya pancing saja dengan cerita putus cinta saya tahun lalu. Ternyata dia cukup asyik dan terbuka untuk diajak ngobrol dua arah.  

“Aku terakhir kali putus pas masih kuliah di Jogja. Aku diputusin cewek asli Jogja. Dia selingkuh sama mantannya. Terus aku ditinggal balikan.” 

Saya sempat bertanya ke dia, itu kisah karangan atau bukan. Lalu Keenan mengirim voice note dengan suara medok otentik. Fasih banget logatnya. Nggak wagu sama sekali. Saya anggap dia jujur sih. Saya pun jadi merasa lebih familiar dan dekat dengan dia.

Setelah kirim voice note, Keenan mengetik ceritanya lagi. Setelah diselingkuhi, Keenan mengalami kecelakaan parah hingga patah tulang. Dia sampai harus dioperasi. Setelah operasi dia wajib bedrest berbulan-bulan untuk pemulihan. Dia terpaksa pulang ke Jakarta, tempat kelahirannya, untuk mengulang kuliah di kampus swasta.

Dia sadar biaya kampus swasta tidak murah. Apalagi keluarganya sudah keluar duit besar-besaran buat biaya operasi. Padahal keluarganya cukup pas-pasan. Akhirnya dia membuka kedai makanan kecil di teras rumahnya untuk membantu keuangan keluarga.  

“Aku kerja sebagai pacar virtual kamu juga buat tambah-tambah pemasukan, Sayang. Kebetulan aku orangnya suka merhatiin orang, suka dengerin orang. Jadi pas lihat lowongan di Instagram buat jadi pacar virtual, aku langsung tertarik daftar,” kata Keenan. 

Keenan mulai bekerja sebagai pacar virtual sejak 2021. Dia digaji tetap per bulannya. Dia akan mulai bekerja ketika admin menghubungkannya dengan seorang pelanggan. Dalam sebulan, minimal dia meladeni dua sampai tiga pelanggan.  

Keenan berkata agen tempatnya bekerja cukup sibuk. Tiap bulan, jumlah pelanggan baru terus bertambah. Saya mempercayai hal itu. Sebab setelah membooking jasa pacar virtual, saya harus menunggu dua hari sampai bisa dihubungi Keenan. Keenan harus menyelesaikan obrolan dulu dengan pelanggan lain.

Interaksi dengan voice note WhatsApp bersama pacar virtual. (Salsabila Annisa Azmi/Mojok.co)

Keenan berkata rentang usia pelanggan cukup luas. Mulai dari 20 hingga 26 tahun. Ternyata saya pelanggan yang cukup tua. Lalu, alasan pelanggan menyewa jasa pacar virtual bermacam-macam. pelanggan paling banyak adalah pelanggan yang hanya butuh afeksi dan perhatian setelah putus cinta. Keenan membantu memulihkan rasa percaya diri mereka. 

“Ada juga yang niatnya emang buat curhat masalah berat tapi maunya sambil dikasih perhatian dan disayang-sayang. Beberapa ada yang cerita mereka punya pikiran untuk bunuh diri. Di situ aku berusaha banget perhatiin,” kata Keenan. 

Seperti kartu prabayar, durasi bisa diperpanjang 

Saya jadi penasaran. Gimana kalau pelanggannya baper alias bawa perasaan? Atau gimana kalau pelanggannya nggak mau pisah dari dia sambil nangis-nangis? Dalam kondisi emosional pelanggan yang rapuh, menurut saya skenario itu bukan hal mustahil. 

Ternyata Keenan pernah menemui pelanggan-pelanggan semacam itu. Padahal, dia baru setahun bekerja sebagai pacar virtual. Untungnya, agen penyalur jasa sudah punya SOP tersendiri. pelanggan akan diminta untuk memperpanjang paket langganan melalui admin. 

“Ada pelangganku yang memperpanjang paket sampai sebulan. Waktu itu dia sampai jadi pelanggan tetapku, aku sering dengerin cerita-cerita dia di telepon. Ya aku juga saranin dia ke psikolog,” kata Keenan. Akan tetapi, pelanggan tetap dilarang menemui pacar virtual mereka.  

Menurut Keenan, aturan itu adalah batasan untuk melindungi privasi pekerja. Tak hanya itu, agen juga melindungi pekerja dan pelanggan mereka dari kekerasan seksual. Jika ada pembicaraan yang mengarah ke pelecehan seksual, pekerja maupun pelanggan berhak melapor ke agen. Kontak pelaku kekerasan seksual akan diblokir oleh agen.

Menurut Keenan, jasa pacar virtual berbeda dengan jasa curhat. Saat menjadi pacar virtual, Keenan bukan hanya bertugas mendengarkan atau memberi solusi jika diminta. Keenan juga harus mencurahkan afeksi, perhatian, dan menyayangi pelanggan-pelanggannya meski hanya sementara. 

Saya bertanya kepada Keenan, apa tidak berat menjalankan pekerjaannya? Menyayangi seseorang dengan cara yang tepat kan butuh waktu. Terkadang sudah lama mengenal pun, masih sering salah cara dalam menyayangi seseorang. 

Keenan mengatakan dia cukup mengamati pola cerita pelanggan-pelanggannya. Dari situ dia akan mengetahui love language pelanggan-pelanggannya. Apakah cukup diberi kalimat penuh afeksi (word of affirmation), atau harus diberi solusi atas permasalahannya (act of services).  

Keenan mengakui bahwa mengamati kebutuhan setiap klien juga butuh tenaga besar. Namun baginya itu bukan perkara besar. Sebab Keenan selalu merasa punya surplus tenaga untuk menyayangi dan memperhatikan banyak orang. 

“Kebetulan aku orangnya emang suka merhatiin orang sih, jadi nggak ada masalah apapun pas kerja. Aku enjoy sama kerjaan ini,” kata Keenan.  

Ketika saya tanya “kok surplus kasih sayangnya nggak dipakai buat cari calon pacar beneran?” Keenan menjawab dia masih trauma. Terakhir kali pacaran, kasih sayangnya yang tumpah ruah itu disia-siakan.  

Keenan masih tetap ingin memperhatikan orang. Namun, dia juga tidak ingin surplus kasih sayangnya disia-siakan lagi. Jadi, menjual surplus kasih sayang adalah jalan terbaik. Apalagi dia masih berjuang menambal biaya hidupnya.

Manusia kesepian jadi ladang subur tumbuhnya bisnis pacar virtual

Tahun lalu, saya menemukan satu konten viral di fyp TikTok saya. Konten itu mempromosikan jasa pacar virtual dan sleepcall (jasa curhat sebelum tidur lewat telepon). Saya penasaran, jadi saya lanjut observasi ke Instagram untuk menemukan jasa serupa. 

Pelanggan diperbolehkan menelepon pacar virtual setelah memperpanjang dan memperbaharui paket layanan. (Ilustrasi foto oleh Priscilla Du Preez on unsplash.com)

Saya melakukan pencarian dengan kata kunci “jasa pacar virtual” namun tidak menemukan hasil. Akhirnya saya menggunakan kata kunci “jasa curhat”. Hasilnya, saya menemukan banyak akun jasa curhat yang menawarkan paket layanan pacar virtual. 

Harga yang mereka tawarkan bervariasi. Ada yang mematok harga Rp 20.000-40.000 untuk jasa chat, membangunkan tidur, dan mengingatkan makan saja. Lalu ada yang pasang tarif Rp75.000 hingga Rp850.000 untuk jasa pacar virtual seperti Keenan.  

Mayoritas akun instagram tersebut dibuat pada tahun lalu. Bahkan ada yang baru muncul Februari 2022. Semua itu terlihat dari postingan pertama mereka di Instagram. Meski baru dibuat, mereka bisa menjaring minimal 1000 followers organik.  

Sebenarnya bisnis jasa pacar virtual, jasa curhat, dan jasa mengingatkan makan sudah booming duluan di luar negeri. Misalnya di Cina, Jepang, hingga Amerika. Ada banyak faktor yang jadi penyebab dibalik suburnya bisnis ini. 

Pertama, tingkat kesepian yang makin tinggi sejak era social distancing. Dilansir dari The Guardian, bisnis jasa curhat hingga pacar virtual di Amerika Serikat makin laris sejak pandemi. Terutama di kalangan lajang berusia 60 tahun ke atas. Mereka memesan jasa itu untuk sekadar ngobrol mesra, merasakan afeksi dan diingatkan minum obat. 

Tak hanya kesepian, tekanan sosial juga jadi penyebab suburnya bisnis ini. Pada tahun 2014, aplikasi pacar virtual bernama TaoBao booming di Cina. Penyebabnya, banyak orang yang ingin terlihat sibuk chatting dengan pacarnya di depan keluarga besar mereka. Keluarga mereka mayoritas sudah mendesak mereka untuk segera punya pacar.  

Selebihnya, bisnis ini subur karena orang-orang yang tidak percaya diri. Dilansir dari CNN, seorang psikolog dari Taiwan University, Paul Yin, mengatakan jasa ini menarik bagi orang yang ingin punya pacar tapi takut penolakan. “Melalui jasa tersebut, mereka bisa merasa disayangi dan percaya diri tanpa takut frustasi ditolak,” kata Paul Yin. 

***

Di hari terakhir pacaran kami, Keenan mengirimkan saya voice note berisi puisi perpisahan yang dikemas dalam musikalisasi puisi. Diksi puisinya sederhana, tanpa rima. Intinya dia berkata “jangan bersedih dan menangis lagi karena kamu tidak pantas disakiti.” 

Tak banyak yang saya obrolkan bersama Keenan. Kami hanya sempat ngobrol soal perselingkuhan, sistem kerja yang makin hari makin menggerus mental anak muda, dan permasalahan keluarga orang sekitar.  

Pada akhirnya kami sepakat dunia ini terlalu disesaki masalah. Semua itu membuat orang  jadi kesepian tapi juga terlalu lelah untuk melepaskan diri dari rasa sepi. Jadi wajar saja banyak orang yang rela membayar mahal demi mau-maunya afeksi dangkal dan sesaat. 

“Nanti kalau kangen aku, order lagi ya. Bilang talentnya namanya Keenan,” kata Keenan di percakapan terakhir kami. 

Keenan izin screenshot chat terakhir kami untuk dilaporkan pada admin. Setelah itu dia memblokir kontak saya. Rasanya semledhot. Mungkin mirip sama yang dirasakan Richard ketika Arini tiba-tiba menghilang dari rumahnya.

Reporter: Salsabilla Annisa Azmi

Editor     : Agung Purwandono

BACA JUGA Buruh Gendong, Kartini Pasar Beringharjo yang Jariknya Sobek Setiap 5 Bulan  dan liputan menarik lainnya di Susul.

 

 

 

Exit mobile version