Ibu Tunggal ini Rela Tinggalkan Pekerjaan di Malaysia dan Jadi Driver Ojol di Jakarta demi Anak

Ibu Tunggal ini Rela Tinggalkan Pekerjaan di Malaysia dan Jadi Driver Ojol di Jakarta demi Anak. MOJOK

ilustrasi - driver ojol yang rela tinggalkan pekerjaan di Malaysia demi anak. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Tak mudah menjadi driver ojol perempuan. Rika (30) beberapa kali mendapat penolakan dari penumpang. Namun, dia tidak berhenti. Ibu tunggal itu bersyukur masih bisa membiayai hidup anak semata wayangnya dari ngojol dan menjadi content creator.

***

Rika kelimpungan ketika pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia. Perempuan asal Jakarta itu tak tega meninggalkan anaknya di Indonesia hanya bersama sang nenek, sebab dia masih bekerja di luar negeri.

Ketika puncak pandemi Covid-19, berbagai media melaporkan jumlah kematian yang terus meningkat. Karena terus kepikiran, Rika memilih meninggalkan pekerjaannya sebagai personal assistant artis di Malaysia. 

Rika pun memutuskan pulang ke Indonesia sebelum semua bandara ditutup. Saat itu, dia tidak punya pekerjaan. Hingga akhirnya, Rika melihat peluang sebagai driver ojol. Dia pun mendaftar dan alhasil diterima. 

Pulang ke Jakarta dan menjadi driver ojol 

Rika mulai menggantungkan hidupnya dengan ngojol sejak tahun 2019. Awal mula menjadi driver ojol, dia tidak banyak mengangkut penumpang, karena kebijakan lock down saat itu.

“Saya hanya mengantar makanan atau barang, tapi pesanan untuk ngirim-ngirim obat jadi banyak,” ucap Rika kepada Mojok, Selasa (19/11/2024).

Setelah pandemi usai, Rika mengaku lebih memilih mengangkut penumpang ketimbang mengantar barang atau makanan. Sebab biasanya, dia banyak menjumpai masalah.

“Kadang saya bingung titiknya di mana, rumahnya di mana? Jadi lebih banyak mancing emosi. Nggak kuat, udah panas di jalan, harus nunggu lagi lama,” kata dia.

Misalnya, saat mengantar makanan. Biasanya Rika harus menunggu lama untuk antre di tempat makan. Setelah makanan jadi, dia harus menunggu lagi sampai customer keluar. 

“Jadi kayak, wah nggak bisa lah terlalu banyak makan waktu,” ucapnya.

Selama ngojol, Rika punya target sendiri untuk menarik penumpang. Dia mulai bekerja dari jam 06.00 WIB sampai 18.00 WIB. 

Jika kesiangan, dia bisa berangkat dari pukul 07.00 WIB. Yang jelas, rentan waktunya ngojol adalah 12 jam. Sebab, siangnya sudah dia pakai untuk istirahat, makan, dan salat. 

Jika situasi dan kondisi sedang mendukung, Rika bisa menarik penumpang sampai 30 kali perjalanan dalam sehari. Namun, jika kondisinya agak berat, minimal dia harus bawa 15-20 penumpang.

Tantangan jadi driver ojol perempuan di Jakarta

Meski sudah punya target kerja tersendiri, Rika pernah mengalami kendala karena banyak penumpang yang menolaknya. Rika menduga penolakan itu karena dia driver ojol perempuan.

“Satu jam itu bisa lima di-cancel. Itu sudah benar-benar kesal, mau nangis, campur aduk, semuanya lah,” kata Rika. 

Suatu hari, dia mendapat customer laki-laki. Penumpang itu mengeluh karena tidak terbiasa digonceng oleh perempuan. Ada juga yang bertanya seperti merendahkan.

“Misalnya ada yang berpandangan kalau driver cewek itu nggak bisa ngebut, nggak bisa cepat, pokoknya mereka sudah underestimate driver cewek duluan,” ujarnya.

Menurut Rika, driver ojol perempuan pasti tahu kapasitas diri mereka. Jika memang tidak menyanggupi untuk menarik penumpang, biasanya pesanan itu tidak akan mereka terima. Mereka akan lebih memilih mengantar makanan atau barang yang tidak terlalu berat.

Belajar jadi content creator ala-ala

Rika kemudian curhat ke teman-temannya soal keresahan dia menjadi driver ojol perempuan. Salah satu driver ojol yang dekat dengannya bernama Ryan.

Kebetulan, Ryan juga seorang content creator. Dia punya ide agar Rika membuat konten seperti dirinya di media sosial. Setelah mencoba, Rika tak menyangka kontennya jadi viral. 

Rika pun mendapat banyak masukkan, terutama dari customer perempuan. Mereka usul, kalau bisa penumpang perempuan bisa memilih sopir yang juga perempuan. Selebihnya bahkan memberi dukungan.

Atas dorongan dari teman-temannya pula, Rika pelan-pelan belajar membuat konten. Dia terinspirasi dari pengalaman pribadinya menarik penumpang. 

“Waktu itu teman-teman pernah berucap ‘enak kan Rik, bisa viral’ eh ternyata sama Allah dijawab beneran. Alhamdulillah,” ujarnya.

Saat ini, Rika lebih sering membuat konten yang berhubungan dengan kehidupan driver ojol maupun penumpang, sehingga natural atau tidak dibuat-dibuat. 

Setelah bahannya jadi, dia akan melakukan editing sendiri. Sesekali dia juga minta bantuan temannya untuk me-review, apakah konten tersebut sudah oke atau belum?

Harus percaya diri dan panas-panasan demi anak

Rika tak pernah berpikir untuk menjadi content creator sebelumnya. Dia mengaku tidak terlalu percaya diri tampil di depan layar.

“Saya saja jarang selfie di HP dan nggak pernah ngomong di depan kamera. Sekarang pun masih banyak salahnya,” ucapnya.

Namun, Rika merasa kegiatan itu cukup menyenangkan di sela-sela dirinya menarik penumpang. Sesekali dia juga mendapatkan endorse, sehingga bisa menambah pemasukan dari ngojol.

Sebetulnya, kata dia, pekerjaan menjadi driver ojol sudah mencukupi kebutuhan hidupnya dengan anaknya, Alea, yang masih berusia 7 tahun. Jika dia rajin dan disiplin, gajinya bisa mencapai UMR Jakarta bahkan lebih dalam sebulan.

“Kalau kita jago mengatur keuangan, alhamdulillah mencukupi,” ucapnya.

Saat ini, Rika belum punya pikiran untuk pindah profesi. Dia berencana menabung untuk menyekolahkan anaknya sampai pendidikan tinggi dari penghasilannya ngojol. 

“Nggak berasa Alea sudah makin besar, udah Sekolah Dasar sekarang. Aku mau lihat Alea tumbuh dewasa dan sekolah tinggi nantinya,” tulisnya di akun Instagram @godeliarika pada Kamis (20/07/2024).

Penulis: Aisyah Amira Wakang

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA: Cerita Ibu Tunggal Jadi Driver Ojol di Jakarta hingga Bisa Antar Anak Jadi Sarjana

Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News

Exit mobile version