Suara Hati Warung Mie Ayam Kecil di Rest Area Terindah di JJLS Gunungkidul

Ilustrasi Suara Hati Warung Mie Ayam Kecil di Rest Area Terindah di JJLS Gunungkidul. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Rest Area Swanayasa di Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) Gunungkidul bisa jadi merupakan rest area terindah di kawasan pantai selatan di wilayah Jawa Tengah dan DIY. Menyimpan beragam suka duka pedagang yang jualan di tempat tersebut.

***

Rest Area Swanayasa di Kalurahan Nglindur, Kapanewon Girisubo, Gunungkidul konon jadi satu-satunya rest area di jalan nasional yang konsepnya seperti di jalan tol. Fasilitasnya terbilang lengkap karena punya lahan parkir yang cukup luas, toilet bersih, tempat makan dengan beragam pilihan, bahkan area bermain anak.

Rest area ini awalnya dipegang langsung oleh Kementerian PUPR, tapi saat ini pengelolaannya berada di bawah Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Kalurahan Nglindur. 

Rest Area Swanayasa di Jalur Jalan Lintas Selatan, tepatnya di Desa Nglindur, Kecamatan Girisubo, punya fasilitas cukup lengkap, mulai dari area parkir, masjid, toilet, tempat makan hingga tempat bermain anak MOJOK.CO
Rest Area Swanayasa di Jalur Jalan Lintas Selatan, tepatnya di Desa Nglindur, Kecamatan Girisubo, punya fasilitas cukup lengkap, mulai dari area parkir, masjid, toilet, tempat makan hingga tempat bermain anak. (Agung P/Mojok.co)

Awalnya rest area JJLS Gunungkidul yang sepi pengunjung

Hani Widayati (55) masih mengingat awal-awal ia jualan di Rest Area Swanayasa. Masih sepi. Pengunjung yang datang tak seramai saat ia masih jualan di pinggir jalan. 

“Saya jualan mie ayam itu sudah 30 tahun, Mas. Dulu ya di pinggir jalan. Kena gusur, terus pindah di warung tenda di tepi JJLS, ternyata nggak boleh. Baru satu tahun lalu pindah di sini,” kata Hani yang berjaga di warung bersama Samsiran, suaminya. 

Sebagai warung mie ayam yang punya pengalaman 30 tahun jualan, beragam suka duka ia alami. Sebelum ada JJLS, pelanggannya selain warga di sekitar tempat tinggalnya, juga orang yang melintas di kawasan Girisubo atau orang yang akan menuju objek wisata pantai seperti ke Wediombo atau ke pantai Sadeng. 

Saat proyek JJLS mulai, pelanggannya kebanyakan pekerja. Namun, situasi sepi juga pernah mereka alami karena warung mereka tertutup bangunan pekerja proyek, sehingga tidak banyak orang yang tahu. 

Hani lebih dari 30 tahun jualan mie ayam, ia kemudian pindah ke lokasi tersebut setelah larangan jualan dengan tenda di pinggir JJLS. (Agung P/Mojok.co)

Ia kemudian memindah warungnya ke pinggir JJLS persis sehingga mudah terlihat. Ketika mulai ramai, oleh pengelola JJLS mereka dilarang karena berbahaya di pinggir jalan persis. “Kemudian diminta pindah ke sini sampai sekarang,” katanya. 

Baca halaman selanjutnya

Di rest area JJLS awalnya banyak ngantuknya daripada melayani pembeli

Di rest area JJLS awalnya banyak ngantuknya daripada melayani pembeli

Di lokasi rest area, pengunjung warung mie ayamnya awalnya tidak ramai. Bahkan di hari-hari biasa cenderung sepi. “Banyak ngantuknya,” kata Hani menggambarkan sepinya pengunjung.

Momen mulai banyak pengunjung saat Lebaran 2023. Banyak pemudik yang mampir untuk beristirahat sekaligus makan di rest area. Namun, tahun kemarin pengunjung ramai kebanyakan di akhir pekan. 

“Jadi kalau Senin-Kamis, itu banyak ngantuknya. Nanti mulai Jumat, ramai sampai Minggu,” kata Hani.

Kondisi saat ini, pengunjung di hari-hari biasa selalu ada, meski tidak seramai di akhir pekan atau hari libur. 

“Sekarang sudah ramai mas, apalagi akhir pekan, ramaai,” kata Hani. 

Fasilitas musala di Rest Area Swanayasa. (Agung P/Mojok.co)

Berkaca dari Lebaran 2023 dan musim liburan di akhir tahun 2023 yang pengunjungnya ramai, ia yakin di Lebaran 2024 situasinya juga serupa.

“Lebaran besok kami harus tambah stok, pasti pengunjung akan banyak,” kata Hani yang mulai membuka warungnya pukul 9 pagi hingga 10 malam. 

Suka duka juga dialami Widodo (48), pemilik warung Nasi Merah Lombok Ijo di Rest Area Swanayasa. Sebelum jualan di rest area ia jualan di rumahnya selama sekitar 20 tahun. “Saya meneruskan usaha ibu saya yang turun temurun memang jualan nasi sayur. Ia kemudian menambah menu jualannya saat pindah di rest area. 

“Awal-awal banyak ngantuknya, Mas,” kata Widodo tertawa menceritakan duka saat mulai jualan di rest area. Kemudian, di akhir pekan, pengunjung mulai ramai. Terutama orang-orang yang berwisata ke pantai di Pacitan atau pantai di Jogja yang nggak jauh dari rest area. 

Lama kelamaan orang-orang yang dalam perjalanan yang melintas ke rest area banyak yang mampir. 

“Sekarang seringnya ramai karena juga jadi tujuan wisata,” ujar Widodo. Ia juga mengatakan tak lupa untuk menjaga kualitas makanan dan kebersihan sekitar rest area. 

Area tempat makan di Rest Area Swanayasa JJLS Gunungkidul. (Agung P/Mojok.co)

Jadi tempat refreshing keluarga

Total jumlah pedagang di kawasan rest area ini ada 19 stand yang pedagangnya merupakan warga di Kalurahan Nglindur, Girisubo. Namun lama kelamaan, orang makin banyak yang mampir ke rest area. Terutama saat hari libur. 

Tidak sedikit masyarakat yang menjadikan Rest Area Swanayasa ini sebagai tempat untuk refreshing keluarga. Seperti yang disampaikan oleh Bayu (31), warga Dusun Sidowayah, Ngandong, Eromoko, Kabupaten Wonogiri di Jawa Tengah. Usai mencoblos, ia bersama istri dan dua anaknya meluncur ke rest area. 

“Baru kali ini sih datang kemari, kemarin cuma lewat. Ternyata tempatnya enak, parkir luas, bisa buat nongkrong sama keluarga,” katanya. Di lokasi rest area juga ada arena bermain anak yang bisa dimanfaatkan pengunjung.

Rest Area Girisubo Swanayasa memiliki luas 7.340 meter persegi. Jarak dari ibu kota Kabupaten Wonosari sekitar 32 kilometer. Desain arsitekturnya memadukan unsur tradisional dan modern. 

Rest area yang berada di ruas Jeruk Wudel-Baran-Duwet, Girisubo, Gunungkidul ini punya konsep arsitektur “Swanayasa” dengan konsep limasan. Swanayasa, punya makna limpahan karunia kehidupan dengan sinar matahari, semilir angin, tumbuhan segar, dan air mengalir. 

Kondisi toilet cowok yang masih terlihat bagus, setahun setelah peresmian. (Agung P/Mojok.co)

Rest Area terdekat dari pantai-pantai di Gunungkidul

Rest area ini punya fasilitas tempat parkir untuk 6 kendaraan besar, 24 mobil, dan 44 motor. Bangunan tempat Hani dan Widodo jualan berada di area Limasan 1 dan Limasan 2 untuk duduk santai dan tempat makan. 

Di area limasan 1, terdapat beberapa fasilitas lain seperti toilet untuk pria, wanita, dan penyandang disabilitas. Fasilitas jalan untuk disabilitas juga tersedia.  Selain itu, ada juga ATM Center, toko souvenir, tenant makan dan minum, VIP Room, kantor, dan area anak-anak.  

Tempat wisata di sekitar rest area juga banyak misalnya, Desa Wisata Wotawati yang berada di lembang Bengawan Solo Purba yang jaraknya tak lebih dari 5 kilometer. Kemudian ada Pantai Sadeng yang jaraknya sekitar 12 kilometer atau 20 menit perjalanan. Di pantai ini, pengunjung bisa membeli ikan laut segar yang baru nelayan tangkap. 

Pantai-pantai lain yang jaraknya tak begitu jauh yaitu Pantai Wediombo, Pantai Jungwok, Pantai Watu Lawang, dan pantai lainnya.

Penulis: Agung Purwandono
Editor: Hammam Izzuddin

BACA JUGA Kisah Mistis Watu Manten di JJLS Gunungkidul

Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

Exit mobile version