Sebelum lulus, pada 2015 ia juga sempat kerja setahun di sebuah bisnis percertakan buku. Bekerja juga awalnya tidak mendorongnya untuk membuat rekening.
“Untung dulu itu gajiannya pakai amplop. Nggak ditransfer,” ujarnya terbahak.
Barulah, di akhir masa kerja itu ia memilih coba untuk membuat rekening bank. Saat itu ia membuat rekening Bank BSI. Alasannya sederhana, ada cabang bank tersebut di dekat tempat tinggalnya.
Selanjutnya, ia juga tergolong telat memanfaatkan kepraktisan layanan m-Banking. Baru pada 2023, saat usianya sudah 32, Fansuri tergerak untuk mendaftar.
“Awalnya juga nggak merasa perlu-perlu amat. Baru setelah sering belanja online, apalagi setelah sering telat pas beli barang langka yang rebutan cepat-cepat bayar, akhirnya memutuskan bikin m-Banking,” ujarnya.
Alasan masih banyak orang dewasa Indonesia asing dengan ATM karena tidak punya rekening
Indonesia berjajar dengan beberapa negara lain dengan persentase orang dewasa tak punya rekening bank yang cukup tinggi. Pengamat Perbankan dan Praktisi Sistem Pembayaran, Arianto Muditomo menyebut tiga alasan utama masih banyak orang dewasa tak bertransaksi di ATM.
Alasan pertama adalah karena ketimpangan pendapatan. Lalu perbedaan kemudahan akses pada penyedia layanan bank dan ketiga adalah persoalan perbedaan kebutuhan terhadap layanan keuangan.
Meski kepemilikan rekening kerap dianggap sebagai salah satu indikator inklusi keuangan, tapi ia beranggapan tidak bisa jadi tolak ukur satu-satunya. “Tingkat inklusi keuangan tidak cukup diukur dengan angka kepemilikan akun bank, namun meliputi pula ketersediaan akses ke produk atau layanan keuangan,” kata Arianto melansir dari Tirto.id.
Saat ini, sebenarnya bank semakin memudahkan proses pembuatan rekening. Apalagi banyak bermunculan layanan bank digital yang semua proses pembuatan rekening bisa dilakukan secara daring.
Calon nasabah hanya cukup mengunduh aplikasi, mendaftar, dan melengkapi berkas ketentuan lewat ponselnya. Namun, memang tidak semua kalangan sudah merasa perlu dengan layanan keuangan digital ini.
Penulis: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono
Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News