Cerita Mahasiswa Jogja yang Nekat Mengakali 10 Pinjol Ilegal: Niat Gagal Bayar dan Siap Dikejar Debt Collector Sampai Neraka

Ilustrasi Cerita Mahasiswa Jogja 'Nge-Robin Hood', Sengaja Gagal Bayar di 15 Pinjol Ilegal Buat Main Judi dan Ngelunasin Utang Orang Tua (Mojok)

Tagihan pinjaman online idelanya memang harus kita bayar, sebab bakal ada konsekuensi yang harus kita hadapi jika tak taat. Namun, bagaimana jika ada nasabah yang sengaja gagal bayar di pinjol ilegal? Mahasiswa Jogja ini mengaku galbay di 10 aplikasi pinjol ilegal dengan total tagihan puluhan juta.

Barang-barang yang jadi prasyarat menjadi “mahasiswa hits”, sudah ia miliki. Outfit mahal, Iphone keluaran terbaru, duit buat nongkrong, kini tak jadi masalah lagi baginya.

Saat saya menemuinya di salah satu warung kopi di wilayah Condongcatur, ia sedang asyik streaming pertandingan Manchester United. “Berapa skornya?,” saya menyapa, basa-basi–karena sebenarnya saya sudah tahu MU tengah memimpin 2-0 atas West Ham, Minggu (4/2/2024) lalu.

“Lagi ngebantai nih, Mas,” jawabnya sambil cengengesan, berbangga atas keunggulan tim favoritnya. Saya dan Dion* (21), lelaki yang saya temui malam itu, memang sudah saling mengenal. Jadi, meski saya memintanya buat jadi narasumber liputan dengan topik pinjaman online ilegal alias pinjol ini, ia mengaku feel free aja. Bahkan, sebelum obrolan saya arahkan untuk makin serius pun, kami sempat bersepakat buat nobar pertandingan tadi hingga kelar.

“Kita mulai dari mana nih, Mas?,” ujar Dion, yang justru sangat bergairah buat membagikan “cerita suksesnya” itu.

Mahasiswa Jogja ini ikut kader ‘paguyuban judol’

Dion merupakan mahasiswa semester 4 di salah satu kampus negeri Jogja. Saya mengenalnya karena dia beberapa kali menjadi “informan” gogon-gogon di kampusnya. Banyak tulisan saya soal isu mahasiswa Jogja, khususnya di kampusnya, berawal dari gogonnya–yang kemudian saya follow up. Maka, rasanya agak aneh, bahwa sekarang dia menjadi narasumber utama di tulisan ini.

Mahasiswa asal Bekasi ini bercerita, ia pertama kali mengenal judol dan pinjol gara-gara kakak tingkatnya. Meski berasal dari wilayah yang termasuk metropolitan, sebelum kuliah ia mengaku sama sekali tak pernah berurusan dengan dua hal haram itu.

“Kalau  di rumah ortu awasin terus, enggak bebas, jadi enggak bisa macem-macem apalagi main judi,” terang Mahasiswa Jogja ini sambil sesekali menyeruput minumannya.

Ia ingat betul, saat menjadi mahasiswa baru pada 2022 lalu, kakak tingkat alias kating di jurusannya mulai “mengkadernya” buat ikut-ikutan main judol. Kata Dion, selepas PKKMB rampung, ia mulai akrab dengan beberapa kating.

Dion pun dimasukkan ke dalam sebuah grup. Namanya “KADER LEK BONG” dengan jumlah anggota 23. Kata orang-orang di grup, “Lek Bong” sendiri adalah tokoh bandar judi di desa salah seorang katingnya.

“Ya nama asyik-asyikan aja. Intinya itu grup buat update info perjudian gitu. Isinya ya anak-anak jurusan yang cowok-cowok aja, Mas.”

Kerap rungkad, pinjaman online pun jadi solusi

Tips-tips menang ngeslot, prediksi pertandingan sebelum taruhan bola atau parlay, beserta “analisis-analisis” lain jadi obrolan sehari-hari WAG “KADER LEK BONG”. Selanjutnya mudah ditebak: tak butuh waktu lama buat Dion buat ikut-ikutan bahkan ketagihan main judi gara-gara circle-nya itu.

“Hampir tiap hari main. Slot, parlay. Kalau menang-menang gitu suka pamer di grup,” kata Dion.

Sayangnya, Dion sering menelan kekalahan. Dan sebagaimana penjudi lain, semakin kalah maka semakin besar juga nominal yang mereka pasang di meja taruhan.

Alhasil, mahasiswa Jogja yang hanya mengandalkan transferan bulanan orang tua inipun mulai kelabakan. Baru juga awal kalender, uang saku Rp2 juta per bulannya kerap sudah ludes. Cara ekstrem pun ia ambil, dengan cara nekad pinjam uang di banyak aplikasi pinjaman online buat depo slot.

“Soalnya kalau cuma satu aplikasi kadang cuma dapat Rp300 ribu, mentok-mentok Rp500 ribu. Makanya minjam di tiga atau empat aplikasi biar langsung banyak.”

Gagal bayar Rp10 juta yang bikin teman-temannya ikut repot

Awal-awal “cari modal” di pinjol, semua berjalan baik. Perjudian kerap ia menangkan. Tagihan pinjol pun beberapa berhasil ia lunasi.

Sayangnya, bulan madu itu tak bertahan lama. Kekalahan demi kekalahan mulai menghampirinya. Dalam sekejap, utangnya di aplikasi pinjol pun makin menumpuk.

Entah apa yang ada di benak Dion, saat dia menceritakan kisahnya itu, seperti tak ada rasa bersalah. Raut mukanya masih bisa sumringah, seolah tak ada masalah yang ia perbuat. Padahal, ia mengaku pernah utang sampai Rp10 juta di satu aplikasi.

Ilustrasi pendaftaran pinjaman online (pinjol) ilegal (Mojok/Effendi)

“Yang repot teman-temanku, karena nomor mereka kujadikan kontak darurat,” ujarnya, masih dengan gaya cengengesannya. “DC [Debt Collector] hampir tiap hari nelpon, teman-temanku yang jawab satu-satu.”

Entah, mekanisme seperti apa yang selanjutnya ia lakukan. Yang jelas, karena tagihan makin besar, Dion memilih galbay alias gagal bayar. Ia sadar dengan pilihannya, dan sadar juga dengan konsekuensi yang akan ia terima.

“Dengar-dengar, sih, di-blacklist aja di sistem OJK. Palingan kesulitan pinjam uang di bank, beli rumah, gitu,” kata mahasiswa Jogja ini dengan sangat enteng.

Mahasiswa Jogja ini sengaja galbay di 10 aplikasi pinjol ilegal

Gara-gara gagal bayar di aplikasi pinjol resmi, Dion pun tak bisa mencairkan uang lagi. Berkali-kali upayanya buat minjol tertolak. Namun, salah satu temannya bilang, kalau pinjam uang di aplikasi ilegal ternyata masih bisa. “Aku coba di satu aplikasi ternyata memang bisa,” kata Dion.

Merasa mendapat angin segar, kebiasaan lamanya pun ia lanjutkan. Atas rekomendasi kating-katingnya, Dion kembali minjol di banyak aplikasi. Kini yang ilegal.

Parahnya lagi, upaya ini ia sengajakan untuk galbay. Dalam bahasa Dion dan circle tukang judinya, sengaja galbay di aplikasi ilegal mereka sebut “nge-Robin Hood”. Mungkin dalam benak mereka, merampok dari pencuri gitu kali, ya.

“Soalnya kita tahu kalau galbay di aplikasi ilegal gak bakal kena konsekuensi apa-apa. Lha wong mereka aja juga ilegal,” ujarnya berbangga.

Tak ada takut-takutnya, Dion melakukan aksi nge-Robin Hood itu di banyak aplikasi pinjol ilegal. Dengan bangga, ia menyebut kalau 10 aplikasi sudah menjadi “korbannya”.

“Di awal kita udah saling review di grup soal aplikasi-aplikasi ini, aman apa enggak kalu buat galbay,” katanya, sembil menunjukkan daftar aplikasi pinjol ilegal yang terinstall di ponselnya.

Baca halaman selanjutnya…

Kena teror DC, foto Tiko diedit foto menjadi bugil. DC mengancam akan menyebarkannya.

Diteror DC sampai fotonya diedit bugil

Hal lain yang bikin Dion merasa di atas angin, pinjaman online ilegal menurutnya tak ada penagih utang alias DC. Kalaupun ada, mengutip kata-kata dia, “mentok dapat teror telpon, tapi enggak bakal didatangin”.

Dion mengaku sudah membuktikannya. Meski tagihan telat berbulan-bulan dengan nominal besar–rata-rata Rp2-3 juta per aplikasi, hanya panggilan telpon yang ia terima. DC tak pernah mendatangi kosnya.

“Namanya aja DC pinjol ilegal. Sama-sama enggak bener, jadi pasti takut kalau mau datangin nasabah,” ujar mahasiswa Jogja ini.

Meski tak pernah mendapat “kunjungan” DC, bermacam-macam teror pernah ia terima dari pinjol ilegal. Misalnya, ancaman data pribadinya akan disebar–yang sama sekali tak bikin dia gentar.

Paling ekstrem tentu ancaman menyebar foto bugilnya. Jadi, foto Dion mereka edit menjadi bugil, kemudian bakal disebar ke orang-orang terdekatnya, seperti teman kuliah dan orang tuanya.

“Kalau aku sih silakan aja. Enggak takut,” sambungnya dengan tawa.

Siap dikejar DC pinjol ilegal sampai neraka!

Per Minggu (4/2/2023) saat kami berbincang, Dion tak tahu persis berapa total duit yang sudah ia pinjam dari pinjol ilegal. Anggaplah utang dia rata-rata Rp2 juta per aplikasi. Maka, saya sih menaksir tagihannya total mencapai Rp20 jutaan.

“Biar gagal bayar aja semua,” ujarnya.

Selain buat main judi, uang-uang hasil nge-Robin Hood tadi juga ia gunakan buat kebutuhan sehari-hari. Makan, nongkrong, dan beli barang-barang bermerek. 

Sebelum obrolan on the record saya akhiri, saya menanyakan padanya: “apa tidak takut jika tiba-tiba ada DC pinjol ilegal yang tiba-tiba mendatangimu?”.

Dion menyalakan sebatang Sampoerna Mild miliknya. Es kopi yang ia pesan dengan nikmat juga ia sruput.

“Kalau benar ada DC yang mengejar, ayo! Aku siap dikejar sampai neraka!,” katanya. Meski ia menyambungnya dengan tawa, saya tak menangkap kelucuan di sini. Rekaman saya matikan, obrolan pun berakhir.

Sebelum saya berpamitan, Dion masih sempat-sempatnya bertanya, “Kira-kira Arsenal vs Liverpool nanti menang mana, Mas? Mau all in, nih?”. Duh. Wes, angel!.

Penulis: Ahmad Effendi

Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Kisah Hidup Ibu Rumah Tangga yang Utang di 8 Aplikasi Pinjol

Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.

Exit mobile version