Gaji UMR Jakarta dengan biaya dan gaya hidup di ibu kota kadang bikin sulit menabung. Namun, ada juga yang punya cara agar bisa tetap menyisihkan rutin hingga Rp1 juta. Meski, harus tahan beragam godaan.
Di sebuah kafe bilangan Tebet, Jakarta Selatan, Fitra (25) bercerita tentang hidupnya yang serba pas-pasan. Gaji UMR Jakarta yang ia dapat hanya cukup untuk hidup sebulan.
Sebelumnya, ia sudah melewati fase yang cukup menantang. Nekat merantau dari Jogja ke Jakarta setelah lulus kuliah.
Lelaki ini berkeyakinan bahwa ia harus merantau. Meskipun, harus terlunta-lunta selama enam bulan mencari kerja di Jakarta.
“Ya akhirnya setelah enam bulan dapat kerjaan dengan kontrak yang agak layak,” terangnya.
Gaji di pekerjaan itu memang UMR Jakarta. Namun, ia juga menyadari bahwa kebutuhan hidup di ibu kota cukup besar. Terutama, untuk urusan biaya sewa kos yang hampir Rp1,5 juta per bulan.
“Intinya dengan gaji UMR Jakarta aku belum bisa nabung,” cetusnya.
Padahal ia sudah berusaha untuk menekan pengeluaran untuk nongkrong. Frekuensinya pergi ke kedai kopi jauh dari saat masih di Jogja. Ketika akhir pekan, alih-alih cari hiburan, Fitra juga lebih banyak menghabiskan waktu di kos.
Gaji UMR Jakarta, kos 1,5 juta tapi masih bisa nabung 1 juta
Kisah lain datang dari Aulia (24), ia bekerja di Jakarta sejak akhir 2022 silam. Bekerja di sebuah media, ia mendapat gaji dengan besaran UMR Jakarta.
Sebagai informasi, besaran UMR Jakarta 2024 yakni Rp5.067.381. Dengan gaji yang hampir sama dengan Fitra, ternyata Aulia bisa menabung secara rutin.
“Ya rata-rata 1 juta per bulan,” cetusnya saat Mojok hubungi Senin (8/7/2024).
Padahal, biaya kosnya di Jakarta Selatan, per bulan Rp1,3 juta. Kebetulan kos yang ia tempati cukup strategis. Dekat kawasan perkantoran dan berbagai fasilitas transportasi umum di Jakarta Selatan. Ditambah iuran listrik dan kebutuhan pasti seperti galon air dan membeli gas, total mencapai Rp1,5 juta per bulan.
Dari gaji UMR Jakarta, dikurangi biaya kos tersisa sekitar Rp3,5 juta. Jumlah inilah yang ia atur serinci mungkin agar supaya bisa menyisakan setidaknya Rp1 juta per bulan untuk tabungan.
Beruntungnya, Aulia tertolong dari segi transportasi. Sebagai pekerja media, ia dituntut untuk wira-wiri ke berbagai titik dalam sehari.
“Aku bawa motor, nah dulunya itu ya rata-rata isi Pertamax penuh sekitar Rp50 ribu habis dalam tiga hari,” ungkapnya.
Baca halaman selanjutnya…
Rela menahan diri tidak nongkrong, makan seadanya bisa cuma habis Rp10-20 ribu sehari
Pasalnya, daya jelajahnya memang cukup jauh. Kadang ada tugas hingga Bekasi dan Tangeran. Sehari rata-rata ia pindah tiga sampai empat titik.
“Berutungnya beberapa bulan kerja aku baru tahu. Ternyata biaya transportasi itu bisa diganti sama kantor. Bahkan, boleh pakai ojek online,” kelakarnya.
Akhirnya, ia memutuskan untuk meletakkan motornya di kantor setiap hari. Jarak kantor dengan kosnya sekitar 10 menit perjalanan. Selepas itu, ia akan naik ojek online untuk mobilitas ke mana-mana.
Beli makan bisa sehari sekali, tahan tidak ke kafe dan nongkrong
Demi bisa menabung dengan gaji UMR Jakarta, Aulia mengaku harus menekan biaya makan. Dibuat sehemat mungkin. Apalagi, ia sadar bahwa harga makanan di Jakarta tidak semurah saat ia masih kuliah di Jogja.
“Aku kadang masak. Sering juga makan itu ngandelin nasi kotak atau snack dari acara yang aku datengin, lumayan kan. Bisa itu sehari beli makan cuma Rp10 ribu. Total sehari pengeluaran Rp20 ribu doang juga pernah,” kelakarnya.
Beruntungnya, Aulia mengaku tidak suka nongkrong. Apalagi ke kafe-kafe. Itulah yang jadi kuncinya berhemat dengan gaji UMR Jakarta.
“Nggak ngerokok juga. Kalau aku lihat, temanku ya banyak pengeluaran di rokok dan juga nongkrong-nongkrong itu,” kata dia.
Sebagai perempuan, ia juga butuh perawatan tubuh. Membeli skincare adalah hal wajib baginya. Namun, pengeluaran untuk hal itu tidak setiap bulan. Rata-rata dua bulan sekali.
Dengan gaya hidup yang serba hemat itu, Aulia bisa menyisihkan sekitar Rp1 juta per bulan dari gaji UMR Jakarta yang ia dapat. Tentunya, ada banyak keinginan-keinginan yang harus ia tahan.
Penulis: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News