Soto Pak Paiman memilih menyingkir dari hiruk pikuk Kota Jogja untuk pindah ke Wates, Kulon Progo pada 1980-an. Pilihannya pindah lokasi ini tepat, di tempat yang disebut sebagai daerah pinggiran Jogja ini usahanya justru laris.
***
Winarni harus menjelaskan beberapa kali ke pembeli yang makan di tempatnya, kalau jumlah yang harus dibayarkan memang benar adanya. Mendengar angka yang disebutkan Winarni, pembeli itu ingin membayar lebih banyak dari angka yang disebutkan.
“Mereka rombongan, baru dari bandara, terus mampir makan di sini. Kata mereka, ayam yang dimakan banyak. Ayamnya ayam kampung, kok bayarnya cuma segitu, terlalu murah kata mereka, ” kata Winarni tertawa. Ia menceritakan pengalamannya itu saat Mojok ngobrol dengannya, Kamis (27/10/2022).
Saat saya datang sekitar pukul 07.00 warung itu sebenarnya belum buka sepenuhnya. Lauknya belum komplet. “Biasanya jam setengah delapan baru komplet,” katanya.
Namun karena belum terlalu ramai pelanggan, saya bisa ngobrol dengannya. Pertanyaan saya pertama tentu saja tentang keberadaan bandara NYIA, apakah ada pengaruh pada usahanya.
Winarni kemudian menceritakan pelanggan-pelanggan yang datang setelah turun dari pesawat di Bandara NYIA yang mampir ke warung sotonya. “Banyak yang sekarang setelah turun dari pesawat mau ke Jogja mampir ke warung soto kami. Terus ya tadi, kaget karena kata mereka murah,” katanya.
Winarni adalah generasi kedua dari Soto Pak Paiman, Wates, Kulon progo. Lokasi Warung Soto Pak Paiman persis di tengah Kota Wates, tepatnya di samping simpang lima, Karangnongko, Wates, Kulon Progo. Tepatnya di sebelah utara jalan patung Nyi Ageng Serang. Orang menyebutnya bundaran patung kuda.
Menurut Winarni, bagi orang-orang yang terbiasa makan Soto di Kota Jogja, terutama soto-soto legendaris, harga yang dipatoknya memang terlalu murah. Tapi bagi orang-orang di Kulon Progo, harga sotonya terbilang tinggi.
Saya sendiri membayar Rp40 ribu untuk semangkuk soto, ayam goreng paha bagian atas atau gending, rempela ati, dua tempe kemul, dan segelas teh tawar hangat.
Harga ini terbilang mahal untuk orang-orang di Kulon Progo, tapi terbilang murah bagi pemburu soto legendaris.