Topping-nya nggak ada yang tercela!
Bagaimana dengan topping tambahan yang lain? Cukup dua kata: tak bercela! Bakso basahnya punya tekstur kenyal menggigit dengan urat yang menambah kekayaan rasa sapi. Bakso gorengnya pun begitu, meski tampak berminyak ternyata masih nyaman dimakan. Garing di luar, lembut di dalam. Keduanya menambah sensasi rasa khas olahan daging sapi yang secukupnya, seperlunya. Memang begitulah seharusnya sebuah topping pelengkap.
Cekernya gimana? Wes yo enak jelas! Los dol daginge langsung mrothol!
Tandas juga akhirnya satu mie ayam topping ultimate. Meski porsi mienya tidak jumbo, tetapi sudah sangat mampu membuat perut saya kenyang. Mie ayam yang baru berdiri pada tahun 2019 ini memang layak jadi kesayangan warga sekitar Jalan Kaliurang.
Tempat boleh nggak nyaman, tetapi di lidah, duh, nyaman pake banget! Di dompet pun begitu. Pesanan saya tadi cukup ditebus dengan harga Rp21.500,00 saja. Kalau mau tambah makanan ringan Rp500-an juga ada. Mau minum, berbagai merek minuman kemasan juga pepak, lengkap!
Semakin siang, situasi makin ramai. Yang datang, meski hanya satu dua orang, rentang waktunya cepat. Semua meja mulai penuh. Nomor antrian mulai dibagikan dan mereka yang tidak kebagian meja duduk lesehan di jalan kecil di selatan warung.
Pemandangan yang entah kenapa mengingatkan saya pada suasana halal bi halal di kampung. Saya pun segera bergegas membayar dan pulang agar pembeli lain kebagian meja. Sebuah pengalaman pertama yang menyenangkan dari Pak Tekun. Mungkin sudah selayaknya singkatan TEKUN diganti dari TEmpat Kurang Nyaman menjadi TEtelan Kualitas UNggul!
Kata mereka yang jadi pelanggan setia Mie Ayam Pak Tekun
“Rasanya pas perpaduan antara gurih manis, tetelannya jos dari rasa maupun porsi. Daun bawang dan acar jadi nilai plus hanya minus di tempat emang tempate kurang nyaman (tekun sesuai nama). Rasa sih soal selera tapi temenku lainnya cocok sih sama rasa dan porsinya,” Aji (28) pelopor gerakan #JumatMieayaman.
Dewangga (31) seorang fotografer dan pemain Pokemon Go ini juga pelanggan setia di warung mie ayam ini. “Rasa enak, porsi pas, ada kriuk-kriuk dan tetelan ginuk-ginuk,” katanya.
Husnul(23) pecinta mie ayam lainnya mengatakan ia kerap kecewa kalau datang sore hari ke Mie Ayam Pak Tekun. Kecewa karena sering bakso gorengnya sudah habis. Soal cita rasa, ia angkat jempol.
“Tipe mie ayam kuah kentel yang rasanya kayak kari gitu tapi ga banyak kecap gitu loh. Aku suka ayamnya pas aja dan mie nggak “lodoh” (overcooked). Cuma kalau sore bakso gorengnya cepet abis,” kata Husnul.
Soal bakso goreng yang enak juga diakui oleh Fabs (26), pelanggan setia Mie Ayam Pak Tekun. “Dari jaman bakso gorengnya gepeng, trus diiris korek, trus yang agak empuk, rasanya masih oke,” katanya yang kerap menjadikan mie ayam bakso jadi menu favoritnya di Mie Ayam Pak Tekun.
Saya pulang ke Bantul dengan perut kenyang dan hati senang. Di tengah perjalanan saya baru teringat, lupa tanya nama asli penjualnya! Setelah tanya sana sini, pemilik warung mie ayam ini namanya Tedy Kuntandi, kalau disingkat jadi Pak Tekun! Sayang saya belum berkesempatan ngobrol dengannya. Haduh untuk urusan liputan saya jadi nggak tekun gara-gara terlena kelezatan tetelannya. Hehehe.
Reporter: Oktavolama Akbar Budi Santosa
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA Mie Ayam Pojok Teknik UGM, Kombinasi Aneh yang Enak dengan Batagor dan rekomendasi kuliner lainnya di Goyang Lidah.