Bakso Pecel Ony, Cita Rasa Unik dari Sebuah Gang Sempit di Mojokerto

Bakso Pecel Ony Mojokerto

Tidak seperti bakso-bakso pada umumnya, di Pacet, Mojokerto, Jawa Timur, ada bakso yang menggunakan bumbu pecel sebagai penyedap rasanya. Bakso Pecel Ony merupakan pionir bakso pecel di Mojokerto yang masih banyak peminatnya hingga saat ini. Pemiliknya tak segan berbagi resep.

***

Suatu sore yang cerah-cerah basah di pertengahan bulan September 2022 lalu, mumpung saya sedang di Pacet, seorang kawan merekomendasikan agar saya mencoba Bakso Pecel Ony yang seturut keteranganya merupakan bakso pecel pertama dan satu-satunya di Mojokerto.

Saya yang baru saja turun dari lokasi wisata Kedung Klurak sontak tergiur. Lebih-lebih perut saya memang sudah bergemuruh, apalagi hawa dingin Pacet yang menggoda untuk mencari yang anget-anget.

Awalnya, sejak berangkat dari Surabaya, saya sudah berniat untuk makan nasi pecel di pinggiran bundaran Pacet, salah satu warung pecel yang cukup ramai dan terkenal di kalangan wisatawan.

Namun, rekomendasi kawan saya untuk mencicipi bakso pecel ternyata jauh lebih menarik.

Saya tidak pernah tidak bisa tergiur jika urusannya sama bakso. Sedangkan sore itu sebenarnya saya juga ingin makan nasi pecel. Maka, jika makan bakso dan pecel bersamaan dalam satu mangkuk? Hmmm, patut dicoba.

Lokasi di gang sempit

Lokasi Bakso Pecel Ony berjarak sekitar 5 sampai 7 menitan dari bundaran Pacet, Mojokerto, Jawa Timur.

Saya sempat kebingungan menemukan lokasi Bakso Pecel Ony. Semula saya kira lokasinya berada persis di pinggir jalan. Namun, perhitungan saya keliru. Saya hanya menemukan plakat bertuliskan “Parkir Bakso Pecel Ony” di salah satu rumah bergaya lawas. Tapi saya tak menemukan gerobak bakso atau apapun yang mengonfirmasi kalau rumah tersebut adalah lokasi Bakso Pecel Ony.

“Apa sudah lama tutup ya?” gumam saya dalam hati.

Gang sempit menuju Bakso Ony Mojokerto
Gang sempit menuju Bakso Ony Mojokerto. (Aly Reza/Mojok.co)

Baru saja saya memarkir motor di tepi jalan, seorang ibu-ibu menyapa dan bertanya ramah perihal siapa yang saya cari.

“Owalaaah bakso pecel, tho. Samean lihat gang itu? Nah, masuk saja, lurus sampai mentok. Bakso pecelnya ada di pinggir sawah,” jelas ibu-ibu tersebut sembari menunjuk sebuah gang sempit di sudut jalan.

“Motornya parkir di rumah yang ada plakatnya itu ya, Mas,” sambungnya.

Baru saya paham kemudian bahwa rumah lawas tersebut merupakan rumah orang tua Mbak Ony, pemilik Bakso Pecel Ony, yang memang untuk tempat parkir pengunjung. Sudah ada dua motor yang berjajar saat saya memarkir motor saya di sana.

Beberapa langkah memasuki gang sempit menuju Bakso Pecel Ony, saya berpapasan dengan sepasang muda-mudi. Dari obrolan yang tak sengaja saya curi dengar, sepertinya keduanya juga baru kali pertama itu mampir ke Bakso Pecel Ony usai belakangan ramai di TikTok.

“Iya sih, Mas, memang agak sulit nyari tempatnya. Soalnya agak masuk,” ujar Lia (23), salah satu pengunjung yang saya temui di warung Bakso Pecel Ony sore itu.

Hidden gem lah, Mas, kalau pakai istilah yang tren,” timpal Anang (24), pacar Lia sembari menandaskan bakso pesanannya.

Berdasarkan pengakuan pasangan kekasih asal Jombang, Jawa Timur itu, rasa dari bakso pecel cukup unik. Satu sisi merasakan gurihnya kuah bakso, tapi sekaligus merasakan gurihnya bumbu pecel.

“Sebenarnya mirip makan pentol pakai bumbu kacang. Tapi yang ini (bakso pecel) agak beda lah,” jelas Anang.

Anang mengatakan kalau sejauh ini Bakso Pecel Mbak Ony masih jadi satu-satunya, khususnya di sekitar Mojokerto dan sekitarnya. Pasalnya, sejauh pengalamannya makan di daerah-daerah lain (baik di Jombang, Surabaya, Kediri, Malang), ia masih belum menemukan ada warung bakso pecel.

Satu porsi Bakso Pecel Ony sendiri harganya Rp10 ribu. Satu mangkuknya berisi dua pentol besar, satu tahu goreng, dan satu pangsit. Sebagai ganti mie, bihun, dan irisan kol sebagaimana bakso pada umumnya, Bakso Pecel Ony menggunakan mie, kangkung, dan tauge, sebelum akhirnya disiram dengan bumbu pecel di atasnya.

Tiga alasan bertahan di gang sempit

Sambil menyiapkan bakso pecel pesanan saya, Ony Fironi (35) atau yang akrab dipanggil Mbak Ony bercerita tentang bagaimana ide bakso pecel tercetus.

Pengunjung di Bakso Pecel Ony Mojokerto. (Aly Reza/Mojok.co)

Ia memulainya dari komentar-komentar beberapa pengunjung yang mengatakan kalau lokasi Bakso Pecel Ony terlalu nyelempit, sehingga sulit diakses.

Tidak sedikit dari mereka yang bertanya, kenapa Mbak Ony tidak pindah membuka warung di bundaran Pacet saja. Secara, bundaran Pacet merupakan ancer-ancer atau titik pusat lalu-lalang para wisatawan, sehingga semakin mudah dijangkau.

Mbak Ony punya tiga alasan kenapa ia masih bertahan di gang sempit rumahnya. Antara lain alasan rasional, alasan idealis, dan alasan spiritual.

Alasan rasionalnya, sepengalaman Mbak Ony, orang-orang dari luar Mojokerto yang datang ke Pacet di antaranya karena alasan “alam”; mencari udara sejuk, mencari pemandangan yang hijau-hijau, serta mencari suasana yang lebih tenang.

Lokasi Bakso Pecel Ony yang berhadapan dengan sawah warga dan aliran sungai kecil menawarkan hal tersebut. Pengunjung bisa menikmati bakso disertai gemericik air sungai menjadi bayangan yang syahdu sekali.

“Karena orang-orang dari luar sini (Mojokerto) kan nyarinya yang seperti itu, Mas. Istilahnya pemandangan alam gitu lah,” jelas Mbak Ony.

“Dulu pas awal-awal buka malah pakai semacam gazebo, bawahnya langsung sawah. Tapi karena beberapa hal, akhirnya dipindah ke samping rumah ini,” sambungnya.

Alasan idealisnya, rumah yang ia tempati saat ini adalah warisan sang bapak, yang merekam banyak kenangan pahit-getir kehidupannya dari masa kecil hingga awal mula merintis usaha bakso pecel. Maka, baginya, jika ia memulainya dari sana, seterusnya juga harus di sana.

Sementara alasan spiritualnya, ia menanamkan betul keyakinan pada dirinya bahwa rezeki dibagi Tuhan secara merata, asal hamba-Nya sudah berusaha.  Karena sekalipun lokasinya di dalam gang sempit, seturut keterangan Mbak Ony, nyatanya sejak pertama buka pada 2005 silam hingga sekarang warung bakso pecelnya masih ramai peminat.

Persawahan di depan Bakso Pecel Ony Mojokerto. (Aly Reza/Mojok.co)

“Gusti Allah itu nggak pelit, Mas. Jangankan saya yang tempatnya nyelempit, semut paling kecil yang rumahnya di lubang yang nggak kelihatan orang saja tetap kebagian jatah rezeki kok,” tuturnya.

Atas alasan-alasan itu pula Mbak Ony tidak berkeinginan membuka cabang di luar Pacet. Selain juga karena soal tenaga yang kurang memadai.

Berawal dari coba-coba

Mundur ke belakang ke tahun 2005, Mbak Ony menceritakan bagaimana awalnya ia mendapat ide untuk membuat bakso pecel.

Sebelum membuka warung bakso pecel, Mbak Ony sendiri sebenarnya sudah membuka warung kecil-kecilan; menjual jajanan anak-anak.

Warung kecilnya itu, dulu sering menjadi tempat bolos siswa-siswa SMP hingga SMA di beberapa sekolah di Pacet.

Dari situ ia berpikir untuk tidak hanya menjual jajanan dan es minuman kemasan. Melainkan juga melengkapinya dengan makanan berat yang anak-anak sekolah suka. Lalu pilihan jatuh pada bakso.

“Tapi karena bakso di sini sudah banyak, takut tetangga (yang sama-sama jualan bakso) merasa gimana-gimana ke saya, akhirnya saya dan suami mikir buat bikin bakso yang agak lain. Ketemu lah bakso pecel,” ungkapnya.

“Kok bisa langsung dapat “pecel” itu gimana, Mbak? Kan bisa juga yang lain, bakso lele misalnya,” tanya saya bercanda.

“Nggak tahu, Mas, pokoknya langsung kepikiran pecel gitu aja,” jawab Mbak Ony setengah terkikik mendengar usulan “bakso lele”.

Waktu itu ia meminta saudara, tetangga dekat, dan siswa-siswa yang nongkrong di warungnya untuk menjadi taster bakso pecel yang ia buat. Karena seluruhnya mengatakan mantap dan unik, maka mulailah Mbak Ony dan suaminya membuka warung Bakso Pecel Ony.

Satu porsi Bakso Pecel Ony Mojokerto. (Aly Reza/Mojok.co)

“Karena tahun segitu belum canggih, promosinya ya dari mulut ke mulut, Mas. Tapi alhamdulillahnya kok sampai ke mana-mana. Akhirnya orang-orang luar Mojokerto jadi tahu,” ucapnya.

“Eh semakin ke sini malah semakin mudah kalau mau promosi, terbantu dengan media sosial,” tambahnya.

Sukarela berbagi resep

Buka dari pukul 10.00 WIB-19.00 WIB, Mbak Ony bisa menghabiskan paling sedikit 3kg pentol bakso. Kadang sebelum pukul 19.00 WIB baksonya sudah ludes diserbu pengunjung, khususnya di akhir pekan atau libur tanggal merah lain.

Sejauh ini, Bakso Pecel Ony memang masih dikenal sebagai yang pertama dan satu-satunya di Mojokerto.

Kendati begitu, Mbak Ony mengaku tak enggan berbagi resep jika ada orang yang ingin belajar cara membuat bakso pecel yang “pas”. Sekalipun Mbak Ony tahu kalau orang tersebut nanti akan membuka warungnya sendiri.

Seturut pengakuannya, salah satu orang yang pernah ia ajari kini telah membuka warung sendiri di Bali. Ada juga yang sempat membuka warung di Mojoagung, Mojokerto. Namun, Mbak Ony tidak bisa mengonfirmasi apakah yang di Mojoagung masih buka sampai sekarang atau tidak.

“Aku nggak masalah, Mas. Kalau ada yang minta belajar, ya dengan senang hati saja ajari. Terus kalau dia buka warung sendiri dan ternyata kok ramai, saya ya ikut seneng. Artinya saya bisa jadi perantara rezeki orang itu,” ujarnya.

“Saya nggak pernah takut kalah saing, Mas. Seperti yang saya katakan sebelumnya, Gusti Allah itu nggak pelit. Rezeki-Nya dibagi rata,” tegasnya. 

Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA: Cinta Seorang Istri di Semangkuk Es Buah Gerjen Pak Lantip

Exit mobile version