Komentar Gen Z soal ‘Band 1 Juta Copy’: Padi, Sheila on 7, Dewa, Jamrud, dan Peterpan

Sheila on 7 salah satu band di Indonesia yang masuk jajaran 1 juta copy

Sheila on 7 salah satu band di Indonesia yang masuk jajaran 1 juta copy

MOJOK.COBagaimana sih Gen Z mengomentari musik yang dibawakan Padi, Sheila on 7, Dewa, Jamrud, dan Peterpan?

Bagi generasi ‘80-an akhir dan ‘90-an awal, referensi musik hampir selalu terpatok pada album fisik yang dikeluarkan musisi. Pada era itu pula dikenal istilah “band 1 juta copy”.

Istilah “band 1 juta copy” merujuk pada lima band Indonesia papan atas yang mampu menjual album (via label mayor) di atas 1 juta keping. Era yang hampir tidak mungkin bisa diulangi lagi karena sekarang eranya sudah serba-digital.

Ada Padi dengan album Sesuatu yang Tertunda (2 juta copy), Jamrud dengan Ningrat (2 juta copy), Dewa dengan Bintang Lima (1,7 juta copy), Sheila on 7 dengan Kisah Klasik untuk Masa Depan (2 juta copy), dan Peterpan dengan Bintang di Surga (3 juta copy).

Bagi generasi milenial, lima band tersebut bisa saja mendapat label “band terbaik” atau “band legendaris”, namun label yang sama belum tentu bisa didapatkan dari Gen Z. Mereka-mereka yang lahir setelah Reformasi 1998, dengan referensi musik lebih luas, beragam, dan punya kepekaan dengan dunia yang serba-terkoneksi seperti sekarang tentu punya selera berbeda.

Untuk itu Mojok meminta Gen Z (usia 19-21 tahun) mengomentari band Padi, Dewa, Jamrud, Sheila on 7, dan Peterpan. Apa yang mereka tahu tentang kelima band tersebut, apa kesan mereka dengan musik-musiknya, dan sedekat apa musik band-band tersebut masih relate dengan mereka.

Pernah dengar istilah “band 1 juta copy” nggak?

Mutiara, (19) Depok, Jabar: Wah, nggak pernah tahu.

Fajar, (21) Surakarta: Belum (pernah denger).

Salma, (21) Lombok: Nggak pernah.

Nanda Fauzan, (21) Banten: Pernah. Peterpan kalau nggak salah, ya? Atau Sheila on 7? Pokoknya antara dua itu. Aku cuma tahu itu, sih. Band yang mampu menjual dengan angka segitu, dan itu pun tahu belakangan aja, dari wawancara di YouTube. Haha.

Kalau band-band kayak Padi, Dewa, Sheila on 7, Jamrud, dan Peterpan? 

Mutiara: Kalau itu tahu. Masih suka dengerin beberapa lagunya juga.

Fajar: Kalau itu familiar.

Salma: Sheila on 7 sama Peterpan doang familiarnya. Hehe.

Nanda Fauzan: Iya (tahu), katakanlah aku bisa sebutin 3-4 album Sheila on 7, Dewa, dan Peterpan, saking familiarnya. Tapi Jamrud dan Padi, aku cuma tahu beberapa hits mereka aja.

Mana band yang musiknya masih asyik untuk kamu? Kenapa?

Mutiara: Sheila on 7 sama Peterpan kalo buat aku. Mungkin yang lebih familiar kali ya. Kalau buat Sheila on 7 sendiri aku masih sering denger lagunya di (acara) pensi-pensi sekolah gitu jadi masih relevan banget sama anak zaman sekarang.

Kalau Peterpan karena Ariel-nya terkenal banget kali ya. Sama dia kan bikin Noah gitu jadi otomatis orang yang dengerin Noah sekarang pasti tahu kalo Ariel dulu di Peterpan.

Fajar: Dewa. Dulu itu apa ya, kenale karena sering dengar alat MP3 walkman itu lho. Suka nyanyi-nyanyi (lagunya) Dewa. Sama karena sering keputer aja mungkin, lagunya juga enak. Liriknya juga gampang dinyanyiin.

Kalau Padi, Sheila on 7, kenalnya malah sekarang-sekarang ini. Maksudnya beberapa tahun ke belakang. Yang Jamrud itu, “Surti Tejo” kan ya?

Salma: Kalau yang Sheila on 7 lagunya pernah jadi OST di film bioskop, yang judul “Anugerah Terindah”, tapi aku lupa nama filmnya apa, filmnya Raditya Dika pokoknya (maksudnya: film Marmut Merah Jambu). Terus kalau lagu-lagu lainnya Sheila on 7 enak-enak gitu dan hype juga di kalangan temen-temenku. Hehe.

Nanda Fauzan: Dewa 19, tapi pas masih Ari Lasso. Itu karena omku aja yang seneng dan rutin puter di kaset pita itu, lho, pas (aku) kecil. Aku nggak denger (Dewa), bahkan sampai sekarang, pas vokalisnya Once. Mungkin karena pengaruh pas kecil itu.

Menurutku Ari Lasso rockstar banget, ditambah kisah-kisah kelamnya di akhir sama Dewa. Jatuhnya kayak pengkultusan gitu deh. Padi aku tahu beberapa lagunya aja. Jamrud malahan sama sama sekali nggak familiar. Tahu Jamrud malah pas Krisyanto mau nyalon jadi Bupati Pandeglang.

Kalau dengar Peterpan itu pertama-tama dari bibiku. Mungkin karena tampang Boril yang terlalu mempesona buat cewek-cewek. Musiknya enak, sih, tapi liriknya nggak sampe di aku. Kalau sama Sheila, justru karena duta Pernah duet sama Tasya atau siapa ya, bikin lagu anak. Setelah itu baru tahu kalau Duta punya Band, Sheila on 7 itu. Dan akhirnya suka.

Kalau lagu-lagu yang masih didengerin sampai sekarang apa aja dari lima band itu tadi?

Mutiara: Kalau Sheila on 7 yang aku suka banget tuh yang “Dan” karena lagunya relatable pas putus cinta. Kalau Peterpan banyak, kayak “Walau Habis Terang”, “Topeng”, terus yang lain juga… tapi lupa judulnya. Haha. Cuma kalo diputer (lagunya) bisa ikut nyanyi.

Emang liriknya relevan dan jatuhnya klasik, bisa diputar di setiap waktu sih. Iramanya juga. Peterpan alasannya juga sama. Kalau Jamrud aku tahu “Pelangi di Matamu”. Padi juga masih relevan banget sebenarnya, tapi akunya nggak terlalu hafal (lagu-lagunya). Kalau Dewa, yang “Kangen” masih tahu.

Fajar: “Pupus” dan “Pangeran Cinta”. Sekarang-sekarang sih sebenarnya udah nggak pernah dengerin juga, cuma (iramanya) masih terngiang-ngiang aja. Kalau Peterpan “Ada Apa Denganmu”.

Lupa judul yang lain, tapi ketika denger lagunya mungkin bisa ngikutin dikit-dikit. Soal irama dan lirik suka aja (sama Peterpan), tapi mungkin karena terlalu lama, jadi suka lupa-lupa liriknya.

Kalau Sheila on 7, “Film Favorit” sama “Sephia”, masih kenal aku lagu-lagunya. Enak didengerin, gampang dihafal.

Salma: “Anugerah Terindah”, “Seberapa Pantas”, “Pemuja Rahasia”, “Itu Aku”, “Lapang Dada”, “Sahabat Sejati”, “Sebuah Kisah Klasik”. Sheila on 7 emang paling enak sih lirik sama iramanya.

Kalau menurutku karena liriknya (Sheila on 7) relatable sama anak sekarang. Ada tentang cinta, sahabat, tentang hidup juga kayak pesan jangan menyerah gitu. Somehow liriknya menginspirasi sih, dan puitis juga. Sama nada-nadanya juga enak, nggak jadul-jadul banget didengernya.

Tapi kalau Peterpan, menurutku lagunya terlalu lambat-lambat dan melow gitu iramanya. Sendu-sendu gimana gitu. Haha. Jadi kayak terlalu lawas.

Kalau Sheila on 7 kan asyik gitu iramanya, semangat. Walaupun Sheila on 7 ada yang galau juga sih cuman yang nggak lambat banget gitu. Sama kadang lagunya Sheila on 7 suka diputar di kafe.

Nanda Fauzan: Kalau Dewa, inget pas masih sama Ari Lasso, ya tentu karena liriknya. Dan belakangan aku sadari, itu bukan lagu yang cocok didengar bocah. Terutama “Restoe Boemi”, “Kirana”, dan “Cukup Siti Nurbaya”. Tapi kenapa ya, dulu aku senang-senang aja dengernya. Masih misteri.

Kalau (lagunya) Sheila on 7, ya karena mereka masih aktif band-nya, beberapa kali juga nonton live-nya. Suara Duta, euy, kalau saya jadi cewek kayaknya bakal jatuh cinta sama dia deh. Pada lagu-lagu tertentu, sangat relate sama aku.

Tapi pada lagu-lagu lain, misal “Radio”-nya Sheila On 7, aku nggak paham. Sama sekali nggak masuk. Lagian, kapan terakhir kita denger Radio coba?

Buat yang nggak relate sama musiknya Padi sama Jamrud, kenapa tuh kira-kira?

Mutiara: Jadi kan kalau yang kayak Peterpan sama Sheila on 7 itu kadang suka kepikiran buat muter sendiri, emang pengen dengerin, tapi kalau Padi cuma waktu nongkrong bareng-bareng gitu.

Kalau soal irama sih, sebenarnya Jamrud sama Dewa masih nyantol di aku, liriknya juga. Tapi kalau Padi mungkin karena di aku liriknya nggak ada yang nyantol.

Fajar: Lebih nggak pernah (dengerin Padi). Mungkin karena temen-temenku dulu kayak nggak pada pernah dengerin Padi juga gitu.

Mutiara: Nggak bisa komentar (karena nggak pernah dengerin).

Nanda Fauzan: Alasan nggak dengar mereka karena nggak ketemu di radarku aja. Pas kecil, lingkunganku nggak ada yang denger mereka, akhirnya kebawa sampai sekarang. Dan saat berusaha memutar lagu-lagunya sekarang, nggak dapet feel-nya. Itu aja sih.

Emang Padi masih ada ya? Aku tahunya Musikimia. (Mojok kasih tahu kalau Padi masih eksis pakai nama Padi Reborn).

Aku nggak tahu. Haha. Tahunya mereka kemudian bikin Musikimia, nah kalau itu (Padi Reborn) aku dengar.

Kalau Jamrud musiknya jorok kata bapakku. Mungkin karena lagu “Surti Tejo” ya?

Kalau boleh tahu, referensi musikmu itu yang kayak gimana sih?

Mutiara: Kalau aku dengerin musik dari dulu mungkin lebih ke arah musik barat kali ya. Western gitu.

Justru musik Indo baru familiar akhir-akhir ini. Kalau Barat mungkin yang emang aku suka tuh Taylor Swift. Kalau Indo ya ayak HiVi, Kunto Aji, Hindia, Raisa, Tulus.

Fajar: Danila, Pamungkas, Banda Neira.

Salma: Wah, banyak nih. Yang Indo apa luar juga? Kalau Indo sih The Overtunes, Juicy Luicy, Pamungkas, Maaar de Jongh, HiVi, Eclat Story. Kalau luar ada BTS, Blackpink, Selena Gomez.

Nanda Fauzan: Belakangan aku suka Sir Dandy, The Upstair. Nggak tahu ya, itu kekinian apa nggak.

BACA JUGA Lewat Akun Alter, Gen Z Mencari Teman, Cinta, Popularitas, dan Perang dan liputan Mojok lainnya.

Exit mobile version