Apa yang didapat saat magang di bank
Syaiful mengatakan, bahwa keputusannya magang di bank ini tepat. Kerjaan masih sesuai jobdesc, masih bisa ngejar belajar tentang dunia perbankan, serta tentu saja dapat pengalaman. Syaiful juga mendapat benefit lain berupa uang bulanan.
Selain benefit yang di atas, ada satu benefit yang Syaiful tekankan di sini, yaitu ilmu untuk bekal dia buka usaha nanti. Syaiful berencana membuat bisnis sampingan pas bekerja nantinya, dan ilmu dari magang di bank ini jadi senjata yang akan dia gunakan nantinya.
Bekal magang di bank akan sangat berguna untuk Syaiful. Pengalaman dan skill yang sesuai dengan pasar memang benar-benar diperlukan agar mahasiswa terserap di dunia kerja. Dilansir dari Kompas, penyebab sarjana menganggur salah satunya karena skill tidak sesuai dengan kebutuhan pasar.
Saya lalu bertanya ke Syaiful, apakah dia akan menyarankan kawannya untuk mengambil MSIB atau magang di luar jurusan. Jawabannya tak saya sangka, dia tidak menyarankan orang-orang mengikuti jalannya.
Nggak usah kalau memang nggak punya rencana
“Nah, kalau ini, saya nggak nyaranin. Soalnya bener-bener capek, Mas. Saya memang mencari ilmunya, untuk bisnis yang nanti saya buat. Kalau mau ambil sih, harus punya motivasi dulu.”
Syaiful, mahasiswa Sosiologi UNESA angkatan 2020 ini menjelaskan bahwa jika ada yang mau ikut MSIB luar jurusan, harus punya motivasi. Dia memang magang di bank, dan tak ada planning sebelumnya untuk itu, tapi dia tahu betul kenapa dia memilih untuk mengambil magang tersebut. jika tidak, dia tak menyarankan untuk ambil MSIB.
“Sebenarnya boleh-boleh aja kalau mau lintas jurusan, tapi harus pinter-pinter milih posisi magangnya. Soalnya bisa beda banget, dan banyak yang mundur gara-gara itu. Kan sayang banget. Padahal MSIB itu nggak tentang IPK dan pengalaman saja, tapi juga untuk mengukur peluang kita.”
Syaiful kembali menegaskan, meski dia merasa capek, tapi dia merasa semuanya worth dengan apa yang dia dapat. Keputusannya magang di bank dia anggap tepat sesuai dengan rencananya di masa depan, dan culture shock yang dia anggap berharga.
Reporter: Rizky Prasetya
Editor: Hammam Izzudin
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.