Jurusan Kuliah 7 Presiden RI, Tidak Ada yang Lulusan Ilmu Politik atau Sebangsanya

Jurusan Kuliah Presiden RI MOJOK.CO

Jurusan Kuliah Presiden RI MOJOK.CO

MOJOK.COPresiden yang pernah memimpin Indonesia memiliki latar belakang pendidikan yang beragam. Menariknya, di antara tujuh presiden yang pernah menjabat, tidak ada satu pun yang pernah berkuliah di jurusan politik atau jurusan serupa. Lantas, mereka berkuliah di jurusan apa saja ya? 

Selama 78 tahun merdeka, ada tujuh presiden yang pernah memimpin Indonesia. Setiap presiden memiliki latar belakang karier yang beragam, mulai dari cendekiawan, militer, hingga masyarakat sipil. Begitu juga dengan latar belakang pendidikannya.

Uniknya, tidak ada satupun dari presiden merupakan lulusan jurusan politik atau jurusan serupa. Padahal, jurusan ini bisa menjadi bekal berharga bagi mereka yang terjun ke dunia politik. Mojok sudah merangkum jurusan kuliah presiden yang pernah menjabat di Indonesia:

Soekarno

Setelah lulus sekolah tingkat SMA di HBS (Hogere Burger School), Surabaya, Soekarno melanjutkan studi di Bandung. Tepatnya di Technische Hoogeschool yang sekarang bernama Institut Teknologi Bandung. Ia dinyatakan lulus pada 26 Mei 1926 dan diwisuda pada 3 Juli 1926.

Saat itu ITB adalah sekolah teknik yang menyediakan satu jurusan dan fakultas saja. Oleh karena itu, Soekarno berkuliah di Fakultas de Faculteit van Technische Wetenschap (Ilmu Teknik) dan jurusan de afdeeling der Weg En Waterbouw (Teknik Hidrolik Jalan).

Soeharto

Presiden kedua Indonesia, Soeharto, memiliki riwayat pendidikan militer sejak lulus SMP. Ia mendaftar Koninklijk Nederlands Indische Leger (KNIL) yang setara Sekolah Bintara. Pendidikan itu ditekuni hingga ia lulus dari Sekolah Bintara, Gombong, pada 1940. Ia lulus sebagai prajurit teladan.

BJ Habibie

Habibie salah satu orang tercerdas yang pernah dimiliki Indonesia. Sejak kecil Habibie memang terkenal cemerlang dalam berbagai mata pelajaran, terutama bidang eksakta. Selepas SMA ia mendaftar ke Universitas Indonesia Bandung atau sekarang ITB. Di sana ia belajar teknik mesin. Di universitas itu, ia hanya bertahan satu tahun.

Habibie lebih memilih menghabiskan 10 tahun pendidikan di Rheinisch Westfälische Technische Hochschule (RWTH), Aachen, Jerman Barat. Di sana ia menekuni teknik penerbangan dengan spesialisasi konstruksi pesawat terban. Habibie mengantongi gelar diploma insinyur pada 1960 dan gelar doktor insinyur pada 1965.

Abdurrahman Wahid (Gus Dur)

Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, melanjutkan perguruan tinggi di Universitas Al-Azhar di Kairo, Mesir. Pada saat itu ia menerima beasiswa dari Kementerian Agama (Kemenag) untuk mempelajari studi Islam.

Akan tetapi, Gus Dur tidak menyelesaikan kuliahnya karena tidak setuju dengan metode pendidikan yang diajarkan. Selain itu, meletusnya Gerakan 30 September (G 30 September) menambah bebannya yang tengah bekerja di Kedutaan Besar Indonesia di Mesir.

Saat G30 September meletus, pemerintah pusat meminta Kedubes Indonesia di Mesir untuk menginvestigasi para pelajar. Kedubes Indonesia di Mesir juga wajib memberikan laporan kedudukan politik. Gus Dur yang mendapat mandat membuat laporan merasa tugas itu mengganggu dirinya.

Untung saja, studi Gus Dur di luar negeri terselamatkan oleh Universitas Baghdad yang terletak di Irak. Ia mendaftar Department of Religion dengan jurusan ilmu sastra dan humaniora. Setelah lulus, ia mencoba menimba ilmu di beberapa universitas lain di Eropa.

Megawati Soekarnoputri

Megawati sempat mengenyam bangku kuliah di Universitas Padjajaran di Bandung. Ia mengambil jurusan pertanian, tapi keluar pada 1967. Megawati memilih menemani Soekarno, ayahnya, setelah lengser pada tahun itu. Setelahnya, Megawati sempat belajar psikologi di Universitas Indonesia (UI) tapi keluar dalam waktu dua tahun.

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)

Seperti Soeharto, Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY memiliki latar belakang pendidikan militer. Setelah lulus SMA, SBY melanjutkan pendidikan di Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri). Ia masuk Akabri pada 1970 dan lulus pada 1973. SBY menjadi murid terbaik.

Riwayat pendidikan SBY sebenarnya tidak hanya berhenti sampai di situ. Setelah lulus dari Akabri ia mengikuti berbagai kursus terkait kemiliteran di luar negeri.

Joko Widodo (Jokowi)

Presiden ke-7 RI yang masih menjabat hingga saat ini, Joko Widodo, merupakan lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM). Ia belajar di Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan pada 1977. Kesempatan belajar itu ia fokuskan untuk mempelajari struktur kayu, pemanfaatan, dan teknologinya. Ia menyelesaikan pendidikan tinggi berkat skripsinya yang berjudul “Studi tentang Pola Konsumsi Kayu Lapis pada Pemakaian Akhir di Kodya Surakarta”. Jokowi lulus dan mendapat gelar insinyur pada 1980.

Di atas beberapa jurusan kulian presiden yang pernah memimpin Indonesia. Di antara presiden-presiden itu tidak ada satupun yang memiliki latar belakang politik. Bagaimana dengan presiden terpilih di 2024 nanti ya?

Penulis: Kenia Intan
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Ketemu Teman Kuliah, Jokowi: Bukan untuk Mengenang Masa Lalu
Cek berita dan artikel lainnya di Google News

Exit mobile version