7 Hal yang Perlu Diperhatikan Jika Kamu Menjadi ‘Support System’ Korban KBGO

mendampingi korban kbgo

Ilustrasi panduan dalam mendampingi korban KBGO (Mojok.co).

MOJOK.COKekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) sering kali diremehkan karena dianggap bukan sebagai kekerasan. Padahal ancaman online dan offline seringkali saling terkait sehingga berdampak nyata bagi korban, termasuk dari sisi psikologisnya. 

Kasus KBGO kian menjadi perhatian karena jumlahnya yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Menurut Catatan Tahunan Komnas Perempuan 2023, kasus kekerasan siber berbasis gender yang diadukan cenderung meningkat sejak 2018 hingga saat ini. 

Pada 2022 memang terjadi sedikit penurunan pengaduan kasus. Angkanya menjadi 1.697 dari 1.721 pada 2021. Namun ditengah jumlah yang melandai itu, Komnas Perempuan justru mendapati serangan balik yang lebih intens. Misalnya, korban dijerat UU ITE hingga diancam dan diintimidasi baik secara langsung maupun tidak langsung. 

Gambaran di atas semakin menguatkan bahwa kekerasan di ranah online memang bisa berkelindan dengan ranah offline. Kondisi ini jelas berdampak pada psikologis korban. Oleh karenanya, dukungan psikologis juga diperlukan oleh korban KBGO. 

Peran Peer Support untuk Korban KBGO

Dalam Buku Saku#2 Penanganan KBGO dan Tantangannya yang disusun oleh PurpleCode Collective, ada empat aspek penanganan KBGO, pendekatan psikologis salah satunya. Pendekatan ini bisa berbentuk peer support atau dukungan sebaya.

Peer support atau juga kerap disebut support system biasanya adalah orang-orang terdekat korban yang menemani korban, dan mendengarkan cerita korban dari waktu ke waktu. Sebenarnya tidak hanya orang-orang terdekat yang bisa disebut peer support. Mereka yang tidak dikenal korban tetapi memberikan dukungan pun termasuk di dalamnya. 

Peer support bisa menjadi dukungan psikologis sebagai proses awal pemulihan. Apalagi mayoritas korban merasa syok dan takut, serta berpotensi mengalami trauma akibat KBGO. Mengingat pentingnya peran peer support terhadap pemulihan psikologis korban, mereka perlu memperhatikan beberapa hal:

  1. Tidak meragukan cerita korban
  2. Tidak membandingkan pengalaman korban dengan pengalamannya sendiri atau orang lain. Meskipun intensinya baik, hal ini bisa menimbulkan perasaan bahwa pengalamannya diremehkan.
  3. Tidak memberikan berprasangka atau menghakimi
  4. Meyakinkan korban bahwa ia tidak sendirian
  5. Bersedia meluangkan waktu dan energi
  6. Bekali diri dengan informasi terkait KBGO
  7. Tidak menceritakan ulang pengalaman korban kepada orang lain tanpa persetujuan korban

Selain peer support, pendekatan psikologis terhadap korban juga bisa dilakukan dengan konseling. Psikolog bisa membantu perempuan korban kekerasan untuk mendiagnosis situasi psikologis korban. Catatan penting, korban KBGO memerlukan psikolog yang berpengalaman membantu perempuan korban kekerasan. Setidaknya, psikolog yang memiliki perspektif gender agar tidak memperburuk kondisi psikologis korban. 

Penulis: Kenia Intan
Editor: Amanatia Junda

BACA JUGA Apa yang Semestinya Dilakukan ketika Mendampingi Korban KBGO? 

Exit mobile version