Apa Bedanya AD/BC dan CE/BCE dalam Sistem Penanggalan?

MOJOK.CO Istilah ‘Sebelum Masehi’ di Indonesia ternyata punya padanannya di bahasa Inggris, baik dalam sistem AD/BC maupun CE/BCE. Tapi, apa beda kedua sistem ini, ya?

Setiap kali tahun baru berlangsung, satu angka selalu kita tambahkan dalam deret tahun. Hal inilah yang menjadikan tahun ini adalah tahun 2018, sementara tahun lalu adalah tahun 2017. Sementara itu, saat belajar sejarah di kelas IPS, ada pula materi-materi kehidupan masa lampau, yang tahunnya bahkan diikuti huruf SM, alias Sebelum Masehi.

Apakah penulisan semacam 130 SM atau 34 SM hanya ada di Indonesia? Tidak, ternyata.

Di seluruh negara yang menggunakan penanggalan dengan sistem Gregorian, sistem SM dan Masehi tentu sama familiarnya. Dalam bahasa Inggris, istilah SM disebut BC (Before Christ) sementara masa sesudahnya disebut AD (Anno Domini).

Eh, tunggu dulu. Tapi, kenapa ada juga istilah BCE (Before Common Era) dan CE (Common Era) yang disebut-sebut sama dengan AD/BC??? Bedanya apa???

Awal Mula Penggunaan Istilah AD/BC dalam Sistem Penanggalan Gregorian

Sistem Gregorian? Apa itu?

Coba lihat kalender Masehi yang ada di rumahmu. Dalam penanggalan Gregorian, satu pekan dimulai dari hari Senin hingga Minggu dengan susunan 12 bulan, mulai dari Januari hingga Desember. Masing-masing bulannya punya 30 atau 31 hari, lengkap dengan adanya tahun kabisat per 4 tahun.

Sistem penanggalan Gregorian punya “garis start” berupa kelahiran Yesus, atau  yang disebut sebagai tahun pertama. Inilah yang menjadi penyebab mengapa tahun-tahun yang berlangsung sebelum kelahiran Yesus dianggap sebagai Before Christ (BC). Dalam bahasa Indonesia, SM yang bermakna serupa dengan BC adalah wujud penamaan dari cerita yang sama.

Dilansir dari Tirto.id, kata ‘Masehi’—termasuk dalam istilah ‘Sebelum Masehi’—berarti mengusap dan membelai, sebagaimana kata ‘Al-Masih’. Dalam terjemahan Alkitab, kata ini sama artinya dengan ‘Mesiah’ atau ‘Mesias’ yang merujuk pada Yesus. Itulah mengapa pada tahun-tahun setelah kelahiran Yesus, kata ‘Masehi’ digunakan. Dalam bahasa Inggris, zaman selepas BC sendiri dikenal dengan istilah AD (Anno Domini), yang berarti ‘Tahun Tuhan’.

Singkatnya, sistem AD/BC ini lantas populer digunakan dengan berpatokan pada tahun kelahiran Yesus. Peraturannya, penulisan tahun BC harus didahului dengan angka, sementara AD sebaliknya. Misalnya: 23 BC dan AD 1945.

Munculnya Keraguan Pada Sistem AD/BC dan Lahirnya Sistem CE/BCE

Pada tahun-tahun selanjutnya. penggunaan sistem AD/BC tak lagi populer. Salah satu penyebabnya adalah penggunaan kata Christ dalam kepanjangan BC dan makna ‘Tahun Tuhan’ dari istilah AD. Arti istilah-istilah ini terasa sangat Kristiani sehingga menimbulkan beberapa pertimbangan baru.

Kalau dipikir-pikir, hal ini mirip juga dengan kasus kata ‘Minggu’ di Indonesia, ya? Nama hari yang satu ini konon berarti ‘Hari Tuhan’ sehingga orang-orang lantas memilih memakai istilah ‘Ahad’.

Anyway, dengan alasan tersebut, muncullah sistem penanggalan baru, yaitu…

*jeng jeng jeng*

…CE/BCE!!!

Sistem penanggalan ini telah ada sejak bertahun-tahun lalu, namun baru benar-benar populer di abad ke-20, khususnya di kalangan ilmuwan.

Meski keputusan penggantian sistem penanggalan ini cukup mengusik beberapa kelompok, termasuk Uskup Agung di Australia dan kalangan gereja, nyatanya ada beberapa alasan yang menguatkan kelompok ilmuwan untuk mulai meninggalkan sistem AD/BC, yaitu:

  1. AD/BC dianggap tidak konsisten karena AD merupakan istilah bahasa Latin, sedangkan BC berbahasa Inggris. Gaya penulisan AD dan BC yang tidak seragam pun dianggap membingungkan. Jika kita harus menulis 23 tahun sebelum Masehi sebagai ‘23 BC’, kenapa kita harus menulis tahun 1945 dengan susunan ‘AD 1945’, bukannya ‘1945 AD’?
  2. Beberapa penelitian terbaru membuktikan bahwa kelahiran Yesus tidaklah berada pada tahun pertama AD, melainkan jatuh di antara 7 hingga 2 tahun sebelum Masehi (BC).
  3. Munculnya pemahaman yang keliru mengenai kepanjangan dari AD, yaitu After Death (of Christ), alih-alih Anno Domini.
  4. Dengan sistem AD/BC, para pengguna—khususnya yang bukan Kristiani—harus memiliki pengetahuan tentang arti bahasa Latin ‘Anno Domini’ terlebih dulu, atau tentang siapa itu Christ dalam istilah ‘Before Christ’.

Seperti yang telah disebutkan, CE adalah singkatan dari Common Era yang posisinya sama dengan AD, sementara BCE (Before Common Era) sejajar dengan BC. Pemilihan CE/BCE ini dianggap menjadi solusi yang tepat karena lebih netral dan tidak berpihak ke agama tertentu.

Sisi positif lainnya dari sistem ini adalah adanya konsistensi gaya penulisan tahun, yaitu didahului angka sebelum diikuti huruf. Misalnya: ‘23 BCE’ dan ‘1945 CE’.

Hingga kini, pro dan kontra soal penggantian AD/BC menjadi CE/BCE terus berlangsung. Ada yang setuju, ada pula yang tidak. Sebagian dari mereka juga bertanya-tanya, “Lah, kalau gantinya BC adalah BCE, emangnya nanti nggak dikirain jadi ‘Before Christ Era’ karena sama-sama ‘C’?” dan menimbulkan kebingungan baru melalui debat panjang—persis kayak netizen di kolom komentar Instagram artis.

Yah, namanya juga hidup; harus penuh tantangan, dong. Kalau setuju-setuju terus mah patut dipertanyakan: emangnya situ partisipan yang lagi ngisi kuesioner skripsi asal-asalan?

Exit mobile version