TPS Sementara di Cangkringan Batal, Sultan Putuskan Tamanmartani Jadi TPS Pengganti

TPS Sementara di Cangkringan Batal, Sultan Putuskan Tamanmartani Jadi TPS Pengganti. MOJOK.CO

Tumpukan sampah di Depo Baciro Kota Jogja dan depo lain akhirnya bisa dikirim ke TPST Tamanmartani. (Yvesta Ayu/Mojok.co)

MOJOK.COGubernur DIY Sultan HB X secara tegas memutuskan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Tamanmartani, Kalasan, menjadi tempat sampah untuk Kabupatn Sleman. Keputusan itu sekaligus menganulir rencana kawasan Padukuhan Karanggeneng, Umbulharjo, Cangkringan sebagai tempat pembuangan sampah sementara. 

“Sleman, diperintahkan oleh Bapak Gubernur, hari ini, tegas ya diperintahkan, Sleman harus melakukan pengelolaan sampah secara mandiri di TPST Tamanmartani,” ujar Sekda DIY, Beny Suharsono di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Kamis (27/07/2023).

Keputusan tersebut setelah warga dari Karanggeneng menolak pembangunan TPS sementara di kawasan mereka. Hasil Rapat Koordinasi Pengendalian (Rakordal), TPST Tamanmartani di Kapanewon Kalasan nantinya akan menjadi tempat pembuangan sampah yang dihasilkan wilayah Sleman setelah penutupan TPST Piyungan selama 45 hari. Gubernur DIY Sultan HB X menetapkan keputusan itu langsung.

Desentralisasi kurangi beban TPST Piyungan

Beny menambahkan, Pemda DIY juga melakukan desentralisasi pengolahan sampah. Hal itu untuk mengurangi beban TPST Piyungan yang telah mengalami kelebihan kapasitas. 

Karenanya kabupaten/kota nantinya akan mengeolah sampah masyarakat lebih dulu. Dengan demikian hanya sampah residu saja yang ke TPST Piyungan.

“Kalau kabupaten mengolah sampah dulu, maka yang nanti dibawa ke Piyungan tinggal residu, ini akan mengurangi banyak sampah yang masuk kesana [Piyungan],” tandasnya.

Beny mencontohkan, Sleman ke depan menyiapkan empat lokasi untuk tempat pengolahan sampah. Selain di Tamanmartani, desentralisasi pengolahan sampah berada di Donokerto.

“Sleman itu kan punya empat yang saya tahu untuk melakukan penanganan sampah yang dalam waktu pendek dibuka di Tamanmartani,” ungkapnya.

Bantul sudah melakukan desentralisasi pengolahan sampah. Beberapa kalurahan di wilayah tersebut saat ini sudah mampu mengolah sampah secara mandiri.

“Ada bank sampah di Bantul, contohnya Panggungharjo,” jelasnya.

Kota Jogja sulit olah sampah

Beny menambahkan, Kota Yogyakarta saat ini kesulitan melakukan pengolahan. Sebab ada keterbatasan lahan di Kota Yogyakarta.

“Pengolahan sampah di Kota Yogyakarta hendaknya sejak tingkat paling awal yakni rumah tangga,” jelasnya.

Karena itu TPST Piyungan akan membuka kuota khusus untuk Kota Yogyakarta. TPST tersebut membuka layanan pembuangan sampah maksimal 100 ton perhari di zona transisi 1 yang saat ini tersisa 1.417 meter persegi. 

Selain itu, Kulon Progo juga akan membantu penampungan sampah untuk Kota Yogyakarta. Targetnya maksimal 15 ton sampah bisa kabupaten itu kelola per harinya.

“Tinggal sisanya ini nanti Kota Yogyakarta mengelola sendiri. Jadi yang tak terkelola ke Piyungan. Tegas bahwa Kota Jogja harus mengelola sendiri, 100 ton akan kita geser ke Piyungan di zona transisi 1 itu,” ungkapnya.

Bantul siap bantu Kota Jogja

Sementara Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih mengungkapkan Pemkab Bantul siap menampung sebagian sampah dari Kota Yogyakarta. Bantul akan bekerjasama dengan Kabupaten Sleman untuk menampung sementara sampah dari Kota Yogyakarta sebelum TPST Piyungan kembali beroperasi. 

“Setidaknya Sleman dan Bantul diharapkan mandiri, kapasitasnya membantu pembuangan sampah dari Kota Jogja,” ujarnya.

Pemkab menyiapkan TPST baru di empat lokasi. Yakni di Modalan, Niten, Guwosari dan Murtigading. “Kalau ini berjalan insyallah bantul tidak lagi membuang sampah di Piyungan dan bisa membantu kota,” paparnya.

Bantuan Rp 50 juta untuk kelola sampah

Halim menyebutkan, Bantul juga menggerakkan program pemberdayaan masyarakat berbasis padukuhan. Pemkab memberikan bantuan anggaran Rp 50 juta tiap padukuhan untuk proses pemilahan sampah.

Anggaran tersebut bisa untuk pengelolaan sampah tingkat padukuhan. Di antaranya melalui  pemilahan sampah sejak dari padukuhan atau bahkan sejak dari rumah tangga yang akan terjadi pengurangan timbunan sampah sebelum membuangnya ke TPST Piyungan.

“Keempat TPST itu masih disiapkan dan berproses semuanya. Kemudian yang sudah ada di Guwosari akan kita dukung karena itu milik kalurahan, di Panggungharjo juga akan kita dukung pengembangannya dan Murtigading sedang kita kembangkan,” imbuhnya.

BACA JUGA Sejumlah Upaya UGM Atasi Persoalan Sampah di DIY Sejak 2011

Cek berita dan artikel lainnya di Google News

Exit mobile version