Stasiun Kutoarjo Lebih Tua daripada Stasiun Purworejo, Ini Alasan di Baliknya

Stasiun Kutoarjo Lebih Tua daripada Stasiun Purworejo MOJOK.CO

Stasiun Kutoarjo Lebih Tua daripada Stasiun Purworejo (id.wikipedia.org/wiki/Stasiun_Kutoarjo)

MOJOK.COStasiun Kutoarjo lebih dahulu dibangun daripada Stasiun Purworejo. Padahal, Stasiun Kutoarjo terletak jauh dari pusat Kota Purworejo. 

Stasiun Kutoarjo selalu disinggung ketika membicarakan reaktivasi Stasiun Purworejo. Maklum saja, reaktivasi berarti akan membangkitkan kembali jalur kereta api yang menghubungkan Stasiun Kutoarjo dan Stasiun Purworejo. Jalur sepanjang sepanjang 12 km itu sudah tak aktif sejak 2010.

Uniknya, Stasiun Kutoarjo ternyata lebih dahulu berdiri daripada Stasiun Purworejo. Padahal, Stasiun Purworejo lah yang terletak di pusat Kota Purworejo . Sementara Stasiun Kutoarjo berjarak belasan kilometer dari pusat kota.

Ternyata, keberadaan stasiun pada zaman Belanda dipengaruhi pembangunan jalur kereta api. Di sisi lain, pembangunan jalur kereta api tidak lepas dari kepentingan pengangkutan komoditas ekspor hasil tanam paksa.

Di Purworejo juga terjadi praktik praktik tanam paksa. Pemerintah Belanda menggunakan sebagian besar area persawahan untuk tanaman indigo atau nila. Produksi nila di Purworejo pada waktu itu tergolong tinggi. Setidaknya ada empat pabrik pengolahan nila pada 1834. Selain nila, Purworejo juga produsen kopi, tebu, dan gula.

Mengangkut hasil tanam paksa

Hasil tanam paksa dari Jawa Tengah bagian selatan perlu diangkut ke pelabuhan utama yang terletak di Cilacap. Dari sana, hasil tanam paksa kemudian di ekspor. Tercetuslah ide membangun jalur kereta api Cilacap-Yogyakarta untuk memudahkan mengangkut komoditas tanam paksa tadi.

Setelah proses yang panjang, akhirnya pemerintah pusat Belanda menyetujui pembangunan jalur kereta api itu. Jalur kreta api akan membentang dari Cilacap hingga Yogyakarta melewati Kutoarjo. Panjang jalur itu mencapai 176 km.

Selain itu, rencana membangun jalur cabang Kutoarjo-Purworejo sepanjang 12 km juga mendapat lampu hijau. Jalur cabang itu untuk keperluan militer. Kota Purworejo cukup strategis dari segi militer, sehingga terdapat barak tentara Belanda di sana.

Stasiun Kutoarjo dibangun lebih dahulu

Sebenarnya tidak ada catatan pasti terkait tahun pembangunan Stasiun Kutoarjo dan Stasiun Purworejo. Namun, mayoritas sumber menyebutkan Stasiun Kutoarjo hadir terlebih dahulu daripada Stasiun Purworejo. Alasannya, Kutoarjo adalah daerah yang dilewati oleh jalur kereta api Cilacap-Yogyakarta.

Berbagai sumber menyebutkan Stasiun Kutoarjo sudah ada sejak pembangunan jalur Cilacap-Yogyakarta. Dengan kata lain, pada 1887 stasiun ini sudah berdiri karena jalur Cilacap-Yogyakarta resmi berfungsi pada tahun tersebut. Sejak saat itu, Stasiun yang terletak di yang Desa Kutoarjo Kecamatan Kutoarjo, Kabupaten Purworejo itu aktif beroperasi hingga sekarang.

Kini, keberadaan Stasiun Kutoarjo lebih familiar bagi penumpang kereta api yang melintasi jalur rel selatan Jawa. Apalagi stasiun ini merupakan stasiun utama di wilayah Kabupaten Purworejo. Tidak sedikit yang menjadikan stasiun ini sebagai ujung beberapa layanan kereta api antar kota.

Sementara, Stasiun Purworejo baru berdiri setelah jalur cabang Kutoarjo-Purworejo beroperasi pada 1887. Ada sumber yang menyebutkan, pembangunan Stasiun Purworejo dimulai pada 1887 dan selesai pada 1901.

Saat ini Stasiun Purworejo adalah stasiun terminus. Artinya, stasiun ujung yang tidak ada jalur kereta api setelahnya. Padahal Belanda sebenarnya berambisi melanjutkan jalur itu hingga ke Semarang. Mengingat, di sana juga terdapat pelabuhan. Namun, rencana itu tidak terwujud karena kendala biaya.

Melanjutkan jalur hingga Semarang perlu dana yang tidak sedikit. Untuk mencapai Semarang, jalur kereta api dari Stasiun Purworejo setidaknya harus tersambung dengan jalur kereta api Muntilan. Menghubungkan Purworejo dengan Muntilan perlu membelah pegunungan. Biaya pembangunan di titik inilah yang bakal menguras biaya, padahal kondisi ekonomi sedang tidak baik.

Penulis: Kenia Intan
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Menanti Jalur Kereta Api Secang-Yogyakarta Hidup Lagi, Biar Enak Kalau ke Semarang atau Sebaliknya
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

Exit mobile version