MOJOK.CO – Kehadiran internet hari ini begitu krusial. Mau ngehubungin orang, bekerja, baca berita, sampai beli makan dan pesan ojek kini butuh internet. Tapi tau nggak kabarnya tahun 2025 akan ada kiamat internet lho!
Baru-baru ini tersiar kabar warga dunia bakal menghadapi masa kehilangan internet. Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) memperingatkan akan adanya potensi gangguan internet selama berbulan-bulan pada 2025.
Badai Matahari menyerang Bumi
Melansir USA Today, penyebab kiamat atau gangguan internet adalah badai Matahari. NASA mengungkapkan Matahari akan menjadi lebih aktif pada 2025. Fenomena tersebut merupakan siklus 11 tahunan di mana matahari melepaskan partikel magnetiknya ke Tata Surya. Partikel magnetik ini sebagai solar wind atau angin surya.
Meski lebih padat dari angin di Bumi, namun angin surya ini bisa bertiup lebih cepat yakni dengan kecepatan 1-2 juta mil per jam. Angin surya ini mampu melepaskan partikel Matahari dan radiasi elektromagnetik yang bisa memicu gangguan di Bumi, seperti terhambatnya sinyal satelit, komunikasi radio, internet, dan jaringan listrik.
Badai serupa pernah melanda Bumi
Mengutip dari Washington Post, badai Matahari pernah terjadi pada 1859. Badai itu terkenal sebagai Carrington Event. Saat itu, badai Matahari memicu kebakaran di stasiun telegraf yang mengakibatkan terhambatnya pengiriman pesan selama beberapa waktu. Lalu pada 1989, badai Matahari membuat jaringan listrik di Quebec, Kanada lumpuh selama berjam-jam.
“Kami tidak pernah mengalami salah satu kejadian kasus ekstrem, dan kami tidak tahu bagaimana infrastruktur kami akan menanggapinya,” ujar profesor ilmu komputer di University of California, Sangeetha Abdu Jyothi.
Menerka dampak badai Matahari terhadap manusia
Ketua Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC, Pratama Persadha mengatakan bahwa badai Matahari mungkin akan menyerang berbagai sistem telekomunikasi namun tidak dengan manusia. Meskipun partikel Matahari akan menuju ke Bumi, lapisan udara yang mengelilingi Bumi akan membuat efeknya tidak terasa bagi tubuh manusia.
Dosen Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) ini meluruskan, prediksi kiamat internet akibat badai Matahari ini tidak sepenuhnya benar. Tidak semua sistem telekomunikasi dan internet akan terkena imbasnya. Komunikasi melalui fiber optik atau teknologi penyalur jaringan internet melalui kabel dapat berjalan seperti biasa.
“Hanya saja mungkin kapasitas yang bisa ditampung akan berkurang karena sebagian transmisi sinyal masih menggunakan satelit dan radio yang akan terganggu pada saat terjadi badai Matahari,” jelasnya, mengutip dari Kompas.com.
Gangguan komunikasi ini juga hanya akan terjadi beberapa saat yakni pada waktu puncak badai Matahari saja. Setelah puncak badai usai, sistem komunikasi kembali berfungsi seperti sedia kala.
Upaya NASA menghadapi badai Matahari
NASA sendiri pasrah begitu saja. Ilmuwan mereka telah mengupayakan langkah pencegahan menghadapi badai Matahari tersebut. Selama bertahun-tahun mereka mempelajari bagaimana badai Matahari dapat berdampak pada infrastruktur Bumi.
Baru-baru ini, NASA menciptakan model komputer baru yang menggabungkan kecerdasan buatan dan data satelit. Ketika ada cuaca luar angkasa yang berpotensi membahayakan, alarm peringatan berbunyi. Teknologi baru ini akan memberi peringatan selama 30 menit. Nah, menit vital ini menjadi waktu yang bisa digunakan untuk mengamankan atau meminimalisir dampaknya terhadap jaringan listrik dan lainnya.
“Suatu hari nanti akan ada sirene badai matahari yang membunyikan alarm di pembangkit listrik dan pusat kendali satelit di seluruh dunia,” ujarnya.
Penulis: Iradat Ungkai
Editor:Â Purnawan Setyo Adi