Salah satu humor lawas paling legendaris tentang penggunaan pembalut sebagai sebuah konsumsi adalah kisah tentang drakula yang duduk di balkon hotel, menikmati malam, sambil menyeduh teh dengan menggunakan bekas pembalut perempuan sebagai teh celup.
Humor menggunakan pembalut sebagai sebuah konsumsi di atas tentu saja sebatas khalayan tingkat lanjut belaka. Namun, tak ada yang menyangka jika ternyata, penggunaan pembalut sebagai sebuah bahan konsumsi ternyata benar-benar ada. Dan itu terjadi di Indonesia.
Ya, Indonesia kini sedang dihebohkan dengan perilaku menyimpang menggunakan air rebusan pembalut untuk mabuk karena konon bisa menyebabkan pengonsumsinya nge-fly.
Para pemabuk pembalut ini sengaja menggunakan air rebusan pembalut sebagai pengganti narkoba jenis sabu, lem, dan pil koplo
Tren mabuk menggunakan air rebusan pembalut ini memang sedang merebak di beberapa daerah di Indonesia, di antaranya adalah Jawa tengah, Jawa Barat, termasuk Jakarta. Tren-nya kemudian meluas ke beberapa daerah, terlebih setelah pemberitaannya tentangnya meluas dengan hebat dan membuat banyak orang penasaran.
Nah, ternyata, tren mabuk menggunakan air rebusan pembalut ini cukup bikin pusing pihak kepolisian. Maklum, pihak kepolisian sampai saat ini belum bisa memberikan tindakan hukum untuk menjerat para pemabuk pembalut karena berdasarkan undang-undang narkotika, pembalut bukanlah narkoba.
Hal tersebut diakui langsung oleh Kepala Bidang Pemberantasan BNN Provinsi Jateng Ajun Komisaris Besar Suprinarto.
“Kami tidak bisa menindak mereka, tindakan hukum tidak bisa karena barang yang digunakan legal dan bukan narkotika atau psikotropika,” ujar Suprinanto.
Yang bisa dilakukan oleh BNN atas fenomena mabuk dengan pembalut sejauh ini hanyalah memberikan edukasi.
“Langkah kami yang bisa ya memberikan edukasi kepada mereka bahwa itu perilaku menyimpang yang merugikan kesehatan.”
Hahaha, PEMABUK 1 – 0 POLISI.
Ah, Indonesia ini memang unik dan kreatif. Apa-apa bisa digunakan untuk mabuk. Dari mulai pil koplo, lem, antimo, pembalut, politik, bahkan sampai agama.