Persaudaraan Alumni 212 akan Hapus Nama TGB dari Daftar Rekomendasi Capres Karena Mendukung Jokowi

Manuver Gubernur NTB TGH Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) yang secara mengejutkan mendukung Jokowi 2 periode ternyata bikin kelimpungan banyak pihak.

Salah satu pihak yang cukup kelimpungan tentu saja adalah Persaudaraan Alumni 212 (PA 212). Maklum saja, lembaga ini beberapa waktu yang lalu sempat merekomendasikan nama Tuan Guru Bajang sebagai salah satu capres alternatif pilihan umat.

Dalam Rakornas PA 212 digelar di Aula Sarbini, Taman Wiladatika, Cibubur, Jakarta Timur, Selasa 29 Mei lalu, PA 212 merilis lima daftar rekomendasi capres. Dari lima nama tersebut, Tuan Guru Bajang menjadi salah satunya (empat lainnya adalah Habib Rizieq Shihab, Prabowo Subianto, Yusril Ihza Mahendra, dan Zulkifli Hasan).

Tuan Guru Bajang masuk sebagai salah satu rekomendasi calon presiden versi PA 212 karena Gubernur Nusa Tenggara Barat ini dianggap sebagai sosok yang alim, paham agama, berpengalaman, serta mumpuni dalam ilmu kepemimpinan.

Nama Tuan Guru Bajang diusulkan sebagai salah satu rekomendasi calon presiden oleh beberapa peserta Rakornas.

“Kami menghargai peserta rakornas waktu itu. Ada segelintir yang mengusulkan nama TGB. Karena kami melihat ulama dan berpengalaman menjadi gubernur, kami harus menerima aspirasi mereka,” kata juru bicara PA 212 Novel Bamukmin.

Tapi, dunia memang mudah berubah. Setelah dengan terang-terangan mendukung Jokowi dua periode, Tuan Gurung Bajang pun langsung masuk “daftar hitam”.

PA 212 berencana akan segera menghapus nama Tuan Guru Bajang dari daftar rekomendasi capres.

“Akan kami coret kalau memang dia positif mendukung Jokowi. Karena buat kami itu harga mati untuk tidak mendukung Jokowi,” kata Novel.

Novel mengakui tak terlalu berat bagi PA 212 untuk menghapus TGB dari daftar, sebab selain tak punya hubungan yang dekat dengan TGB, PA 212 juga punya sentimen yang tak terlalu baik dengan Partai Demokrat, partai tempat TGB bernanung.

Seperti diketahui, di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, Habieb Rizieq juga pernah dipidanakan, bahkan sampai tiga kali.

“Demokrat ini mulai dari 2004 sampai 2014 buat kami punya jejak hitam. Karena bagaimanapun guru kami, Habib Rizieq, kasus penjara sampai tiga kali,” kata Novel.

Nah lho… Nah lho… Bingung kan? Sama.

Gara-gara mendukung Jokowi, seseorang yang direkomendasikan menjadi capres karena dianggap alim serta punya kapabilitas kapabilitas kepemimpinan yang mumpuni langsung dicoret dari daftar rekomendasi.

Agaknya memang benar guyonan orang-orang soal dukung-mendukung Jokowi ini: “Sealim apapun ulama, kalau dukung Jokowi, ia bisa dianggap kafir. Apalagi yang kafir, pasti langsung dicap atheis.”

tuan guru bajang

Exit mobile version